Courtesy of YahooFinance

AS dan Irak Sepakat Buka Kembali Jalur Pipa Minyak Demi Stabilkan Pasar

26 Feb 2025, 12.15 WIB

40 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Pembicaraan antara AS dan Irak berfokus pada pemulihan pipa minyak yang penting.
Pipa minyak yang ditutup karena sengketa biaya dapat mempengaruhi harga minyak global.
Irak berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada Iran dan mencegah kebangkitan ISIS.

Pemerintah AS dan Irak sedang membahas pembukaan kembali sebuah pipa besar yang dapat mengangkut minyak dari Irak ke pasar global. Pipa ini ditutup hampir dua tahun lalu karena sengketa biaya. Sekretaris Negara AS, Marco Rubio, dan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia Al-Sudani, sepakat bahwa Irak perlu segera membuka kembali pipa tersebut, yang diperkirakan akan mengalirkan sekitar 185.000 barel minyak per hari. Pembukaan kembali pipa ini dapat mempengaruhi harga minyak, terutama saat Presiden Donald Trump meminta penurunan harga minyak.

Menteri Minyak Irak, Hayyan Abdul Ghani, mengatakan bahwa negara tersebut sedang berkomunikasi dengan Turki untuk membahas masalah teknis sebelum pengiriman dapat dilanjutkan. Pipa ini menghubungkan Irak dengan pelabuhan Ceyhan di Turki dan ditutup pada Maret 2023 karena sengketa pembayaran. Selain itu, Rubio dan Al-Sudani juga membahas pentingnya Irak untuk menjadi mandiri dalam energi dan mengurangi pengaruh Iran, serta upaya untuk mencegah kebangkitan ISIS di wilayah tersebut.

--------------------

Analisis Kami: Pembukaan kembali pipa ini sangat krusial sebagai solusi jangka pendek untuk menstabilkan pasar minyak yang sedang goyah. Namun, tanpa perbaikan pada hubungan politik dan mekanisme pembayaran, risiko penutupan ulang masih tinggi.

--------------------

Analisis Ahli:

Steven Weissman (Pakar Energi): Pembukaan kembali pipa Irak-Turki akan meningkatkan pasokan minyak global, tetapi keberlangsungan jangka panjang bergantung pada bagaimana Baghdad dan Kurdi mengelola pendapatan dan kepatuhan kuota OPEC+.

--------------------

What's Next: Jika jalur pipa berhasil dibuka kembali, suplai minyak dari Irak akan meningkat dan dapat menurunkan harga minyak global, namun tantangan politik dan teknis di kawasan masih berpotensi menimbulkan ketidakpastian jangka menengah.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/us-iraq-talk-quickly-resuming-051531086.html