Courtesy of TheVerge
12 Peretas China Didakwa Serang Ratusan Organisasi AS, DOJ Tawarkan Hadiah Besar
06 Mar 2025, 07.22 WIB
242 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- DOJ menuntut 12 warga negara Tiongkok terkait serangan siber besar-besaran.
- Perusahaan i-Soon berperan penting dalam ekosistem hacker untuk pemerintah Tiongkok.
- Kelompok APT27 telah menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi banyak organisasi di AS.
Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan tuntutan pidana terhadap 12 warga negara China yang diduga terlibat dalam serangan siber yang menargetkan lebih dari 100 organisasi di AS, termasuk Kementerian Keuangan, sejak tahun 2013. DOJ menyatakan bahwa para pelaku melakukan serangan ini baik secara mandiri maupun atas perintah Kementerian Keamanan Publik (MPS) dan Kementerian Keamanan Negara (MSS) China. Dua dari mereka adalah petugas MPS, sementara delapan lainnya adalah karyawan perusahaan China bernama i-Soon, yang diduga memiliki kemampuan untuk meretas email dan media sosial. Perusahaan ini juga membantu pemerintah China memantau opini publik di luar negeri.
Dua orang terakhir adalah anggota kelompok bernama APT27 atau Silk Typhoon, yang telah meretas berbagai organisasi seperti sistem kesehatan dan universitas. DOJ menyebut bahwa motivasi para pelaku adalah uang, dan mereka menghasilkan banyak uang dari data yang dicuri. i-Soon bahkan melatih karyawan MPS untuk meretas secara mandiri dan menawarkan berbagai metode peretasan. Saat ini, tidak ada dari para terdakwa yang ditangkap, dan pemerintah AS menawarkan hadiah hingga Rp 164.45 miliar ($10 juta) untuk informasi yang dapat membantu menangkap mereka.
--------------------
Analisis Kami: Kasus ini menonjolkan kompleksitas perang siber yang melibatkan negara dan aktor privat dalam operasi spionase dan kriminal yang bertingkat. Penegakan hukum harus dilakukan dengan strategi diplomasi dan teknologi tinggi untuk memastikan ancaman ini bisa diatasi efektif tanpa eskalasi konflik geopolitik lebih lanjut.
--------------------
Analisis Ahli:
Brian Krebs: Ini adalah contoh nyata bagaimana serangan siber yang berorientasi pada keuntungan juga digunakan sebagai alat pengawasan dan pengaruh politik oleh negara-negara besar. Strategi pertahanan siber harus lebih adaptif dan kolaboratif untuk mengatasi ancaman seperti ini.
Mikko Hypponen: Operasi semacam ini memperlihatkan kerjasama antara aktor negara dan entitas swasta yang membuat pelacakan dan pemberatan hukum sangat menantang. Fokus pada pelatihan dan peningkatan kesadaran keamanan siber sangat penting untuk melindungi target kritikal.
--------------------
What's Next: Pemerintah AS kemungkinan akan meningkatkan upaya kolaborasi internasional untuk melacak dan menangkap para peretas China, sementara ketegangan cyber antara AS dan China bisa meningkat sebagai dampak tuduhan ini.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/625081/doj-criminal-charges-chinese-government-hackers-treasury-silk-typhoon
[1] https://theverge.com/news/625081/doj-criminal-charges-chinese-government-hackers-treasury-silk-typhoon
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh Departemen Kehakiman (DOJ) hari ini?A
DOJ mengumumkan bahwa mereka telah menuntut secara kriminal 12 warga negara Tiongkok yang terlibat dalam serangan siber terhadap lebih dari 100 organisasi di AS.Q
Siapa yang dituduh melakukan serangan siber terhadap organisasi di AS?A
DOJ menuduh 12 warga negara Tiongkok, termasuk dua petugas MPS dan anggota kelompok APT27, melakukan serangan siber.Q
Apa tujuan dari perusahaan i-Soon?A
Perusahaan i-Soon dituduh melakukan intrusi komputer dan menjual data curian kepada lembaga pemerintah Tiongkok.Q
Apa yang dilakukan kelompok APT27 atau Silk Typhoon?A
Kelompok APT27 atau Silk Typhoon terlibat dalam peretasan organisasi seperti sistem kesehatan dan universitas, dengan fokus pada perangkat lunak manajemen TI.Q
Apa imbalan yang ditawarkan pemerintah AS untuk informasi tentang para terdakwa?A
Pemerintah AS menawarkan hingga $10 juta untuk informasi yang membantu mengidentifikasi para terdakwa dan hingga $2 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan anggota Silk Typhoon.