Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Integrasi Cryptocurrency dan Perbankan Digital di Asia dan Afrika

Share

Negara-negara di Asia dan Afrika semakin mengintegrasikan cryptocurrency dan perbankan digital ke dalam sistem keuangan tradisional. Langkah ini mencakup peluncuran konversi crypto-to-fiat, persetujuan stablecoin, dan ekspansi layanan perbankan digital, yang bertujuan meningkatkan inklusi keuangan dan efisiensi transaksi.

18 Agt 2025, 19.23 WIB

Mesir Luncurkan onebank, Bank Digital Penuh Pertama di Negara Ini

Mesir Luncurkan onebank, Bank Digital Penuh Pertama di Negara Ini
Banque Misr melalui anak perusahaannya, Misr Digital Innovation, telah mendapatkan persetujuan dari Bank Sentral Mesir untuk membentuk onebank, yang akan menjadi bank digital penuh pertama di Mesir. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk mengembangkan ekonomi digital di negara tersebut dengan menyediakan layanan perbankan secara lengkap melalui kanal digital. Peluncuran produk dan layanan onebank direncanakan pada tahun 2026. Bank ini akan menyediakan layanan perbankan tanpa adanya cabang fisik, memungkinkan akses kapan saja dan dari mana saja melalui teknologi inovatif yang aman dan mudah dipakai oleh masyarakat luas. Sherif El-Behiry, CEO Misr Digital Innovation, menegaskan bahwa onebank bukan sekedar bank baru, melainkan sebuah redefinisi masa depan perbankan di Mesir yang berkomitmen untuk memberikan solusi keuangan yang inovatif sesuai kebutuhan konsumen modern. Untuk memimpin transformasi tersebut, Khaled El Attar diangkat sebagai ketua, dengan dukungan dewan direksi yang terdiri dari para ahli di bidang teknologi, hukum, investasi, dan kebijakan publik. Mereka berkomitmen menjadikan onebank sebagai pelopor layanan keuangan digital yang unggul di kawasan. Onebank ditargetkan menjadi layanan perbankan yang lebih inklusif, pintar, dan mulus sehingga dapat diakses oleh semua warga Mesir. Inisiatif ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah keuangan Mesir serta mempercepat digitalisasi ekonomi nasional.
18 Agt 2025, 17.19 WIB

Standard Chartered Manfaatkan Peluang Stablecoin di Hong Kong dengan Regulasi Ketat

Standard Chartered Manfaatkan Peluang Stablecoin di Hong Kong dengan Regulasi Ketat
Hong Kong baru saja memberlakukan Stablecoins Ordinance yang mengatur penerbitan stablecoin fiat sebagai aktivitas berlisensi. Regulasi ini menuntut penerbit untuk menjalankan prosedur ketat seperti pelaporan Know Your Customer (KYC) dan anti pencucian uang (AML), serta menjaga cadangan dan kewajiban penebusan. Tujuan dari regulasi ketat ini adalah memastikan stabilitas dan keamanan pasar stablecoin di Hong Kong. Standard Chartered menjadi salah satu perusahaan pertama yang memperoleh lisensi dalam pasar stablecoin baru ini. Dengan peluang lisensi terbatas, Standard Chartered berposisi menjadi pionir dalam membentuk infrastruktur, standar, dan harga layanan stablecoin di Hong Kong sebelum banyak pesaing masuk pasar. Meskipun adopsi kripto di Hong Kong sudah ada, hanya sekitar 12% penduduk yang memegang aset kripto, jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat yang memiliki 24%. Di AS, adopsi lebih cepat tetapi banyak investor muda yang kurang berpengalaman, sehingga risiko kerugian dari volatilitas pasar kripto lebih tinggi. Strategi Hong Kong yang lebih berhati-hati dengan regulasi dan pembatasan jumlah penerbit diharapkan dapat melindungi investor dan membuat pasar stablecoin lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Pendekatan ini juga mengedepankan perlindungan terhadap risiko yang mungkin terjadi akibat volatilitas dan kegagalan stabilcoin. Standard Chartered berfokus untuk menawarkan produk 'stable-cash' yang edukatif bagi investor pemula agar mereka tidak cepat berpindah ke produk lain saat pasar memburuk. Dengan demikian, Standard Chartered berpotensi membangun basis pelanggan loyal yang tumbuh secara bertahap dan stabil di pasar Hong Kong yang baru di sektor stablecoin.
18 Agt 2025, 17.10 WIB

Thailand Luncurkan Program Konversi Kripto untuk Dukung Sektor Pariwisata

Thailand Luncurkan Program Konversi Kripto untuk Dukung Sektor Pariwisata
Thailand menghadapi penurunan jumlah wisatawan asing yang signifikan setelah pandemi, menyebabkan turunnya pendapatan dari sektor pariwisata yang sangat penting bagi negara. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Thailand meluncurkan program pilot selama 18 bulan yang memungkinkan wisatawan asing mengkonversi cryptocurrency menjadi mata uang baht untuk dipakai membayar secara lokal. Program ini membatasi konversi mata uang digital hingga 550.000 baht atau setara dengan sekitar 16.949,15 dolar Amerika Serikat. Batas ini bertujuan untuk mengawasi penggunaan cryptocurrency dan mencegah risiko pencucian uang selama masa uji coba berjalan. Setelah periode pilot selesai, batas ini akan dievaluasi kembali demi meningkatkan efektivitas program. Wisatawan dapat menggunakan platform pertukaran cryptocurrency yang berbasis di Thailand untuk mengubah mata uang digital mereka, dan hasil konversi akan masuk ke dompet digital online. Dengan cara ini, wisatawan dapat melakukan pembayaran lebih mudah dan cepat ke berbagai bisnis lokal, termasuk hotel, restoran, dan tempat wisata. Menurut Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira, program ini tidak hanya mendukung sektor pariwisata, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan pengeluaran wisatawan yang merupakan kunci pemulihan ekonomi Thailand. Meskipun demikian, badan perencanaan negara Thailand menurunkan proyeksi jumlah wisatawan asing tahun 2025 menjadi 33 juta orang, lebih rendah dibandingkan rekor sebelum pandemi yang mencapai 39,9 juta orang. Inisiatif ini merupakan upaya Thailand menggabungkan teknologi keuangan modern dengan kebutuhan ekonomi nyata di sektor pariwisata. Dengan pengawasan ketat terhadap potensi penyalahgunaan dan edukasi yang memadai kepada pelaku usaha serta wisatawan, program ini berpotensi menjadi model baru dalam pembayaran dan pengelolaan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
18 Agt 2025, 16.13 WIB

Jepang Siapkan Stablecoin Yen Pertama untuk Revolusi Keuangan Digital

Jepang Siapkan Stablecoin Yen Pertama untuk Revolusi Keuangan Digital
Jepang akan segera menyetujui stablecoin pertama yang didenominasikan dalam yen. Ini merupakan langkah penting dalam perkembangan aset digital di negara tersebut. Stablecoin adalah mata uang digital yang nilainya dikaitkan dengan mata uang tradisional agar stabil. JPYC, sebuah perusahaan fintech di Jepang, mengajukan pendaftaran sebagai bisnis transfer uang dengan FSA. Langkah ini dimaksudkan agar mereka dapat menerbitkan stablecoin yen yang nilainya dijaga agar selalu sama dengan yen asli. Stablecoin yang diterbitkan JPYC didukung oleh aset likuid seperti simpanan bank dan obligasi pemerintah, sehingga memberikan jaminan keamanan dan stabilitas nilai bagi para penggunanya. Stablecoin sudah digunakan secara luas dengan patokan dolar AS, seperti USDT dan USDC. Namun, stablecoin dalam mata uang lain, termasuk euro dan yen, mulai bermunculan sebagai bagian dari diversifikasi keuangan digital. Regulasi stablecoin semakin diperketat di banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Hong Kong. Dengan demikian, Jepang mengikuti tren ini dengan mengembangkan kerangka aturan yang jelas untuk stablecoin yen.
18 Agt 2025, 14.39 WIB

Absa Bank Afrika Selatan Berambisi Perbesar Pangsa Pasar di Benua Afrika

Absa Bank Afrika Selatan Berambisi Perbesar Pangsa Pasar di Benua Afrika
Absa adalah bank ketiga terbesar di Afrika Selatan yang kini menargetkan ekspansi pasar ke seluruh benua Afrika. Upaya ini bertujuan agar Absa dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dan memperkuat posisinya di industri perbankan regional yang kompetitif. CEO Absa, Kenny Fihla, membicarakan secara langsung dari Johannesburg dengan jurnalis Bloomberg mengenai rencana strategis mereka untuk memperluas layanan perbankan dan meningkatkan penetrasi pasar di berbagai negara Afrika. Dalam wawancara tersebut, Fihla menekankan pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan dan inovasi produk perbankan digital agar dapat menjangkau lebih banyak pelanggan di pasar yang beragam dan berkembang cepat di Afrika. Absa menyadari bahwa memperkuat jaringan dan keberadaan di negara-negara Afrika lainnya merupakan kunci sukses jangka panjang. Mereka berencana menyesuaikan layanan dan produk mereka sesuai kebutuhan lokal agar dapat mencapai efektivitas maksimal. Ekspansi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Afrika secara keseluruhan dengan meningkatkan akses ke layanan finansial modern, sekaligus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pelanggan Absa.

Baca Juga

  • Integrasi Cryptocurrency dan Perbankan Digital di Asia dan Afrika

  • Federal Reserve Menghentikan Program yang Didedikasikan untuk Mengawasi Aktivitas Perbankan pada Crypto dan Fintech

  • Peran ChatGPT dalam Memberikan Saran Keuangan dan Investasi kepada Individu

  • Kembar Winklevoss' Gemini Mengajukan IPO di Tengah Meningkatnya Pencatatan Crypto

  • Langkah Strategis Saham Warren Buffett Mempengaruhi Dinamika Pasar