
AMD menyatakan bahwa persyaratan kontrol lisensi baru dari pemerintah AS untuk mengekspor chip AI ke China dan beberapa negara lain dapat berdampak material pada pendapatannya. Jika AMD tidak berhasil mendapatkan lisensi, perusahaan bisa menghadapi sekitar Rp 13.16 triliun ($800 juta) dalam inventaris, komitmen pembelian, dan biaya cadangan terkait. Aturan ekspor baru ini berlaku untuk produk MI308 AMD.
AMD berharap untuk mengajukan lisensi tetapi tidak ada jaminan lisensi akan diberikan. Saham AMD turun sekitar 7% dalam perdagangan pra-pasar. Aturan ekspor baru ini juga berdampak pada sejumlah pembuat chip lainnya, termasuk pesaing utama AMD, Nvidia.
Nvidia memperkirakan Rp 90.45 triliun ($5.5 miliar) dalam biaya terkait pada Q1 2026. Beberapa pejabat pemerintah telah menyerukan kontrol ekspor yang lebih ketat pada GPU buatan AS. Mereka berpendapat bahwa memungkinkan perusahaan yang berbasis di China untuk mendapatkan chip ini, terutama perusahaan AI, akan mengancam dominasi AS dalam AI serta keamanan nasional.