
Roku mengalami peningkatan besar dalam jumlah jam streaming pada kuartal kedua 2025, mencapai 35,4 miliar jam, naik 5,2 miliar jam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh popularitas Roku Channel yang mengalami lonjakan hampir 80% dalam jam tontonan, menjadikannya aplikasi kedua paling banyak digunakan di platform ini, menurut data dari Nielsen.
Peningkatan jam streaming tidak hanya berkontribusi pada engagement pengguna, tetapi juga membuka peluang monetisasi yang luas melalui iklan, dengan ekspansi inventaris iklan yang didukung oleh integrasi dengan Amazon DSP, Wurl, dan peluncuran fitur baru seperti Roku Ads Manager yang memudahkan bisnis kecil dan menengah untuk beriklan. Selain itu, saluran olahraga baru menambah variasi konten dan jam tayang bagi pengguna.
Proyeksi Zacks menunjukkan bahwa jam streaming di kuartal ketiga 2025 akan terus bertambah hingga 37,03 miliar jam, atau tumbuh 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan platform juga diperkirakan mencapai 1,05 miliar dolar AS, naik 15,5%, yang menunjukkan hubungan erat antara tingkat engagement dengan pendapatan Roku.
Dibandingkan dengan pesaing streaming seperti Netflix dan Amazon, Roku memiliki keunggulan dalam monetisasi yang langsung terkait dengan jam tontonan karena model pendapatan berbasis iklan. Netflix lebih fokus pada langganan sehingga jam tontonan berperan pada retensi pelanggan, sementara Amazon memanfaatkan data retail untuk memperkuat sisi iklan dalam ekosistem mereka.
Saham Roku telah naik hampir 30% tahun ini, meskipun dengan valuasi yang lebih konservatif dibandingkan industri. Analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang kuat di masa depan, didukung oleh inovasi produk dan strategi pengembangan konten yang efektif, meskipun ada risiko terkait kebutuhan untuk mempertahankan engagement yang tinggi secara konsisten.