Courtesy of Forbes

Lima Pilar Keamanan Siber untuk Perlindungan Data di Era Digital

18 Feb 2025, 01.06 WIB

88 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Perlindungan data harus menjadi prioritas utama bagi setiap organisasi.
AI dan teknologi baru dapat digunakan baik untuk meningkatkan keamanan maupun untuk melakukan serangan siber.
Manajemen risiko yang dinamis dan adaptif sangat penting dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia teknologi informasi telah mengalami perubahan besar, terutama dalam hal perlindungan data dan keamanan siber. Data kini menjadi sangat berharga, tetapi juga menjadi target bagi penjahat siber. Untuk melindungi data, ada lima pilar keamanan siber yang disarankan, yaitu manajemen risiko yang komprehensif, penggunaan alat kecerdasan buatan (AI), penerapan enkripsi menyeluruh, bekerja di lingkungan cloud yang aman, dan memiliki rencana respons yang efektif. Dengan semakin banyaknya perangkat yang terhubung ke internet, risiko pencurian data semakin meningkat, dan serangan phishing juga meningkat pesat berkat teknologi AI.

Perusahaan perlu menerapkan strategi yang dinamis untuk melindungi data mereka. Ini termasuk memahami dan mengelola risiko, menggunakan enkripsi untuk melindungi informasi, serta memindahkan data ke cloud untuk keamanan yang lebih baik. Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memiliki tim respons insiden yang siap menghadapi serangan siber. Dengan mengikuti pilar-pilar keamanan siber ini dan terus meningkatkan keterampilan dalam transformasi digital, perusahaan dapat lebih siap menghadapi tantangan yang muncul di dunia digital yang terus berubah.

--------------------

Analisis Kami: Dalam era digital saat ini, keamanan data bukan lagi pilihan melainkan keharusan yang harus diintegrasikan dalam setiap aspek bisnis. Penggunaan AI untuk keamanan harus lebih cepat dan responsif dibanding AI yang dimanfaatkan penjahat siber agar perlindungan data efektif dan berkelanjutan.

--------------------

Analisis Ahli:

Bruce Schneier: Pendekatan berlapis seperti Defense in Depth sangat penting karena tidak ada satu solusi yang mampu mengatasi semua jenis serangan siber yang kompleks saat ini.

Eva Chen: Memanfaatkan AI secara etis dan cerdas dalam cybersecurity bisa menjadi game changer, tapi evolusi ancaman juga menuntut respons yang sama cepat dan inovatif.

--------------------

What's Next: Perusahaan yang tidak segera mengadopsi pendekatan keamanan siber adaptif dan teknologi AI akan semakin rentan terhadap serangan siber yang merugikan secara finansial dan reputasi di masa depan.

Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/chuckbrooks/2025/02/17/5-pillars-for-data-cybersecurity-in-the-evolving-digital-landscape/

Pertanyaan Terkait

Apa saja pilar keamanan siber yang direkomendasikan untuk meningkatkan perlindungan data?

Lima pilar keamanan siber yang direkomendasikan adalah manajemen risiko yang komprehensif, penggunaan alat AI, enkripsi menyeluruh, lingkungan cloud hybrid yang aman, dan rencana respons yang efektif.

Mengapa enkripsi data menjadi penting dalam manajemen risiko keamanan siber?

Enkripsi data melindungi informasi dengan membuatnya tidak dapat dibaca tanpa kunci dekripsi, sehingga menjadi penghalang bagi peretas dan meningkatkan keamanan data.

Apa dampak AI generatif terhadap serangan phishing?

AI generatif telah menyebabkan lonjakan serangan phishing sebesar 4.151% sejak peluncuran ChatGPT, karena peretas menggunakan teknologi ini untuk mengotomatisasi serangan.

Bagaimana perusahaan dapat mempersiapkan diri menghadapi insiden siber?

Perusahaan harus memiliki tim respons insiden dan rencana yang jelas untuk menangani potensi pelanggaran keamanan, termasuk pengujian prosedur cadangan.

Apa yang dimaksud dengan Zero Trust dalam konteks keamanan siber?

Zero Trust adalah pendekatan yang mengharuskan semua pengguna dan perangkat untuk diverifikasi sebelum diberikan akses ke jaringan, mengurangi risiko pelanggaran.