Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Konsolidasi Industri Media dan Dominasi Big Tech

Share

Industri media mengalami konsolidasi signifikan dengan dominasi Big Tech yang semakin kuat, memperkuat posisi mereka di pasar masa depan.

03 Sep 2025, 21.58 WIB

IPG Tunjukkan Kinerja Hebat dan Peluang Investasi Menjanjikan Lewat Inovasi AI

IPG Tunjukkan Kinerja Hebat dan Peluang Investasi Menjanjikan Lewat Inovasi AI
Interpublic Group of Companies (IPG) telah menunjukkan performa saham yang sangat baik dalam tiga bulan terakhir dengan kenaikan sebesar 14,6%. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan penurunan 1,8% di industri yang sama dan kenaikan 8,9% pada indeks S&P 500. Hal ini menunjukkan IPG menjadi salah satu saham unggulan yang layak diperhatikan oleh investor. IPG dilabeli dengan Zacks Rank #1 atau Strong Buy dan memiliki VGM Score B. Kombinasi dari peringkat ini dan skor kualitas memberikan sinyal bahwa saham IPG memiliki peluang investasi yang sangat bagus. Perusahaan ini diyakini mampu mempertahankan momentum positif dalam waktu dekat. Perkiraan laba untuk tahun 2025 sebesar Rp 4.74 juta ($2,88) per saham, yang menandakan pertumbuhan 4% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk 2026 diperkirakan laba akan naik menjadi Rp 5.02 juta ($3,05) per saham, yaitu kenaikan sekitar 5,9%. Ini menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan yang cukup stabil dan menjanjikan nilai bagi pemegang saham. IPG terus mengembangkan strategi digitalnya dengan bermitra bersama Aaru guna menggunakan teknologi AI untuk simulasi prediktif dalam perencanaan kampanye. Selain itu, pada Juli 2025, mereka meluncurkan Agentic Systems for Commerce yang menggunakan data real-time dan AI untuk membantu merek mengoptimalkan harga, inventaris, dan performa digital secara cepat dan tepat. Selain inovasi teknologi, IPG juga menarik bagi investor yang mencari dividen stabil. Jumlah dividen yang dibayarkan meningkat setiap tahun, mencapai Rp 8.16 triliun ($496,5 juta) pada 2024. Dedikasi ini menguatkan kepercayaan investor terhadap kestabilan keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan.
03 Sep 2025, 03.25 WIB

Prospek Saham Walt Disney: Kinerja, Estimasi Laba, dan Prediksi Terdekat

Prospek Saham Walt Disney: Kinerja, Estimasi Laba, dan Prediksi Terdekat
Saham Walt Disney baru-baru ini menjadi salah satu saham yang paling banyak dicari oleh investor di Zacks.com. Namun, dalam sebulan terakhir, saham ini mengalami penurunan sebesar -0,8%, sementara indeks S&P 500 dan industri Media Conglomerates justru mengalami kenaikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting terkait kemana arah harga saham Disney selanjutnya di pasar. Zacks Investment Research menekankan pentingnya perubahan estimasi laba sebagai faktor utama yang mempengaruhi nilai wajar saham. Dalam kasus Disney, estimasi laba untuk kuartal berjalan diprediksi turun -9,7% dibandingkan tahun lalu, yang juga memiliki revisi negatif selama 30 hari terakhir. Sebaliknya, estimasi laba tahunan meningkat cukup signifikan yang menunjukkan potensi pertumbuhan dalam jangka lebih panjang. Selain laba, pendapatan Disney juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan estimasi sebesar 1,7% untuk kuartal ini dan kenaikan lebih besar untuk tahun fiskal saat ini dan berikutnya. Disney juga menunjukan catatan kinerja yang cukup baik dengan beberapa kali melampaui estimasi laba dan pendapatan dalam empat kuartal terakhir, mengindikasikan stabilitas bisnis. Valuasi saham Disney berdasarkan beberapa metrik standar masih terbilang wajar dan bahkan sedikit undervalued jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis, sehingga memberikan peluang bagi investor yang mencari nilai lebih. Namun, Zacks Rank #3 (Hold) menunjukkan bahwa saham ini diprediksi akan bergerak sejalan dengan pasar tanpa potensi kenaikan atau penurunan yang tajam dalam waktu dekat. Secara keseluruhan, meskipun saham Disney menghadapi tantangan jangka pendek terutama dari estimasi laba kuartal yang turun, prospek jangka menengahnya cukup positif dengan pertumbuhan laba dan pendapatan yang diperkirakan membaik. Investor disarankan untuk memperhatikan dinamika pasar dan laporan keuangan selanjutnya sebelum mengambil keputusan investasi.
02 Sep 2025, 23.16 WIB

Lonjakan Jam Streaming Roku: Peluang Besar Untuk Pertumbuhan Pendapatan Platform

Lonjakan Jam Streaming Roku: Peluang Besar Untuk Pertumbuhan Pendapatan Platform
Roku mengalami peningkatan besar dalam jumlah jam streaming pada kuartal kedua 2025, mencapai 35,4 miliar jam, naik 5,2 miliar jam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh popularitas Roku Channel yang mengalami lonjakan hampir 80% dalam jam tontonan, menjadikannya aplikasi kedua paling banyak digunakan di platform ini, menurut data dari Nielsen. Peningkatan jam streaming tidak hanya berkontribusi pada engagement pengguna, tetapi juga membuka peluang monetisasi yang luas melalui iklan, dengan ekspansi inventaris iklan yang didukung oleh integrasi dengan Amazon DSP, Wurl, dan peluncuran fitur baru seperti Roku Ads Manager yang memudahkan bisnis kecil dan menengah untuk beriklan. Selain itu, saluran olahraga baru menambah variasi konten dan jam tayang bagi pengguna. Proyeksi Zacks menunjukkan bahwa jam streaming di kuartal ketiga 2025 akan terus bertambah hingga 37,03 miliar jam, atau tumbuh 15,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan platform juga diperkirakan mencapai 1,05 miliar dolar AS, naik 15,5%, yang menunjukkan hubungan erat antara tingkat engagement dengan pendapatan Roku. Dibandingkan dengan pesaing streaming seperti Netflix dan Amazon, Roku memiliki keunggulan dalam monetisasi yang langsung terkait dengan jam tontonan karena model pendapatan berbasis iklan. Netflix lebih fokus pada langganan sehingga jam tontonan berperan pada retensi pelanggan, sementara Amazon memanfaatkan data retail untuk memperkuat sisi iklan dalam ekosistem mereka. Saham Roku telah naik hampir 30% tahun ini, meskipun dengan valuasi yang lebih konservatif dibandingkan industri. Analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang kuat di masa depan, didukung oleh inovasi produk dan strategi pengembangan konten yang efektif, meskipun ada risiko terkait kebutuhan untuk mempertahankan engagement yang tinggi secara konsisten.
02 Sep 2025, 23.04 WIB

Zoom vs Microsoft: Mana Saham Kolaborasi Video dengan Potensi Terbesar?

Zoom vs Microsoft: Mana Saham Kolaborasi Video dengan Potensi Terbesar?
Pasar kolaborasi video dan kerja hybrid berkembang pesat sejak pandemi, dengan Zoom dan Microsoft menjadi pemain utama yang membentuk infrastruktur teknologi perusahaan global. Pasar ini diperkirakan meningkat signifikan hingga 28,26 miliar USD pada tahun 2034 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 12%. Zoom unggul sebagai platform yang didesain khusus untuk komunikasi video, memberikan pengalaman berkualitas tinggi, koneksi yang andal, dan fitur AI yang tercanggih lewat AI Companion yang membantu proses rapat dari persiapan hingga tindak lanjut otomatis. Momentum pertumbuhan pengguna aktif Zoom sangat impresif, dan pengembangan produk seperti Contact Center dan Workplace semakin mempercement posisinya. Microsoft memanfaatkan kekuatan ekosistem besar dengan menggabungkan Teams ke dalam paket Microsoft 365 dan Azure. Penggunaan AI juga diterapkan melalui Microsoft 365 Copilot, namun fitur AI dalam Teams lebih bersifat umum dan kurang fokus pada kualitas video secara spesifik. Pendapatan Microsoft 365 komersial tumbuh kuat, tapi pertumbuhan Teams lebih terkait bundling produk. Dari sisi saham, Microsoft telah menguat sebesar 20,1% tahun berjalan, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap skala dan posisi AI perusahaan, namun valuasi tinggi membatasi upside jangka pendek. Sementara Zoom cenderung stagnan, tetapi dengan valuasi yang lebih rendah dan peningkatan pendapatan yang menguat, Zoom dianggap memiliki potensi kenaikan harga saham yang lebih besar. Kesimpulannya, meskipun kedua perusahaan dinilai overvalued, Zoom menawarkan peluang investasi lebih menarik karena fokusnya pada video-first dan adopsi teknologi AI yang cepat, sedangkan Microsoft lebih mengandalkan ekosistem besar tanpa diferensiasi video yang kuat. Zoom jadi rekomendasi saham dengan peringkat Zacks #1 (Strong Buy), dan Microsoft pada peringkat #3 (Hold).
02 Sep 2025, 22.23 WIB

Amazon Perkuat AWS di Asia Pasifik dengan Investasi Besar dan Layanan AI Canggih

Amazon Perkuat AWS di Asia Pasifik dengan Investasi Besar dan Layanan AI Canggih
Amazon Web Services (AWS) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 18% tahun ke tahun pada kuartal kedua 2025, mencapai 30,8 miliar dolar AS yang memberikan kontribusi signifikan terhadap keuntungan operasional Amazon. AWS terus menjadi tulang punggung profitabilitas Amazon, menggarisbawahi pentingnya layanan cloud dalam ekspansi perusahaan. Dalam upaya memperluas jangkauan dan memenuhi kebutuhan pasar lokal, AWS meluncurkan region baru di Selandia Baru dengan investasi sebesar NZRp 123.34 triliun ($7,5 miliar) dan tiga Zona Ketersediaan. Hal ini bertujuan untuk mendukung kepatuhan data, latensi rendah, dan kapabilitas AI yang diharapkan menarik sektor keuangan, kesehatan, dan pemerintahan di Asia Pasifik. Persaingan di industri cloud computing semakin sengit dengan Microsoft Azure yang melaporkan pertumbuhan pendapatan lebih dari 34% mencapai 75 miliar dolar AS dan Google Cloud meningkat 31,7% dengan pendapatan kuartalan 13,62 miliar dolar AS. Ketiga pemain besar ini fokus pada pengembangan AI dan infrastruktur global yang masif demi menggaet basis pelanggan yang lebih luas. AWS juga berupaya meningkatkan adopsi lokal lewat kerjasama pelatihan bagi 100.000 penduduk Selandia Baru, sejalan dengan prioritas nasional dan meningkatkan ekosistem teknologi yang tangguh. Ekspansi ini diharapkan membuka peluang baru sekaligus memperkuat posisi AWS di pasar Asia Pasifik yang sedang tumbuh cepat. Meskipun AWS diprediksi tumbuh pesat, saham Amazon dinilai sedikit overvalued dengan rasio harga terhadap penjualan yang lebih tinggi dari rata-rata industri. Saham Amazon saat ini berada pada peringkat Hold menurut Zacks, meski ada optimisme kenaikan keuntungan tahun 2025 sebesar lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
02 Sep 2025, 19.34 WIB

Ant Group Dukung Pengembangan Chip Domestik Lewat Investasi di InnoStar Semiconductor

Ant Group, perusahaan teknologi finansial besar China, melalui anak usahanya Shanghai Yunya, menginvestasikan sejumlah dana untuk membeli saham minoritas InnoStar Semiconductor, perusahaan pengembang chip memori lokal. Langkah ini mendukung upaya memperkuat industri chip domestik yang sangat penting bagi kemandirian teknologi di China. Setelah investasi tersebut, modal terdaftar InnoStar meningkat menjadi 50 juta yuan, sebagai tanda adanya suntikan dana untuk mempercepat pengembangan teknologi chip lokal. Investasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang negara untuk mengurangi ketergantungan pada chip impor, khususnya dalam konteks pembatasan teknologi oleh AS. Ant Group juga sebelumnya menggunakan chip AI buatan China untuk melatih model bahasa besar, yang berhasil menurunkan biaya pelatihan hingga 20 persen dibandingkan menggunakan perangkat GPU dari Nvidia, menunjukkan efektivitas chip lokal dalam aplikasi teknologi canggih. Inisiatif ini adalah bagian dari gerakan yang lebih luas di kalangan perusahaan teknologi besar di China untuk membangun ekosistem chip domestik yang kuat sebagai respons terhadap tekanan geopolitik dan pembatasan perdagangan dari Amerika Serikat. Dengan terus mendukung pengembangan dan penggunaan chip dalam negeri, China diharapkan dapat mempercepat kemandirian teknologinya di sektor semikonduktor, yang menjadi tulang punggung berbagai inovasi teknologi modern dan kestabilan ekonomi nasional.
01 Sep 2025, 20.47 WIB

Masa Depan Streaming: Konsolidasi dan Dominasi Raksasa Teknologi di Industri Hiburan

Industri streaming kini sangat kompetitif dengan banyak perusahaan yang bersaing, sehingga menyebabkan ketidakefisienan ekonomi. John Malone dari Liberty Media memprediksi bahwa akan ada konsolidasi besar karena tidak semua perusahaan bisa bertahan menguasai hubungan dengan pelanggan secara langsung. Selain perusahaan media tradisional, perusahaan teknologi besar seperti Google, Microsoft, Meta, Amazon, dan Apple semakin ikut serta dalam pasar streaming dengan keuntungan dari jumlah pengguna dan infrastruktur digital yang luas. Malone menekankan bahwa sosial media akan berperan besar dalam hiburan streaming di masa depan, sementara kesepakatan besar seperti antara TKO Group Holdings dan Paramount serta Disney dengan ESPN menunjukkan bahwa media konten langka dan kompetisi semakin ketat. Analis Craig Moffett mengatakan bahwa konsolidasi diperlukan agar konsumen tidak terbebani dengan banyaknya biaya berlangganan berbagai layanan streaming sekaligus. Konsolidasi juga penting agar perusahaan dapat tetap menghasilkan keuntungan dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. John Malone dikenal sebagai sosok penting dan pembuat kesepakatan besar di industri media selama puluhan tahun, termasuk membangun Liberty Media dengan Formula One sebagai aset utama. Kini, dengan buku terbarunya, ia berbagi kisah perjalanan kariernya yang penuh warna di dunia media dan hiburan.
01 Sep 2025, 11.20 WIB

Binance Resmi Listing WLFI, Token DeFi Keluarga Trump Kini Bisa Diperdagangkan

Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, resmi mencantumkan token World Liberty Financial (WLFI) yang terkait dengan keluarga Trump. Perdagangan resmi dimulai pada hari Senin siang waktu UTC, dengan deposit sudah tersedia dan penarikan mulai hari Selasa. Listing ini adalah yang pertama untuk WLFI setelah token tersebut sebelumnya tidak bisa dipindahkan karena kebijakan kepatuhan. Sebelumnya, WLFI hanya bisa dimiliki dalam bentuk token yang tidak dapat dipindahtangankan. Pembatasan ini bertujuan menjaga agar token presale tidak diperdagangkan secara bebas. Namun dengan tercatatnya WLFI di Binance, token tersebut kini memasuki fase baru dimana dapat diperdagangkan di bursa sentral. Selain Binance, bursa Korea Selatan, Upbit, juga mengumumkan akan mencatatkan WLFI. Pengguna Binance yang ingin berdagang WLFI wajib mengikuti kuis yang mencakup pemahaman tentang risiko tinggi dan volatilitas token ini. WLFI akan dirilis bersamaan di tiga blockchain berbeda yaitu Ethereum, Binance Smart Chain, dan Solana, memberi opsi kepada pengguna dari berbagai ekosistem blockchain. Sebelumnya, WLFI juga telah memperkenalkan kontrak futures di bursa terdesentralisasi bernama Hyperliquid. Di sana, banyak trader melakukan posisi short sehingga nilai indikatif WLFI turun drastis dari 44 miliar USD ke 24 miliar USD dalam beberapa jam. Listing di Binance ini menandai debut pasar spot resmi yang memungkin investor membeli dan menjual token WLFI secara langsung. Eric Trump dan CEO Binance, Changpeng Zhao, keduanya baru-baru ini berbicara di acara BTC Asia di Hong Kong, tempat dimana berita listing WLFI diumumkan. Langkah ini akan menguji antusiasme pasar terhadap proyek DeFi ini sekaligus risiko yang menyertainya di tengah ketatnya pengawasan regulasi kripto global.
01 Sep 2025, 10.33 WIB

Melihat Kinerja Kuartal Kedua Saham Media di Era Digital

Perubahan besar dalam cara orang mengonsumsi media akibat internet membuat perusahaan media harus adaptasi agar tetap relevan. Mereka mulai mengembangkan layanan berlangganan digital, podcast, dan streaming untuk menarik perhatian konsumen yang kini lebih banyak menghabiskan waktu online. Di kuartal kedua, tujuh perusahaan media yang utama melaporkan hasil keuangan yang cukup kuat dengan pendapatan gabungan yang lebih tinggi 2,1% dari perkiraan analis. Ini menunjukkan ada peluang stabilitas meskipun menghadapi tekanan industri. News Corp mencatat pendapatan 2,11 miliar dolar yang stabil dari tahun sebelumnya, mengalahkan ekspektasi laba per saham namun agak mengecewakan untuk pendapatan dari lini bisnis media beritanya. Sahamnya tetap datar setelah laporan tersebut. fuboTV dan Scholastic menunjukkan hasil yang menarik dengan fuboTV walau turun pendapatan tetap melampaui perkiraan dan Scholastic naik 7% dalam pendapatan. Namun, Scholastic memberikan panduan tahun ini yang kurang menggembirakan, sementara sahamnya justru naik tajam. Sementara itu, perusahaan besar lain seperti Disney dan Warner Bros. Discovery melaporkan pendapatan sesuai ekspektasi tetapi harga sahamnya tidak menunjukkan kenaikan signifikan karena beberapa segmen tidak memenuhi target. Kondisi ekonomi makro dan langkah Federal Reserve turut mempengaruhi sentimen pasar.

Baca Juga

  • Polymarket Memenangkan Persetujuan CFTC untuk Meluncurkan Pasar Prediksi di AS

  • Dampak Kenaikan Emas pada Sektor Pertambangan dan Pasar Kripto

  • Rencana IPO Gemini Didukung oleh Twins Winklevoss

  • Peningkatan Historic Alpenglow Solana untuk Meningkatkan Kinerja Blockchain

  • Modal Ventura AS dan India Bentuk Aliansi $1 Miliar untuk Mendukung Startup Deep Tech India