Courtesy of YahooFinance
Pasar Saham Rebound Usai Data Inflasi Melambat, Namun Risiko Masih Menghantui
12 Mar 2025, 19.49 WIB
122 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Data inflasi yang lebih rendah memberikan kelegaan bagi pasar saham.
- Goldman Sachs menyesuaikan proyeksi mereka untuk S&P 500, mencerminkan ketidakpastian ekonomi.
- Volatilitas pasar meningkat, menunjukkan adanya ketidakpastian di kalangan investor.
Saham-saham di pasar menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami penurunan yang cukup besar, didorong oleh data inflasi yang lebih rendah dari yang diperkirakan. Inflasi di AS meningkat hanya 0,2% pada bulan Februari, lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya, memberikan harapan bagi investor yang khawatir tentang dampak perang dagang terhadap ekonomi. Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 mengalami kenaikan dalam perdagangan awal, dengan saham-saham teknologi besar seperti Tesla dan Intel mencatatkan keuntungan yang signifikan.
Namun, ada juga kekhawatiran dari Goldman Sachs yang menurunkan target untuk indeks S&P 500, menunjukkan ketidakpastian yang lebih tinggi di pasar. Selain itu, aktivitas penjualan besar-besaran oleh hedge funds dan dana yang terpengaruh oleh volatilitas pasar juga terlihat. Meskipun ada pemulihan, beberapa analis memperingatkan bahwa pasar mungkin masih memiliki ruang untuk turun lebih jauh sebelum stabil.
--------------------
Analisis Kami: Meskipun data inflasi menunjukkan perbaikan, pasar saham masih rentan terhadap risiko eksternal seperti perang dagang dan perubahan kebijakan Fed yang dapat mengubah sentimen secara cepat. Investor harus berhati-hati dan mempertimbangkan risiko jangka panjang, karena rebound ini bisa saja sementara jika faktor-faktor ketidakpastian tersebut terus membayangi.
--------------------
Analisis Ahli:
Skyler Weinand: Inflasi yang lebih lemah dari perkiraan memberi sinyal bahwa arah inflasi benar, menyiapkan pasar untuk kemungkinan kenaikan inflasi dari tarif.
David Kostin: Perkiraan pertumbuhan PDB AS yang berkurang dan tarif yang lebih tinggi menyebabkan penurunan target indeks saham serta peningkatan risiko ekuitas.
Garrett DeSimone: Kurva volatilitas yang terbalik mencerminkan panik pasar jangka pendek namun bukan krisis likuiditas sistemik, menunjukkan kemungkinan pasar akan kembali normal.
--------------------
What's Next: Pasar saham kemungkinan akan terus mengalami fluktuasi dengan potensi pembentukan dasar (bottoming out), namun ketidakpastian terkait inflasi dan kebijakan perdagangan bisa menyebabkan volatilitas tetap tinggi dalam jangka menengah.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/asian-stocks-fall-wall-street-224904447.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/asian-stocks-fall-wall-street-224904447.html