Courtesy of InterestingEngineering
Tim peneliti di Swiss Federal Laboratories for Materials Science and Technology (EMPA) telah mengembangkan baterai yang menggunakan jamur untuk menghasilkan listrik. Baterai ini sepenuhnya terurai dan tidak beracun, sehingga dapat digunakan untuk memberi daya pada sensor suhu dan perangkat kecil lainnya. Penelitian ini menggabungkan dua jenis jamur, yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) dan Trametes pubescens (jamur pengurai), yang masing-masing memiliki manfaat dalam pembuatan makanan dan pengolahan limbah. Baterai ini dibuat dengan mencetak komponen menggunakan tinta berbasis selulosa yang mendukung pertumbuhan jamur, dan dapat menghasilkan tegangan yang cukup untuk mengoperasikan sensor Bluetooth kecil.
Penggunaan baterai jamur ini penting karena banyak komponen elektronik kecil yang sering terabaikan dan terbuat dari bahan yang tidak dapat terurai, yang dapat mencemari tanah dan air. Diperkirakan, pada tahun 2030, limbah elektronik akan mencapai 74,7 juta ton, setara dengan berat 10.000 Menara Eiffel. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan elektronik ramah lingkungan yang menggunakan bahan yang lebih aman dan dapat diperbaharui. Tim EMPA berencana untuk meningkatkan daya tahan dan keluaran daya baterai jamur agar dapat digunakan untuk komponen elektronik yang lebih besar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dikembangkan oleh tim peneliti di EMPA?A
Tim peneliti di EMPA mengembangkan baterai yang menggunakan jamur untuk menghasilkan listrik.Q
Bagaimana cara kerja baterai jamur yang dikembangkan?A
Baterai jamur bekerja dengan memanfaatkan metabolisme jamur untuk menghasilkan energi yang kemudian diubah menjadi listrik.Q
Apa saja jenis jamur yang digunakan dalam penelitian ini?A
Jenis jamur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Saccaromyces cerevisiae dan Trametes pubescens.Q
Mengapa ada kebutuhan mendesak untuk sel bahan bakar mikroba?A
Ada kebutuhan mendesak untuk sel bahan bakar mikroba karena banyak komponen elektronik kecil yang tidak dapat didaur ulang dan mengandung bahan beracun.Q
Di mana penelitian ini dipublikasikan?A
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal ACS Sustainable Chemistry & Engineering.