Kontroversi Karya AI di ICLR: Peer Reviewer Tak Dihargai
Courtesy of TechCrunch

Kontroversi Karya AI di ICLR: Peer Reviewer Tak Dihargai

19 Mar 2025, 18.30 WIB
130 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pengajuan makalah AI tanpa persetujuan peninjau dapat merugikan komunitas akademis.
  • Transparansi dan komunikasi yang baik sangat penting dalam proses peer review.
  • Ada kebutuhan untuk evaluasi yang lebih teratur dan terkompensasi untuk makalah yang dihasilkan oleh AI.
Ada kontroversi mengenai studi yang dihasilkan oleh AI yang diajukan ke konferensi ICLR, yang fokus pada kecerdasan buatan. Tiga laboratorium AI, yaitu Sakana, Intology, dan Autoscience, mengklaim telah menggunakan AI untuk membuat studi yang diterima di workshop ICLR. Sakana memberi tahu penyelenggara ICLR sebelum mengajukan makalahnya dan mendapatkan izin dari para peninjau, tetapi Intology dan Autoscience tidak melakukannya. Banyak akademisi mengkritik tindakan ini karena dianggap merugikan proses peninjauan ilmiah yang sudah memakan waktu dan tenaga.
Beberapa akademisi merasa bahwa mengajukan makalah yang dihasilkan oleh AI tanpa memberi tahu peninjau menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap waktu mereka. Sakana mengakui bahwa AI-nya membuat kesalahan dalam sitasi dan hanya satu dari tiga makalah yang diajukan yang layak diterima. Mereka akhirnya menarik makalahnya untuk menghormati proses ICLR. Beberapa orang berpendapat bahwa perlu ada lembaga yang mengatur evaluasi studi yang dihasilkan oleh AI agar peneliti mendapatkan kompensasi atas waktu mereka.
--------------------
Analisis Kami: Penggunaan material AI-generated tanpa persetujuan reviewer menunjukkan kemunduran etika dalam dunia akademik yang harus segera diperbaiki. Kejujuran dan penghormatan waktu peer reviewer sangat penting untuk menjaga kualitas dan kredibilitas riset ilmiah, terutama di bidang AI yang berkembang cepat.
--------------------
Analisis Ahli:
Prithviraj Ammanabrolu: Pengiriman karya AI tanpa izin reviewer adalah eksploitasi tenaga kerja sukarela dan mengurangi respek terhadap proses peer review.
Ashwinee Panda: Ketidaktahuan akan meminta izin kepada reviewer sebelum submit karya AI menunjukkan kurangnya rasa hormat kepada waktu dan usaha para reviewer.
Alexander Doria: Evaluasi karya AI-generated harus dilakukan oleh lembaga yang diberi kompensasi, agar tidak membebankan akademi yang sudah kewalahan.
--------------------
What's Next: Ke depannya akan muncul regulasi dan mekanisme baru yang mewajibkan transparansi serta kompensasi reviewer dalam evaluasi karya AI-generated untuk menjaga integritas akademik.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/03/19/academics-accuse-ai-startups-of-co-opting-peer-review-for-publicity/

Artikel Serupa

California Usulkan Regulasi AI Baru yang Lebih Transparan dan AmanTheVerge
Teknologi
2 bulan lalu
35 dibaca

California Usulkan Regulasi AI Baru yang Lebih Transparan dan Aman

Skandal Chatbot Arena: Perusahaan AI Besar Dituduh Curang di Benchmark PopulerTechCrunch
Teknologi
3 bulan lalu
77 dibaca

Skandal Chatbot Arena: Perusahaan AI Besar Dituduh Curang di Benchmark Populer

Bagaimana AI Mengubah Kreativitas dan Produktivitas dalam Ilmu PengetahuanQuantaMagazine
Teknologi
3 bulan lalu
113 dibaca

Bagaimana AI Mengubah Kreativitas dan Produktivitas dalam Ilmu Pengetahuan

Bahaya Penggunaan AI Tersembunyi dalam Penulisan Akademik dan DampaknyaNatureMagazine
Teknologi
3 bulan lalu
55 dibaca

Bahaya Penggunaan AI Tersembunyi dalam Penulisan Akademik dan Dampaknya

Kritik Terhadap Benchmarking AI Crowdsourced: Masalah Etika dan ValiditasTechCrunch
Teknologi
3 bulan lalu
57 dibaca

Kritik Terhadap Benchmarking AI Crowdsourced: Masalah Etika dan Validitas

Usulan Sistem Pelaporan Celah Keamanan AI untuk Lindungi Pengguna dan PenelitiWired
Teknologi
5 bulan lalu
73 dibaca

Usulan Sistem Pelaporan Celah Keamanan AI untuk Lindungi Pengguna dan Peneliti