Fokus
Sains

Ledakan Kosmik Misterius: Mengungkap Fenomena Ruang Angkasa dan 'Skyquake'

Share

Beberapa pengamatan baru mengungkap fenomena tak lazim di alam semesta, mulai dari ledakan berjam-jam di ruang angkasa hingga kejadian 'skyquake' yang terdengar di Bumi. Kolaborasi para ilmuwan dalam menyelidiki asal-usul dan mekanisme peristiwa ini diharapkan dapat membuka wawasan baru tentang evolusi alam semesta dan tantangan fisika ekstrim yang menyertainya.

14 Des 2025, 18.00 WIB

Ledakan Gamma-Ray Terpanjang di Alam Semesta Bikin Astronom Bingung

Ledakan Gamma-Ray Terpanjang di Alam Semesta Bikin Astronom Bingung
Pada 2 Juli 2025, NASA melalui teleskop luar angkasa Fermi mendeteksi sebuah ledakan gamma-ray (GRB) yang berlangsung lebih dari tujuh jam, menjadikannya yang terpanjang dalam sejarah pengamatan manusia. Ledakan ini sangat luar biasa karena biasanya GRB hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit saja. Para astronom dari seluruh dunia segera mengerahkan teleskop kelas dunia seperti Gemini, Very Large Telescope, Keck, dan Hubble untuk melacak sumber ledakan tersebut. Mereka menemukan bahwa ledakan berasal dari sebuah galaksi masif yang berjarak sekitar 8 miliar tahun cahaya. Galaksi ini sangat berdebu sehingga cahaya tampak tidak terlihat dan hanya bisa diamati lewat gelombang inframerah dan sinar-X. Meskipun ada beberapa teori, seperti kematian sebuah bintang masif, bintang yang dihancurkan oleh lubang hitam, atau peristiwa langka gabungan bintang helium dan lubang hitam, para peneliti belum dapat menentukan penyebab pasti GRB ini. Fenomena ini menimbulkan tantangan baru karena tidak sesuai dengan model-model GRB yang ada sebelumnya. Penemuan ini sangat penting karena membuka peluang untuk menemukan jenis ledakan baru dalam alam semesta yang sebelumnya belum pernah diobservasi. GRB ini juga menunjukkan bahwa meskipun teknologi teleskop sudah berkembang, masih banyak misteri luar angkasa yang belum terpecahkan. Ke depan, astronom akan menggunakan GRB ini sebagai acuan untuk memeriksa ledakan serupa yang mungkin terjadi di masa depan dan memperbaiki atau mengembangkan model ilmiah baru untuk memahami fenomena ledakan gamma-ray yang kompleks ini.
13 Des 2025, 06.15 WIB

Misteri Suara Langit Bukan Gempa Bumi, Ternyata dari Fenomena Atmosfer

Misteri Suara Langit Bukan Gempa Bumi, Ternyata dari Fenomena Atmosfer
Suara misterius yang terdengar dari langit telah menjadi bahan perbincangan sejak ratusan tahun yang lalu. Orang-orang sering mengaitkan suara tersebut dengan gempa bumi, terutama saat kejadian besar seperti gempa New Madrid pada 1811-1812 dan Januari 2020. Namun, fenomena ini tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan sepenuhnya oleh para ilmuwan. Pada tahun 2020, para ilmuwan berusaha menjawab misteri ini dengan menggunakan data seismik dari EarthScope Transportable Array (ESTA). Mereka mengumpulkan dan menganalisis data suara serta gelombang seismik di Amerika Serikat, membandingkan kejadian suara yang terjadi antara tahun 2020 dan 2023 untuk mencari pola atau hubungan dengan gempa bumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suara-suara yang terdengar dari langit tidak berasal dari aktivitas gempa bumi atau getaran tanah. Justru, para peneliti meyakini bahwa suara ini merupakan fenomena atmosfer yang menyebar melalui udara, bukan lewat tanah. Penelitian ini juga melibatkan penggunaan data infrasonik untuk menangkap suara frekuensi rendah yang tidak dapat didengar oleh manusia. Beberapa kemungkinan penyebab suara misterius ini menurut para peneliti termasuk ledakan pesawat sonik yang melaju kecepatan tinggi, serta bolide atau meteorit yang masuk ke atmosfer dan menghasilkan ledakan. Namun demikian, belum ada penjelasan terbaik dan pasti mengenai asal suara tersebut sehingga masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Penemuan ini penting untuk memisahkan mitos dari fakta terkait suara langit misterius yang sering dikaitkan dengan gempa bumi. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap sumber tepat suara dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat, sehingga fenomena ini bisa dimengerti secara ilmiah dan tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.
11 Des 2025, 04.09 WIB

Sinar-X Unik dari Star Disrupsi oleh Dua Lubang Hitam Terjauh Ditemukan

Sinar-X Unik dari Star Disrupsi oleh Dua Lubang Hitam Terjauh Ditemukan
Sekitar 3 miliar tahun yang lalu, sebuah bintang malang terjebak dalam interaksi gravitasi yang rumit antara dua lubang hitam supermasif di pusat sebuah galaksi. Ketika sebuah bintang terlalu dekat dengan lubang hitam besar, gravitasi kuat dari lubang hitam itu dapat merobek bintang tersebut dalam sebuah peristiwa yang disebut tidal disruption event (TDE). TDE menghasilkan gas panas yang memancarkan sinar-X yang bisa dideteksi dari jarak jauh. Salah satu sumber sinar-X tersebut adalah XID 925, yang pertama kali ditemukan oleh Chandra X-ray Observatory pada tahun 1999. Sejak itu, para astronom terus mengamati sumber sinar-X ini selama beberapa dekade. Pengamatan menunjukkan bahwa XID 925 mengalami perubahan terang yang luar biasa, termasuk lonjakan sinar-X sebanyak 27 kali dalam waktu singkat. Ini menunjukkan ada sesuatu yang lebih kompleks daripada TDE biasa yang melibatkan satu lubang hitam saja. Para peneliti menduga bahwa ada dua lubang hitam supermasif yang berada sangat dekat satu sama lain. Lubang hitam besar merobek bintang dan membentuk disk gas panas, sementara lubang hitam kedua yang lebih kecil kemudian mengganggu disk ini, menyebabkan lonjakan energi dan sinar-X yang besar. Jika benar, ini adalah peristiwa gangguan pasang surut oleh dua lubang hitam paling jauh yang pernah ditemukan. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana lubang hitam ganda berinteraksi dengan bintang dan materi di pusat galaksi, khususnya di galaksi muda dan jauh.
10 Des 2025, 05.13 WIB

V Sagittae: Sistem Bintang Misterius yang Akan Meledak Terang di Langit

V Sagittae: Sistem Bintang Misterius yang Akan Meledak Terang di Langit
V Sagittae adalah sebuah sistem bintang yang unik dan sangat terang, terdiri dari sebuah katai putih dan bintang pendamping yang sangat dekat satu sama lain. Kedua bintang ini mengorbit dengan sangat cepat, hanya dalam waktu 12,3 jam. Katai putih tersebut secara aktif menelan materi dari bintang pasangannya dengan kecepatan yang belum pernah diamati sebelumnya, menciptakan fenomena yang membuat bintang ini menjadi sangat terang dan misterius bagi para astronom. Penelitian terbaru menggunakan data spektral dari instrumen X-Shooter di Teleskop Sangat Besar yang terletak di Gurun Atacama, Chile, memberikan wawasan baru tentang sistem ini. Data spektral ini membantu para ilmuwan memahami komposisi kimia dan karakteristik fisik bintang, serta menyoroti ketidakpastian besar terkait ukuran dan massa kedua bintang tersebut. Meskipun begitu, penelitian ini memperkirakan bahwa masing-masing bintang memiliki massa sekitar satu massa Matahari. Salah satu temuan penting adalah bahwa V Sagittae adalah sumber sinar-X superlembut paling terang dalam galaksi kita. Katai putih yang 'lapar' ini menyebabkan reaksi termonuklir di permukaannya, yang berpotensi memicu ledakan nova besar dalam waktu dekat. Ledakan ini akan membuat V Sagittae menjadi sangat terang, bahkan dapat terlihat dengan mata telanjang dari Bumi, baik di malam maupun di siang hari. Peristiwa ledakan nova ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Diperkirakan bahwa pada sekitar tahun 2067, kedua bintang ini akan bergabung dalam sebuah ledakan supernova yang sangat terang, menghasilkan cahaya yang cukup kuat untuk terlihat dari Bumi bahkan di siang hari. Ini adalah kesempatan langka bagi para pengamat bintang dan astronom untuk menyaksikan fenomena langit yang spektakuler dan penuh arti ilmiah. Namun, para ilmuwan juga mengingatkan bahwa memprediksi evolusi bintang memang sangat rumit dan bisa berubah seiring waktu. Jadi, meskipun prediksi ini sangat menarik dan didukung oleh data pengamatan, masih ada ketidakpastian seputar waktu pasti terjadinya ledakan supernova nanti. Para pengamat di seluruh dunia disarankan untuk memantau rasi bintang Sagitta agar tidak ketinggalan fenomena luar biasa ini.