Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Kebangkitan Energi Nuklir: Startup Fusi dan Mikro-Reaktor Memimpin Perubahan

Share

Inovasi di sektor energi nuklir meroket dengan munculnya pendanaan besar pada teknologi fusi dan mikro-reaktor. Kolaborasi dan investasi signifikan, termasuk merger antara Trump Media dengan perusahaan fusi TAE Technologies, serta pendanaan untuk Radiant Nuclear dan Last Energy, membuka jalan menuju solusi energi bersih dan terjangkau bagi kemanusiaan.

18 Des 2025, 21.59 WIB

TMTG Merger dengan TAE Technologies, Langkah Berani Masuki Energi Fusi

TMTG Merger dengan TAE Technologies, Langkah Berani Masuki Energi Fusi
Trump Media dan Technology Group (TMTG), perusahaan media sosial milik Presiden Donald Trump yang dikenal lewat platform Truth Social, mengumumkan merger dengan TAE Technologies, sebuah perusahaan yang mengembangkan teknologi energi fusi nuklir. Kerjasama ini bernilai lebih dari 6 miliar dolar AS dan akan memperluas bisnis TMTG dari dunia media sosial ke industri energi bersih. TAE Technologies telah bekerja hampir tiga dekade untuk menciptakan perangkat fusi nuklir yang dapat menghasilkan listrik dengan teknologi stabilisasi plasma menggunakan medan magnet dan partikel yang memutar plasma. Mereka berencana memulai pembangunan pembangkit listrik fusi skala utilitas pertama tahun depan yang berkapasitas 50 megawatt elektrikal (MWe). Meskipun platform media TMTG belum menghasilkan pendapatan signifikan dan perusahaan mengalami kerugian besar, asetnya mencapai 3,1 miliar dolar AS berkat investasi besar di cryptocurrency dan kemitraan. Dengan merger ini, pimpinan perusahaan akan bertukar peran menjadi co-CEO antara Devin Nunes dan Michl Binderbauer. Persaingan di bidang energi fusi sedang berlangsung dengan banyak perusahaan besar termasuk yang didukung Bill Gates dan Sam Altman yang berlomba mengembangkan teknologi serupa untuk memasok energi bersih di masa depan. Energi fusi menjanjikan listrik bersih tak terbatas menggunakan isotop hidrogen dari air laut. Meski penuh tantangan teknologi dan risiko besar, bila berhasil teknologi ini bisa merevolusi global energi dan membantu memenuhi kebutuhan listrik untuk pusat data serta berbagai industri yang terus tumbuh, terutama dengan dorongan era AI yang memerlukan banyak energi.
17 Des 2025, 23.07 WIB

Lonjakan Investasi Startup Nuklir Karena Kebutuhan Energi Pusat Data

Lonjakan Investasi Startup Nuklir Karena Kebutuhan Energi Pusat Data
Dalam beberapa bulan terakhir, ada peningkatan besar dalam pendanaan startup nuklir dengan beberapa perusahaan berhasil mengumpulkan lebih dari ratusan juta dolar. Pendanaan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan listrik dari pusat data dan teknologi kecerdasan buatan yang memerlukan energi dalam jumlah sangat besar dan andal. Startup seperti Radiant Nuclear mengembangkan solusi berupa mikroreaktor yang dapat menjadi pengganti generator diesel di berbagai lokasi komersial maupun militer. Radiant Nuclear baru saja berhasil mengumpulkan lebih dari 300 juta dolar dalam putaran pendanaan terbaru, yang menempatkan valuasi perusahaannya di atas 1,8 miliar dolar. Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan mikroreaktor 1 megawatt yang didinginkan dengan helium dan menggunakan bahan bakar TRISO yang telah dirancang agar lebih aman dari risiko melebur. Startup ini juga fokus pada model bisnis yang fleksibel, termasuk penjualan langsung dan skema perjanjian pembelian listrik. Banyak startup nuklir lainnya juga tengah berusaha mengembangkan teknologi serupa dengan target bisa mengoperasikan reaktor pertama mereka pada tahun 2026. Pemerintah Amerika Serikat memberikan dukungan dengan mempercepat proses perizinan melalui program khusus yang tidak memberikan dana tambahan tapi membantu mempercepat proses regulasi. Salah satu lokasi uji coba utama adalah Idaho National Lab, di mana Radiant akan mulai menguji reaktor demostrasi pada musim panas 2026. Meski perkembangan sangat menjanjikan, ada kekhawatiran bahwa sejumlah perusahaan bisa mengalami kesulitan saat mencoba mereplikasi reaktor mereka dalam skala besar dan secara massal. Keberhasilan komersial teknologi ini sangat bergantung pada kemampuan produksi massal yang efisien. Akibatnya, ada spekulasi bahwa pasar startup nuklir saat ini mungkin mengalami gelembung investasi karena lonjakan antusiasme ini. Namun, apabila permintaan energi teknologi tinggi terus meningkat, maka minat terhadap teknologi nuklir bisa tetap kuat. Pusat data dan perusahaan teknologi kemungkinan besar akan menjadi pasar utama bagi mikroreaktor ini dalam beberapa tahun mendatang. Keberhasilan startup seperti Radiant bisa menjadi kunci untuk menyediakan energi bersih, terjangkau, dan andal bagi masa depan.
16 Des 2025, 20.00 WIB

Last Energy Kembangkan Reaktor Modular Kecil untuk Solusi Energi Masa Depan

Last Energy Kembangkan Reaktor Modular Kecil untuk Solusi Energi Masa Depan
Last Energy adalah startup yang fokus membuat reaktor nuklir modular kecil untuk memenuhi kebutuhan energi modern, terutama untuk pusat data dan kebutuhan rumah tangga yang besar. Mereka mendapatkan dana segar senilai 100 juta dolar AS untuk mengembangkan reaktor ini, yang dirancang agar lebih efisien dan murah dibandingkan reaktor tradisional. Reaktor yang dikembangkan sebesar 20 megawatt bisa memasok listrik untuk sekitar 15.000 rumah. Teknologi reaktor ini mengambil desain lama yang pernah digunakan pada kapal nuklir NS Savannah, tetapi kini disesuaikan dan diperbaharui agar cocok untuk penggunaan komersial modern. Salah satu keunikan reaktor Last Energy adalah tidak perlu diservis selama masa operasionalnya. Reaktor ini dipasang dalam kotak baja seberat 1.000 ton yang juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan limbah nuklir setelah masa pakai selesai, sehingga mengurangi biaya dan risiko pengelolaan limbah. Perusahaan berencana memulai pembangunan reaktor pilot berkapasitas 5 megawatt di lokasi Texas A&M pada tahun depan dan menargetkan memproduksi reaktor komersial 20 megawatt mulai tahun 2028. Pendanaan baru ini sepenuhnya mendukung proyek pilot tersebut dan persiapan komersialisasi produk. Dengan meningkatnya minat dan dana dari berbagai investor, termasuk Google, industri nuklir mulai mendapat momentum setelah bertahun-tahun berada di bawah bayang-bayang keraguan. Pendekatan manufaktur massal diharapkan akan menurunkan biaya dan membuat energi nuklir lebih terjangkau dan bisa diandalkan untuk masa depan.

Baca Juga

  • Inovasi Reaktor Nuklir Mikro dan Fusi yang Muncul

  • Kebangkitan Energi Nuklir: Startup Fusi dan Mikro-Reaktor Memimpin Perubahan

  • China Revisi Regulasi Pasar untuk Dorong Perdagangan Adil dan Pertumbuhan Inklusif

  • Mendefinisikan Ulang Kepemimpinan untuk Era Teknologi 2026

  • Pertarungan Merek Dagang di Media Sosial: Merebut Kembali Identitas Platform