Courtesy of CNBCIndonesia
Hyundai Steel Tetapkan Status Darurat, Potong Gaji dan Hadapi Tarif AS 25%
15 Mar 2025, 15.45 WIB
47 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Hyundai Steel menghadapi tantangan besar akibat tarif baja yang dikenakan oleh AS.
- Perusahaan melakukan pemangkasan gaji dan mempertimbangkan PHK sukarela untuk menghemat biaya.
- Konflik dengan serikat pekerja memperburuk situasi keuangan dan operasional perusahaan.
Hyundai Steel, perusahaan baja pertama dari Korea Selatan, mengumumkan status manajemen darurat pada 14 Maret 2025. Mereka memotong gaji eksekutif sebesar 20% dan mempertimbangkan program pensiun sukarela untuk semua karyawan. Keputusan ini diambil karena tarif 25% yang dikenakan oleh AS terhadap impor baja dari Korea, yang membuat perusahaan mengalami penurunan profitabilitas. Selain itu, mereka juga menghadapi persaingan ketat dari perusahaan baja Tiongkok dan Jepang.
Di sisi lain, Hyundai Steel sedang berjuang dengan serikat pekerjanya terkait negosiasi upah. Serikat pekerja menolak tawaran bonus kinerja dan meminta kenaikan gaji pokok yang lebih tinggi. Meskipun perusahaan melaporkan penurunan pendapatan dan laba, mereka belum mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja, yang dapat berdampak negatif pada industri baja di Korea Selatan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250315135121-4-618890/hyundai-teriak-status-darurat-ramai-ramai-bos-potong-gaji
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250315135121-4-618890/hyundai-teriak-status-darurat-ramai-ramai-bos-potong-gaji
Analisis Ahli
Dr. Lee Min-ho (Ekonom Industri Baja Korea)
"Tarif tinggi AS dan persaingan dari Tiongkok jelas mengancam kelangsungan produsen baja Korea, dan konflik perburuhan bisa menjadi faktor pemicu krisis berkepanjangan. Hyundai Steel harus segera berinovasi dan mencari pasar alternatif untuk bertahan."
Analisis Kami
"Keputusan Hyundai Steel menetapkan status manajemen darurat dan pemotongan gaji eksekutif adalah langkah yang tepat untuk menjaga kelangsungan perusahaan di tengah situasi luar biasa. Namun, tanpa penyelesaian serius dengan serikat pekerja, ketegangan internal bisa memperburuk krisis dan menimbulkan risiko lebih besar bagi stabilitas industri baja Korea Selatan."
Prediksi Kami
Jika ketegangan dagang dan konflik perburuhan berlanjut, Hyundai Steel kemungkinan akan menghadapi penurunan produksi dan pendapatan lebih dalam, serta berpotensi melakukan PHK masif dan restrukturisasi besar-besaran.