Lonjakan Harga Bitcoin di Tengah Kebijakan Ekonomi AS dan Investasi Institusional

Bitcoin adalah cryptocurrency asli yang menyumbang sekitar 63% dari total kapitalisasi pasar kripto. Namun, meskipun Bitcoin sangat besar, itu tidak selalu menghasilkan pengembalian terbaik. XRP dan Ethereum juga mendapatkan perhatian karena perkembangan terbaru, tetapi Bitcoin mungkin tetap menjadi pilihan investasi yang lebih baik di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Presiden Donald Trump telah menerapkan tarif yang luas pada hampir semua barang impor ke Amerika Serikat, menciptakan ketidakpastian besar di pasar. Ketika pasar tidak pasti, investor cenderung menjual aset berisiko dan beralih ke investasi yang lebih aman seperti Bitcoin. Bitcoin memiliki dukungan institusional yang signifikan dan banyak pemangku kepentingan besar, membuatnya menjadi investasi berkualitas tinggi. Dolar AS yang melemah dan tekanan inflasi akibat tarif diperkirakan akan meningkatkan harga Bitcoin. Bitcoin dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi karena pasokannya yang tetap. Oleh karena itu, selama ketidakpastian ekonomi dan perang dagang berlanjut, Bitcoin kemungkinan akan terus menarik lebih banyak investasi dibandingkan dengan cryptocurrency lainnya seperti XRP dan Ethereum.

Setelah beberapa minggu berada di dataran tinggi, bitcoin mengalami kenaikan signifikan minggu ini, mencapai lebih dari Rp 1.56 juta ($95.000) . Kenaikan ini didorong oleh berita makro yang lebih baik dan perasaan bahwa mania tarif terburuk mungkin sudah berakhir. CoinDesk 20 juga melonjak lebih dari 10% dalam lima hari terakhir. Menurut John D’Agostino dari Coinbase Institutional, rally ini disebabkan oleh institusi dan dana kekayaan negara yang mengakumulasi bitcoin, sementara pedagang ritel cenderung keluar dari ETF bitcoin. Twenty One Capital, perusahaan investasi bitcoin baru yang didukung oleh Tether, Bitfinex, dan SoftBank, akan memiliki perbendaharaan bitcoin korporat terbesar ketiga dengan 42,000 BTC. Bitcoin menjadi aset keuangan kelima paling berharga, melampaui kapitalisasi pasar Google. Sementara itu, peluncuran token Zora mengalami penurunan pada debutnya, menyoroti masalah janji berlebihan dan kinerja kurang di Web3. Namun, kenaikan harga aset crypto inti membuka ruang untuk ide Web 3 yang lebih ekspansif, seperti peluncuran permainan video berbasis blockchain oleh Peaky Blinders dan jaringan pembayaran global baru oleh Circle.

Bitcoin diperdagangkan pada level tertinggi baru-baru ini pada Jumat pagi setelah minggu yang optimis untuk saham. Investor menunjukkan lebih banyak minat pada aset berisiko di tengah tanda-tanda kejelasan dan mungkin moderasi terkait kebijakan perdagangan pemerintahan Trump. Harapan pemotongan suku bunga Fed musim panas ini juga mungkin membantu. Pada harga saat ini, Bitcoin tetap di bawah level tertinggi 2025 di atas Rp 1.64 miliar ($100,000) tetapi telah naik dari level terendah April mendekati Rp 1.25 miliar ($76,000) . Kenaikan ini telah menghidupkan kembali optimisme di kalangan pendukung Bitcoin. ARK Invest, misalnya, minggu ini mengulangi target 2030 mereka untuk Bitcoin, memperkirakan kenaikan ke kisaran Rp 4.93 miliar ($300,000) hingga Rp 24.67 miliar ($1.5 juta) . Beberapa saham terkait kripto juga naik pada hari Jumat saat saham AS berfluktuasi. Strategy (MSTR) naik lebih dari 4%, sementara Coinbase Global (COIN) dan Marathon Holdings (MARA) naik lebih dari 2%. Cantor Equity Partners (CEP) juga memperpanjang kenaikannya, naik sekitar 30% pada hari Jumat. Industri kripto juga mendapat dorongan dari panduan federal yang mengurangi beban regulasi bagi bank dengan penawaran kripto.

Bitcoin's recent uptrend has set the stage for a potential six-figure price mark, leading to increased trading activity in the memecoin sector. BTC, the leading cryptocurrency by market value, briefly topped Rp 1.56 miliar ($95,000) , the highest since March 2. This move comes after prices crossed above the Ichimoku cloud momentum indicator, signaling a bullish shift in the market trend. Supporting this outlook are consecutive daily candles with long tails and upward-sloping five- and 10-day simple moving averages. Additionally, the daily chart MACD histogram prints higher bars above the zero line, suggesting strengthening upward momentum. The path of least resistance is likely on the higher side, hinting at a continued move higher to Rp 1.64 miliar ($100,000) . Amid this bullish backdrop for Bitcoin, the CoinDesk AI market insight bot has identified a breakout in SHIB, the world's second-largest meme coin, suggesting increased risk-taking in the broader crypto market. SHIB has shown exceptional volatility with a 15.6% price fluctuation, establishing strong support at 0.00001225 after bottoming on April 21. Meanwhile, DOGE could soon follow suit, with the AI bot pointing to investor accumulation at around 18 cents. Recent price action shows consolidation above 0.180 with decreasing volatility, suggesting accumulation before bullish continuation. DOGE has risen over 35% since probing lows under 13 cents on April 7.

ARK Invest telah merevisi perkiraan harga Bitcoin, memproyeksikan potensi kenaikan hingga Rp 39.47 miliar ($2,4 juta) pada akhir tahun 2030. Ini mencerminkan minat institusional yang semakin meningkat dan peran Bitcoin yang berkembang sebagai 'emas digital'. Menurut analis riset ARK, David Puell, skenario terburuk dan dasar untuk Bitcoin masing-masing adalah Rp 8.22 juta ($500.000) dan Rp 19.73 miliar ($1,2 juta) . Proyeksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk total addressable market (TAM) Bitcoin dan tingkat penetrasinya dalam lanskap keuangan yang lebih luas. Jika Bitcoin mencapai harga Rp 39.47 miliar ($2,4 juta) , kapitalisasi pasarnya akan melonjak menjadi Rp 809.09 quadriliun ($49,2 triliun) , melampaui gabungan PDB Amerika Serikat dan China. Meskipun target ini ambisius, bahkan untuk mencapai perkiraan terendah ARK, Bitcoin harus tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 32% untuk skenario terburuk dan 53% untuk skenario dasar pada tahun 2030.

Harga bitcoin (BTC) telah pulih menjadi Rp 1.55 juta ($94.000) setelah sebelumnya mencapai titik terendah di bawah Rp 1.23 juta ($75.000) awal bulan ini. Kenaikan ini ditandai oleh aktivitas para 'crypto whales', investor besar dengan modal substansial, yang membeli koin dari pasar. Permintaan baru dari 'whales' terlihat dalam Accumulation Trend Score Glassnode, yang mencerminkan ukuran relatif entitas yang aktif menyerap koin baru secara on-chain. Wallet yang memegang lebih dari 10.000 BTC memiliki skor akumulasi 0,90, sementara wallet dengan 1.000 BTC hingga 10.000 BTC memiliki skor 0,7. Wallet yang lebih kecil juga mulai beralih ke akumulasi dengan skor tren 0,5. Data dari CryptoQuant mengungkapkan outflow BTC dari bursa terpusat tertinggi dalam dua tahun ketika dianalisis menggunakan rata-rata pergerakan 100 hari. Outflow dari bursa terpusat dianggap mewakili preferensi investor untuk menyimpan koin mereka secara langsung, yang merupakan tanda strategi holding jangka panjang. Para komentator di CryptoQuant menyatakan bahwa review pola historis menunjukkan bahwa ini bisa berarti re-akumulasi aset oleh investor. Secara keseluruhan, artikel ini menjelaskan bagaimana investor besar berperan dalam pemulihan harga bitcoin dan tren akumulasi yang terjadi.

ARK Invest telah meningkatkan target harga bitcoin (BTC) akhir dekade menjadi setinggi Rp 39.47 miliar ($2,4 juta) per koin. Peningkatan ini dilakukan setelah merevisi asumsi tentang pasokan aktif, yang mengecualikan koin yang hilang atau dipegang dalam jangka panjang. Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan sekitar Rp 1.55 miliar ($94,000) . Proyeksi bullish mencerminkan CAGR 72% dari Desember lalu hingga akhir 2030. Kasus dasar memperkirakan harga BTC sebesar Rp 19.73 miliar ($1,2 juta) dengan CAGR 53%, sementara kasus bearish memproyeksikan Rp 8.22 miliar ($500,000) dengan CAGR 32%. David Puell, seorang analis di ARK Invest, menggunakan model berdasarkan total addressable market dan proyeksi penetrasi pasar di berbagai sektor. Bitcoin mencapai rekor tertinggi Rp 1.79 miliar ($109,000) pada Januari sebelum turun ke sekitar Rp 1.23 miliar ($74,500) . Rally sejak saat itu sebagian didorong oleh penurunan saldo di bursa, yang menunjukkan lebih banyak BTC ditarik ke dompet pribadi, tanda perilaku holding jangka panjang. Data dari Glassnode menunjukkan saldo BTC di bursa turun dari sekitar 3 juta pada November 2024 menjadi 2,6 juta.

Pasar kripto mengalami sedikit perubahan dalam 24 jam terakhir setelah reli dan aksi ambil untung di awal minggu. Bitcoin (BTC) diperdagangkan di atas Rp 1.53 juta ($93.000) pada pagi hari di Asia, dengan pedagang menunjukkan optimisme peningkatan jangka pendek. QCP Capital menyatakan bahwa dengan BTC bertahan di atas Rp 1.48 miliar ($90K) , sentimen pasar menjadi semakin optimis. Opsi panggilan pada Rp 1.56 miliar ($95K) untuk akhir April dan Mei mendominasi aliran perdagangan, menunjukkan bahwa pedagang bertaruh harga bitcoin akan melebihi Rp 1.56 juta ($95.000) pada akhir April atau Mei. Namun, QCP Capital tetap berhati-hati karena sentimen pasar masih bergantung pada faktor makroekonomi. BTC kemungkinan akan berkonsolidasi dalam kisaran Rp 1.48 miliar ($90K) –Rp 1.55 miliar ($94.5K) sambil menunggu dorongan menuju Rp 1.64 miliar ($100K) . Di antara kripto utama lainnya, XRP dan BNB tetap datar sementara SOL menunjukkan kenaikan 2%. DOGE dan ADA naik lebih dari 4%, sementara SHIB naik 5%. SUI Network melanjutkan reli multihari dengan kenaikan mingguan lebih dari 62%, didorong oleh peluncuran kartu pembayaran oleh xPortal yang berjalan di jaringan Mastercard. TVL di Sui Network telah melebihi Rp 26.31 triliun ($1,6 miliar) , dan volume perdagangan 24 jam di DEX Sui Network mencapai Rp 9.85 triliun ($599 juta) .

Serbia’s Prince Filip Karađorđević believes that Bitcoin is being held back by market forces but expects a massive surge in its price. He discussed how some market participants might be suppressing Bitcoin's price action and drew parallels to the 2021 market. Filip remains confident that Bitcoin’s deflationary nature means its value will continue to rise over time. Filip mentioned the concept of the 'omega candle,' introduced by Bitcoin advocate Samson Mow, which predicts a rapid increase in Bitcoin’s price after it crosses the Rp 1.64 triliun ($100,000 m) ark. Bitcoin has recently seen positive momentum, with its price recovering by over 9% in the past week. U.S. spot Bitcoin ETFs have accumulated more than Rp 36.18 ribu ($2.2) billion worth of Bitcoin in just three days leading up to April 23, 2025. Analysts from Bitfinex noted that this rally aligns with expectations regarding Bitcoin’s relative strength against equities and the dollar. However, there are concerns about the broader economic climate, with JPMorgan predicting a 60% chance of a recession in 2025. Despite these concerns, Filip remains optimistic about Bitcoin’s long-term prospects, believing that its fundamental deflationary properties will drive its value up over time.

Bitcoin telah mengalami lonjakan harga sebesar 10% dalam tujuh hari terakhir, mencapai Rp 1.55 miliar ($94,000) , level tertinggi sejak 2 Maret. Pasar crypto lainnya seperti Ethereum, XRP, dan Solana juga mengalami kenaikan yang signifikan. Pasar saham tradisional juga menunjukkan pemulihan setelah penurunan bersejarah awal bulan ini, dengan Nasdaq naik 5% dan S&P 500 naik 4%. Pengumuman kebijakan Trump tentang tarif tinggi pada impor dari China awal bulan ini sempat mengirim pasar crypto ke dalam tailspin. Namun, Trump kemudian mengadopsi nada yang lebih lembut dalam negosiasi dengan China, yang memicu minat investor kembali. Selain itu, Trump juga mundur dari ancamannya untuk memecat Ketua Fed Jerome Powell, yang membantu menenangkan pasar. Para ahli percaya bahwa dalam lingkungan yang sangat volatil ini, investor mencari aset safe-haven alternatif seperti Bitcoin. Pengumuman dari pemerintahan Trump tentang negosiasi dengan China yang berpotensi mengarah pada penurunan tarif telah menghidupkan kembali minat investor. Bitcoin muncul sebagai pemenang besar di tengah ketidakpastian ekonomi global.