Rupiah Melemah Terpengaruh Sentimen Tarif AS yang Akan Diberlakukan April
Courtesy of CNBCIndonesia

Rupiah Melemah Terpengaruh Sentimen Tarif AS yang Akan Diberlakukan April

25 Mar 2025, 09.16 WIB
270 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Nilai tukar rupiah terpengaruh oleh kebijakan tarif yang diumumkan oleh AS.
  • Donald Trump mengisyaratkan adanya fleksibilitas dalam penerapan tarif resiprokal.
  • Kebijakan tarif dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi global.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan pada Selasa, 25 Maret 2025. Rupiah dibuka di posisi Rp16.575 per dolar AS, tetapi dalam waktu kurang dari delapan menit, nilainya turun menjadi Rp16.620 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS sedikit naik menjadi 104,28, menunjukkan kekuatan dolar dibandingkan mata uang lainnya.
Pergerakan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh berita dari AS, di mana Presiden Donald Trump mengisyaratkan adanya perubahan terkait tarif impor yang akan berlaku pada 2 April. Ia menyebutkan bahwa akan ada fleksibilitas dan pengecualian untuk beberapa negara, yang bisa berdampak pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Trump juga menyebut Rabu depan sebagai "Hari Pembebasan" ketika tarif baru akan diberlakukan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/market/20250325090829-17-621430/rupiah-masih-dibayangi-as-dolar-dibuka-naik-ke-rp16575

Analisis Ahli

Muhammad Faisal (Ekonom Senior)
"Keputusan AS untuk memberlakukan tarif resiprokal bisa menekan ekspor Indonesia sehingga berdampak pada rupiah dalam jangka menengah hingga panjang."
Sri Mulyani (Menteri Keuangan Indonesia)
"Penting bagi Indonesia untuk menyiapkan strategi mitigasi risiko kebijakan tarif agar perekonomian tetap stabil."

Analisis Kami

"Kebijakan tarif yang dinamis dari AS sangat berpengaruh pada stabilitas nilai tukar rupiah, menunjukkan betapa Indonesia rentan terhadap kebijakan eksternal. Jika AS benar-benar memberikan pengecualian signifikan, rupiah bisa sedikit menguat, namun risiko fluktuasi tetap tinggi mengingat pasar masih waspada."

Prediksi Kami

Depresiasi rupiah kemungkinan akan berlanjut seiring ketidakpastian kebijakan tarif AS, namun potensi pengecualian yang diberikan AS bisa meredam tekanan negatif terhadap rupiah dalam jangka pendek.