Courtesy of InterestingEngineering
Teknologi Propulsi Air: Inovasi Ramah Lingkungan untuk Penjelajahan Luar Angkasa
08 Feb 2025, 18.49 WIB
61 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Proyek WET bertujuan untuk menciptakan sistem propulsi yang lebih berkelanjutan dengan menggunakan air.
- Teknologi ini dapat mengubah air menjadi plasma untuk menghasilkan dorongan yang efisien.
- Pengembangan propulsi berbasis air dapat mengubah cara kita melakukan eksplorasi luar angkasa dengan mengurangi dampak lingkungan.
Tim penelitian yang dipimpin oleh Universitas Bologna sedang mengembangkan sistem propulsi luar angkasa yang menggunakan air sebagai bahan bakar. Proyek ini, yang disebut Water-based Electric Thrusters (WET), bertujuan untuk mengubah air menjadi plasma, yaitu keadaan materi yang sangat panas, untuk menghasilkan dorongan. Dengan menggunakan prinsip propulsi listrik, sistem ini akan mengubah air menjadi gas, kemudian mengionisasi gas tersebut untuk menciptakan plasma yang dapat dipercepat melalui medan listrik, sehingga menghasilkan dorongan. Keuntungan dari metode ini adalah air mudah didapat dan lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar kimia tradisional.
Laboratorium Propulsi Alma sedang melakukan peningkatan untuk menguji dan menyempurnakan teknologi ini. Dengan efisiensi daya antara 500 hingga 1000 watt, thruster ini cocok untuk satelit kecil dan misi luar angkasa yang lebih dalam. Penelitian ini tidak hanya berpotensi mengubah cara kita menjelajahi luar angkasa, tetapi juga dapat membawa kemajuan dalam fisika plasma dan pembangkit energi. Dengan standarisasi propulsi berbasis air, diharapkan teknologi luar angkasa menjadi lebih terjangkau dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/spacecraft-fueled-by-water
[1] https://interestingengineering.com/space/spacecraft-fueled-by-water
Analisis Kami
"Inovasi menggunakan air sebagai bahan bakar propulsi luar angkasa sangat menjanjikan karena sumber dayanya melimpah dan mudah didapat di luar angkasa, membuka era baru eksplorasi yang lebih mandiri. Namun, tantangan teknis dalam efisiensi konversi plasma dan pengelolaan energi tetap harus diatasi sebelum teknologi ini benar-benar siap digunakan luas."
Analisis Ahli
Dr. Elena Rossi (Ahli Propulsi Luar Angkasa)
"Penggunaan air sebagai propelan adalah langkah revolusioner yang dapat mengurangi secara drastis ketergantungan pada bahan bakar tradisional, memperbesar durasi misi dan menurunkan biaya operasional."
Prof. Marco Bianchi (Fisika Plasma)
"Konversi air menjadi plasma untuk propulsi memerlukan pengendalian medan listrik yang sangat presisi; hasil riset ini akan mendorong kemajuan dalam fisika plasma dan aplikasi teknologi terkait."
Prediksi Kami
Dalam beberapa tahun ke depan, teknologi propulsi berbasis air bisa menjadi standar baru untuk satelit kecil dan misi ruang angkasa, memungkinkan misi yang lebih jauh dan lama dengan biaya dan dampak lingkungan yang lebih rendah.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan utama dari proyek WET?A
Tujuan utama dari proyek WET adalah untuk mengembangkan teknologi propulsi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan menggunakan air sebagai bahan bakar.Q
Bagaimana sistem WET mengubah air menjadi plasma?A
Sistem WET mengubah air menjadi plasma dengan cara pertama-tama mengubahnya menjadi gas, kemudian mengionisasi gas tersebut untuk menciptakan plasma.Q
Apa keuntungan dari propulsi berbasis air dibandingkan roket kimia konvensional?A
Keuntungan dari propulsi berbasis air adalah bahwa air adalah sumber daya yang melimpah dan dapat diperoleh dari benda langit, serta lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar kimia tradisional.Q
Di mana Laboratorium Propulsi Alma berada?A
Laboratorium Propulsi Alma terletak di kampus Alma Mater di Forlì, Italia.Q
Apa dampak potensial dari teknologi propulsi berbasis air terhadap eksplorasi luar angkasa?A
Dampak potensial dari teknologi propulsi berbasis air adalah dapat meningkatkan aksesibilitas dan keberlanjutan teknologi luar angkasa, serta membuka kemungkinan untuk misi luar angkasa yang lebih kompleks.