Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Transformasi Ecommerce Indonesia: Menavigasi Krisis, Peluang, dan Dampak Sosial

Share

Cerita ini mengulas dinamika ekosistem ecommerce di Indonesia yang tengah mengalami pengalaman kontradiktif; dari krisis dan penutupan perusahaan besar, hingga momentum penjualan besar-besaran serta peran sosial dalam situasi darurat. Upaya ini melibatkan perusahaan ecommerce, regulator, dan konsumen dalam merespons perubahan pasar dan menyatukan solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

12 Des 2025, 15.05 WIB

Temu di Dublin Disergap UE, Terancam Sanksi Karena Dugaan Subsidi Ilegal

Temu di Dublin Disergap UE, Terancam Sanksi Karena Dugaan Subsidi Ilegal
Perusahaan e-commerce asal China, Temu, kembali menjadi sorotan setelah markas besarnya di Dublin, Irlandia, digeledah oleh regulator Uni Eropa. Inspeksi mendadak ini terkait dengan dugaan pelanggaran aturan subsidi asing yang dianggap memberikan keuntungan tidak adil bagi Temu di pasar Eropa. Penggerebekan ini merupakan bagian dari investigasi yang terus berjalan untuk memastikan tidak ada penggunaan dana pemerintah yang menyebabkan distorsi persaingan usaha. Hal ini muncul di tengah ketegangan perdagangan antara Uni Eropa dan China yang semakin meningkat. Selain masalah subsidi, Temu juga sedang diawasi terkait pelanggaran aturan digital, khususnya dalam pencegahan produk ilegal yang beredar di platformnya yang memiliki jutaan pengguna di kawasan tersebut. Regulasi Digital Services Act mengatur ketentuan ini secara ketat. Kasus Temu ini menambah daftar tantangan yang dihadapi perusahaan tersebut di dunia internasional, setelah sebelumnya mereka tutup operasionalnya di Indonesia karena tekanan regulasi lokal. Kejadian ini menunjukkan pengaruh ketatnya regulasi global di sektor e-commerce. Temu sampai saat ini belum memberikan komentar terkait penggerebekan dan penyelidikan yang sedang berlangsung. Namun, perusahaan sebelumnya menegaskan komitmen mereka terhadap keamanan produk dan kepatuhan regulasi melalui berbagai sistem verifikasi dan pengawasan.
09 Des 2025, 19.10 WIB

Harbolnas 12.12 Siap Dongkrak Produk Lokal dan UMKM Meski Daya Beli Turun

Harbolnas 12.12 Siap Dongkrak Produk Lokal dan UMKM Meski Daya Beli Turun
Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 12.12 akan digelar pada 10-16 Desember 2025, melibatkan lebih dari 1.300 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Acara ini diharapkan bisa membawa naik transaksi belanja daring serta mendongkrak perekonomian melalui diskon besar dan promosi khusus pada produk-produk lokal. Produk yang paling diminati oleh masyarakat selama Harbolnas adalah fashion, skincare, otomotif, dan elektronik. Hal ini berdasarkan pengamatan Ketua Umum Asosiasi Ecommerce Indonesia (idEA), Hilmi Adrianto, yang menegaskan bahwa kategori ini selalu menjadi favorit sepanjang gelaran belanja online. Meskipun daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan dalam beberapa periode, e-commerce masih menunjukkan dominasi yang kuat dalam aktivitas belanja. Ini jadi peluang yang bagus untuk mendorong transaksi dan memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku bisnis daring, terutama UMKM lokal. Transaksi dalam Harbolnas tahun ini diperkirakan meraih angka Rp 35 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah dan pihak terkait telah menyiapkan mekanisme agar produk UMKM lokal bisa lebih banyak terekspos dan dipilih konsumen secara luas selama periode belanja online ini. Fokus promosi produk lokal diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk memilih barang-barang produksi dalam negeri sebagai pilihan utama. Dengan semangat ini, Harbolnas 2025 bukan hanya sekedar ajang diskon, tapi juga momentum penguatan produk lokal di pasar digital nasional.
09 Des 2025, 18.30 WIB

Harbolnas 2025 Siap Dongkrak Ekonomi Pasca Bencana dengan Target Rp 35 Triliun

Harbolnas 2025 Siap Dongkrak Ekonomi Pasca Bencana dengan Target Rp 35 Triliun
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) akan digelar pada tanggal 10 sampai 16 Desember 2025. Acara ini digelar tidak lama setelah terjadi bencana banjir dan longsor di beberapa daerah di Sumatra pada akhir November 2025. Bencana ini membuat beberapa wilayah mengalami dampak serius, terutama dalam hal distribusi barang. Ketua Umum Asosiasi Ecommerce Indonesia, Hilmi Adrianto, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya terus berusaha berkoordinasi dengan perusahaan logistik untuk mengatur pengiriman barang selama Harbolnas. Mereka memperhatikan situasi di lapangan, sebab beberapa area masih sulit dijangkau akibat bencana tersebut. Meskipun belum ada skema pengiriman khusus yang diterapkan, idEA bertekad agar barang pesanan bisa sampai ke pelanggan, termasuk di wilayah yang terdampak. Hal ini penting agar harapan transaksi meningkat selama Harbolnas tetap terwujud. Target transaksi tahun ini mencapai Rp 35 triliun, dengan banyak promo yang fokus pada produk lokal. Selain itu, masyarakat juga diajak berbelanja sambil membantu korban bencana melalui program yang disediakan selama Harbolnas. Diharapkan Harbolnas 2025 tidak hanya meningkatkan transaksi e-commerce tetapi juga menjadi momentum pemulihan ekonomi bagi UMKM dan pelaku usaha lokal yang terdampak bencana. Diskusi dan koordinasi terus dilakukan untuk memastikan keberhasilan acara ini dalam situasi yang menantang.

Baca Juga

  • Transformasi Ecommerce Indonesia: Menavigasi Krisis, Peluang, dan Dampak Sosial

  • Mengarungi Revolusi Infrastruktur Cloud: Menyeimbangkan Ledakan Data Center AI dengan Efisiensi dan Keandalan

  • Mengatur Layanan Ojol: Menavigasi Reformasi Tarif dan Dinamika Merger di Indonesia

  • Merevolusi Pengiriman Terakhir: Menuju Model Utilitas Publik

  • Transformasi Energi Global: Dari Solar Luar Angkasa ke Inovasi Shale