Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Mengarungi Revolusi Infrastruktur Cloud: Menyeimbangkan Ledakan Data Center AI dengan Efisiensi dan Keandalan

Share

Cerita ini mengulas tantangan dan solusi dalam menghadapi lonjakan pembangunan data center yang didorong oleh AI, sambil memastikan bahwa efisiensi, keandalan, dan pemulihan bencana di infrastruktur cloud tetap terjaga. Upaya ini melibatkan perusahaan teknologi besar dan penyedia layanan cloud di tengah persaingan global.

14 Des 2025, 02.37 WIB

Pembangunan Pusat Data Cepat Bisa Hambat Proyek Jalan dan Jembatan

Pembangunan Pusat Data Cepat Bisa Hambat Proyek Jalan dan Jembatan
Pemerintah negara bagian dan lokal di Amerika Serikat sedang memegang rekor penjualan utang dalam dua tahun terakhir, dengan tujuan utamanya adalah mendanai berbagai proyek infrastruktur seperti perbaikan jalan dan pembangunan jembatan. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membantu memperbaiki infrastruktur nasional yang sudah tua dan rusak. Di sisi lain, sektor swasta juga mengalami lonjakan besar dalam investasi untuk membangun pusat data, dengan pengeluaran mencapai angka tahunan lebih dari 41 miliar dolar. Jumlah ini hampir sama dengan total pengeluaran pemerintah untuk proyek transportasi, sehingga keduanya berada dalam persaingan langsung dalam industri konstruksi. Persaingan ini terjadi di tengah kelangkaan tenaga kerja konstruksi yang diperparah oleh sejumlah faktor seperti pensiunnya banyak pekerja berpengalaman dan kebijakan imigrasi yang ketat selama masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Hal ini membuat jumlah tenaga kerja konstruksi sulit bertambah sesuai kebutuhan proyek yang terus meningkat. Menurut Andrew Anagnost, CEO Autodesk, pembangunan pusat data benar-benar mengambil sebagian besar sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk proyek infrastruktur lainnya. Ia bahkan memastikan bahwa banyak proyek infrastruktur yang sekarang berjalan lebih lambat daripada yang diantisipasi sebelumnya. Akibatnya, kemajuan perbaikan infrastruktur publik yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari dan mobilitas masyarakat mungkin harus menghadapi tantangan besar. Para pemangku kepentingan perlu menemukan solusi agar tidak terjadi penurunan kecepatan pembangunan yang terlalu signifikan.
12 Des 2025, 21.45 WIB

Mengapa Waktu Penyelesaian Penghematan Jadi Kunci Efisiensi Cloud Modern

Mengapa Waktu Penyelesaian Penghematan Jadi Kunci Efisiensi Cloud Modern
Cloud computing telah menjadi tulang punggung teknologi modern, tapi pemborosan biaya di cloud masih menjadi masalah besar. Pilihan mengidentifikasi pemborosan saja tidak cukup karena masalah sebenarnya adalah betapa lama pemborosan tersebut dibiarkan tanpa tindakan. Ini menciptakan peluang besar bagi organisasi untuk berinovasi dengan mengukur dan mengurangi waktu penyelesaian pemborosan yang disebut mean time to savings (MTTS). Organisasi sering kali fokus pada bagaimana cepat sistem dapat kembali pulih dari kegagalan, tapi keuangan yang boros di cloud biasanya berlangsung tanpa alarm nyata. Ini membuat tim ragu dan lamban dalam mengambil tindakan karena tidak ada kepemilikan yang jelas dan proses yang panjang untuk melakukan perbaikan. Ketika pemborosan tidak segera diselesaikan, biaya terus bertambah secara diam-diam. Konsep MTTS membantu menyoroti proses yang lamban dan memperjelas siapa yang bertanggung jawab. Dengan memonitor waktu sejak pemborosan terdeteksi hingga ditangani, organisasi dapat menemukan hambatan besar dalam proses persetujuan, kurangnya komunikasi, dan aktivitas manual yang memperlambat eksekusi. Ini mendorong perbaikan proses, automatisasi, dan penetapan tanggung jawab yang lebih tegas. Praktik terbaik untuk mempercepat MTTS antara lain mengintegrasikan notifikasi penghematan langsung ke alat kerja tim seperti Slack dan Jira, memberikan rekomendasi yang jelas dan terukur, mengotomatisasi tindakan bila memungkinkan, dan menerapkan batasan atau kebijakan yang mencegah pemborosan sebelum terjadi. Diskusi rutin antar tim juga penting untuk memperbaiki budaya kerja dan kolaborasi. Ke depan, peran asisten cerdas yang bisa memberikan rekomendasi real-time serta otomatisasi lanjutan akan sangat membantu dalam mengurangi MTTS. Transformasi FinOps akan beralih dari sekedar pelaporan menjadi proses yang lebih responsif dan berbasis aksi, sehingga organisasi bisa menghemat biaya lebih cepat dan membangun pola kerja yang lebih efisien dan terukur.
10 Des 2025, 01.15 WIB

Kunci Memperkuat Ketahanan Cloud Agar Bisnis Tidak Terhenti Saat Gangguan

Kunci Memperkuat Ketahanan Cloud Agar Bisnis Tidak Terhenti Saat Gangguan
Banyak perusahaan di era sekarang mulai memindahkan sistem penting mereka ke layanan cloud sehingga mereka dapat menikmati fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih besar. Namun, mereka juga menemukan bahwa layanan cloud tidak selalu sempurna dan bisa mengalami gangguan, yang dapat sangat mengganggu proses bisnis dan merugikan secara finansial. Para ahli menganjurkan supaya perusahaan fokus pada ketahanan alur kerja yang esensial seperti proses login, penempatan pesanan, dan penagihan. Dengan adanya jalur alternatif seperti penggunaan cache atau mode baca-saja, bisnis bisa tetap berjalan meskipun layanan cloud bermasalah, sehingga bukan nol gangguan yang diharapkan, tapi nol paralisis bisnis. Strategi lain yang penting adalah menjadikan recovery sebuah proses otomatis dan berkelanjutan, dengan pengujian rutin agar perusahaan dapat memastikan bahwa data dan layanan dapat dipulihkan dengan cepat bila terjadi kerusakan. Pendekatan multicloud dan hybrid juga menjadi solusi untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu provider cloud saja. Teknologi seperti observabilitas real-time, failover otomatis, dan simulasi skenario gangguan dengan bantuan AI meningkatkan kesiagaan perusahaan menghadapi bencana. Sedangkan budaya kerja yang mendorong latihan failover dan eksperimen menjadi fondasi agar tim siap menghadapi kondisi nyata, bukan hanya teori di atas kertas. Secara keseluruhan, arsitektur cloud yang andal adalah yang dirancang dengan asumsi kegagalan pasti terjadi, tetapi sistem dapat pulih dengan cepat dan bisnis tetap berjalan tanpa gangguan berarti. Automasi, pengujian, dan arsitektur desain yang fleksibel adalah kunci untuk menjaga bisnis tetap terus tumbuh dan inovatif.

Baca Juga

  • Transformasi Ecommerce Indonesia: Menavigasi Krisis, Peluang, dan Dampak Sosial

  • Mengarungi Revolusi Infrastruktur Cloud: Menyeimbangkan Ledakan Data Center AI dengan Efisiensi dan Keandalan

  • Mengatur Layanan Ojol: Menavigasi Reformasi Tarif dan Dinamika Merger di Indonesia

  • Merevolusi Pengiriman Terakhir: Menuju Model Utilitas Publik

  • Transformasi Energi Global: Dari Solar Luar Angkasa ke Inovasi Shale