Courtesy of YahooFinance
Data Inflasi Melambat, Pasar Saham Bangkit di Tengah Kekhawatiran Perang Dagang
13 Mar 2025, 02.04 WIB
147 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Inflasi yang lebih rendah memberikan kelegaan sementara bagi pasar saham.
- Kebijakan tarif dapat mempengaruhi harga barang dan daya beli konsumen.
- Investor tetap waspada terhadap ketidakpastian ekonomi dan kebijakan Federal Reserve.
Inflasi yang lebih rendah dari yang diperkirakan di bulan Februari membuat pasar saham naik setelah dua hari mengalami kerugian besar. Meskipun ada lonjakan awal di pasar obligasi, imbal hasil obligasi justru naik karena kekhawatiran tentang perang dagang yang semakin meningkat. Indeks S&P 500 naik 0,9%, didorong oleh saham-saham teknologi besar yang sebelumnya mengalami penurunan. Meskipun data inflasi menunjukkan penurunan, banyak analis khawatir bahwa tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Trump dapat menyebabkan harga barang naik, yang bisa mempengaruhi daya beli konsumen.
Beberapa analis percaya bahwa meskipun ada berita baik tentang inflasi, Federal Reserve (bank sentral AS) tidak akan segera menurunkan suku bunga. Mereka ingin melihat lebih banyak data positif sebelum mengambil keputusan. Pasar juga menantikan pertemuan Federal Reserve minggu depan untuk mendengar pandangan mereka tentang ekonomi dan pasar tenaga kerja. Sementara itu, harga minyak dan emas mengalami kenaikan, dan nilai tukar beberapa mata uang juga berfluktuasi.
--------------------
Analisis Kami: Meski data inflasi yang melambat memberi angin segar, situasi sebenarnya jauh dari stabil karena perang dagang dan ketidakpastian kebijakan masih membayangi. Investor harus tetap waspada karena sinyal positif ini bisa dengan cepat tertutup oleh lonjakan risiko geopolitik dan ekonomi yang belum terselesaikan.
--------------------
Analisis Ahli:
Mark Hackett: Kondisi sangat oversold dan pesimisme yang mendalam menunjukkan kemungkinan rally pemulihan pasar.
Ellen Zentner: Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga tanpa bukti konsisten dari inflasi yang ramah dan stabilitas ekonomi.
Jeff Schulze: Fed perlu memastikan ekspektasi inflasi tetap terkendali sebelum memutuskan langkah pelonggaran kebijakan.
David Russell: Pemotongan suku bunga Fed pada Juni masih memungkinkan karena inflasi yang menurun dan tarif belum sepenuhnya berdampak ke harga konsumen.
Bret Kenwell: Kekhawatiran utama investor kini beralih ke pasar tenaga kerja dan kondisi ekonomi yang lebih luas daripada inflasi semata.
--------------------
What's Next: Pasar kemungkinan akan mengalami volatilitas berkelanjutan dengan potensi pemotongan suku bunga oleh Fed pada paruh kedua tahun 2025 jika inflasi tetap moderat dan tekanan perdagangan tidak semakin memburuk.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/asian-stocks-fall-wall-street-224904447.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/asian-stocks-fall-wall-street-224904447.html