Courtesy of InterestingEngineering
Rosatom Kembangkan Mesin Roket Plasma, Bawa Perjalanan ke Mars Lebih Cepat
09 Feb 2025, 19.52 WIB
196 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Mesin roket plasma dapat mempercepat perjalanan ke Mars secara signifikan.
- Teknologi ini menggunakan partikel bermuatan untuk menghasilkan dorongan tanpa pembakaran bahan bakar.
- Pengujian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan sebelum mesin ini dapat digunakan dalam misi luar angkasa.
Para ilmuwan di Rosatom telah mengembangkan mesin roket listrik plasma yang dapat membawa pesawat luar angkasa ke Mars dalam waktu satu hingga dua bulan. Berbeda dengan mesin roket tradisional yang menggunakan pembakaran bahan bakar, mesin ini menggunakan akselerator plasma magnetik yang dapat mempercepat partikel bermuatan, seperti elektron dan proton, hingga kecepatan 100 km/detik. Dengan teknologi ini, perjalanan ke Mars menjadi lebih cepat dan aman bagi astronot, karena mengurangi risiko paparan radiasi kosmik yang berkepanjangan.
Prototipe mesin ini sudah dibuat dan akan menjalani pengujian di laboratorium untuk memastikan kinerjanya sebelum digunakan dalam misi luar angkasa. Mesin ini akan diaktifkan setelah pesawat mencapai orbitnya, sementara peluncuran awal masih menggunakan roket kimia tradisional. Selain itu, mesin ini memiliki desain yang efisien, di mana energi listrik hampir sepenuhnya diubah menjadi gerakan, sehingga tidak ada bagian yang mengalami kelebihan suhu. Dengan kemajuan ini, masa depan teknologi propulsi luar angkasa terlihat menjanjikan, meskipun masih ada banyak penelitian yang harus dilakukan sebelum teknologi baru ini dapat digunakan secara nyata.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/russia-plasma-engine-could-reach-mars-early
[1] https://interestingengineering.com/space/russia-plasma-engine-could-reach-mars-early
Analisis Kami
"Inovasi mesin roket plasma listrik dari Rosatom sangat menjanjikan untuk merevolusi perjalanan antariksa karena efisiensi dorongannya yang tinggi serta daya tahan yang memadai. Namun, implementasi dan skala besar masih memerlukan pengujian ekstensif serta optimasi sistem pendukung agar bisa benar-benar menggantikan teknologi roket kimia saat ini."
Analisis Ahli
Dr. Sergey Lukyanov (Astrofisika, Moscow State University)
"Penggunaan akselerator plasma magnetik sebagai pendorong roket merupakan langkah maju yang dapat secara signifikan menurunkan waktu travel dengan pemanfaatan bahan bakar yang jauh lebih efisien dibanding roket kimia. Namun demikian, tantangan teknis terutama dalam mengelola stabilitas plasma dan sistem tenaga harus diatasi untuk mengaplikasikan teknologi ini secara praktis."
Prof. Elena Petrova (Inovasi Teknologi Dirgantara, Skolkovo Institute)
"Pengembangan mesin plasma 300 kW dengan thrust 6N ini sungguh luar biasa dan dapat mendorong pendorong listrik ke level operasional nyata di luar angkasa, mendukung misi jangka panjang eksplorasi Mars yang lebih aman bagi astronaut."
Prediksi Kami
Teknologi mesin roket plasma ini akan menjadi tonggak penting dalam eksplorasi antariksa, memungkinkan perjalanan yang lebih cepat ke Mars dan membuka peluang baru untuk misi manusia dan pengiriman kargo antarplanet dalam satu dekade mendatang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diungkapkan oleh ilmuwan di Rosatom?A
Ilmuwan di Rosatom mengungkapkan mesin roket plasma yang dapat mempercepat perjalanan ke Mars dalam satu hingga dua bulan.Q
Bagaimana cara kerja mesin roket plasma yang baru dikembangkan?A
Mesin roket plasma bekerja dengan menggunakan dua elektroda dan menerapkan tegangan tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan.Q
Apa keuntungan dari propulsi plasma dibandingkan mesin roket tradisional?A
Keuntungan dari propulsi plasma adalah kecepatan yang lebih tinggi dan pengurangan risiko paparan radiasi kosmik bagi astronot.Q
Apa yang direncanakan untuk pengujian mesin roket plasma?A
Pengujian mesin roket plasma akan dilakukan di ruang eksperimen yang dirancang untuk mensimulasikan kondisi luar angkasa.Q
Siapa saja tokoh kunci yang terlibat dalam pengembangan mesin ini?A
Tokoh kunci yang terlibat termasuk Egor Biriulin, Alexei Voronov, dan Konstantin Gutorov.