Courtesy of InterestingEngineering
Ikhtisar 15 Detik
- Baterai berbasis air laut dapat menjadi solusi penyimpanan energi yang lebih aman dan ramah lingkungan.
- Desain anoda baru yang dikembangkan oleh tim Wang menunjukkan potensi untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan energi.
- Penelitian ini dapat membantu memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang melimpah di Kanada.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan, penyimpanan listrik yang efektif menjadi sangat penting. Profesor Xiaolei Wang dari Universitas Alberta dan timnya sedang mengembangkan baterai inovatif yang menggunakan air laut sebagai elektrolit. Baterai ini, yang disebut baterai akuatik, memiliki keunggulan seperti biaya yang lebih rendah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan baterai lithium-ion yang biasa digunakan. Mereka berhasil menciptakan bahan anoda baru yang dapat menyimpan berbagai ion, termasuk yang ada di air laut, dan dapat bertahan hingga 380.000 siklus pengisian.
Baca juga: Desain baterai EV 'perbaikan diri' gaya sandwich dapat mengakhiri kecemasan jarak tempuh.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan Canadian Light Source di Universitas Saskatchewan, yang membantu menganalisis struktur mikro bahan anoda. Jika teknologi baterai akuatik ini berhasil, itu bisa membantu menyimpan energi dari sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin, sehingga menyediakan pasokan energi yang lebih stabil dan dapat diandalkan. Dengan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan yang melimpah di Kanada, baterai ini berpotensi menjadi solusi penyimpanan energi yang lebih baik di masa depan.