Courtesy of Axios
Mengapa AI Masih Sulit Menandingi Kreativitas dan Jiwa Manusia
13 Mar 2025, 07.00 WIB
73 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kreativitas masih menjadi tantangan besar bagi AI dalam mencapai tingkat kecerdasan super.
- AI saat ini lebih baik dalam meniru daripada menciptakan, dan sering kali tidak mampu menghasilkan ide-ide baru.
- Pengalaman manusia dan perjuangan dalam proses kreatif adalah aspek yang sulit ditiru oleh AI.
Beberapa ahli teknologi percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan segera mencapai tingkat "superintelligence," tetapi banyak yang meragukan apakah AI bisa menciptakan karya seni atau penemuan ilmiah yang setara dengan Leonardo da Vinci atau Albert Einstein. Sam Altman, CEO OpenAI, baru-baru ini menunjukkan kemampuan AI dalam menulis kreatif dengan sebuah cerita panjang tentang "AI dan kesedihan." Namun, banyak orang berpendapat bahwa AI saat ini masih terbatas pada data yang telah dipelajarinya dan tidak mampu membuat terobosan kreatif yang baru.
AI dapat membantu dalam proses kreatif, tetapi penciptaan seni yang benar-benar bermakna masih memerlukan usaha dan pengalaman manusia. Seniman manusia menggabungkan pengalaman hidup mereka dengan apa yang mereka pelajari, menciptakan suara unik yang dapat menginspirasi orang lain. Sementara itu, AI tidak memiliki pengalaman hidup atau emosi, sehingga sulit untuk menghasilkan karya yang memiliki kedalaman dan makna yang sama. Mungkin di masa depan, kombinasi AI dengan robotika bisa menghasilkan sesuatu yang lebih mendekati seni, tetapi saat ini, AI masih jauh dari menjadi kreatif seperti manusia.
--------------------
Analisis Kami: AI saat ini lebih mirip perpustakaan berjalan yang belum bisa merasakan dunia, jadi kreativitasnya terbatas pada kombinasi data yang ada. Tanpa pengalaman hidup dan dorongan emosional, AI akan sulit menulis karya seni atau melakukan penemuan yang benar-benar orisinal dan bermakna bagi manusia.
--------------------
Analisis Ahli:
Thomas Wolf: AI dalam penelitian ilmiah cenderung menjadi 'yes-men', karena mereka fokus menjawab soal yang sudah diketahui, bukan menggali pertanyaan baru yang menantang paradigma.
--------------------
What's Next: Integrasi AI dengan teknologi robotik yang memiliki pengalaman dunia nyata mungkin dapat memunculkan bentuk kreativitas baru yang lebih mendekati pemahaman manusia, meskipun AI tanpa dorongan intrinsik kemungkinan besar tidak akan pernah benar-benar kreatif seperti manusia.
Referensi:
[1] https://www.axios.com/2025/03/13/openai-chatgpt-creative-writing
[1] https://www.axios.com/2025/03/13/openai-chatgpt-creative-writing
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diposting oleh Sam Altman di X?A
Sam Altman memposting tentang pengembangan model baru OpenAI yang mampu menulis kreatif, termasuk sebuah komposisi metafiksi tentang 'AI dan kesedihan'.Q
Mengapa kreativitas dianggap sebagai tantangan terakhir bagi AI?A
Kreativitas dianggap sebagai tantangan terakhir karena banyak yang percaya bahwa ini adalah area di mana manusia masih memiliki keunggulan dibandingkan AI.Q
Apa kritik yang disampaikan oleh Thomas Wolf tentang AI dalam penelitian?A
Thomas Wolf mengkritik AI karena terlalu ingin menyenangkan orang dan tidak mampu mengajukan pertanyaan baru yang menantang dalam penelitian.Q
Mengapa karya seni yang dihasilkan AI dianggap sebagai karya yang derivatif?A
Karya seni yang dihasilkan AI dianggap derivatif karena sering kali hanya meniru atau menggabungkan elemen dari karya yang sudah ada tanpa suara atau pengalaman unik.Q
Apa yang mungkin terjadi jika AI digabungkan dengan robotika?A
Jika AI digabungkan dengan robotika, mungkin akan ada kejutan dalam cara AI dapat berinteraksi dengan dunia dan menciptakan seni yang lebih mendalam.