
Palantir, sebuah perusahaan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan, melaporkan hasil kuartal kedua dengan pendapatan yang mencapai rekor satu miliar dolar, naik 48% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan permintaan yang kuat dari pasar untuk produk AI mereka.
Laba yang disesuaikan dilaporkan 16 sen per saham, angka ini melampaui ekspektasi para analis di Wall Street, memperkuat kepercayaan pada kemampuan Palantir menghasilkan keuntungan dari teknologi AI canggihnya.
CEO Palantir, Alex Karp, menyebut kuartal ini sebagai 'fenomenal' dan menekankan dampak luar biasa dari leverage AI pada performa perusahaan, dengan bisnis komersial hampir menggandakan pendapatan dibanding tahun lalu dan pertumbuhan 68% dari bisnis di Amerika Serikat.
Melihat ke depan, Palantir menaikkan proyeksi pendapatan kuartal ketiga menjadi sekitar Rp 1.78 juta ($1,08) hingga Rp 17.93 triliun ($1,09 miliar) , serta menaikkan target penuh tahun ini menjadi sekitar Rp 6.81 juta ($4,14) hingga Rp 68.25 triliun ($4,15 miliar) , jauh di atas estimasi sebelumnya dan prediksi analis.
Reaksi pasar terasa langsung dengan kenaikan harga saham Palantir sekitar 4% dalam perdagangan setelah jam kerja, dan sahamnya telah mengalami kenaikan lebih dari 500% selama 12 bulan terakhir, mengindikasikan optimisme besar dari investor terhadap masa depan perusahaan.