Courtesy of CNBCIndonesia
Tata Kelola Sawit di Indonesia: Solusi Tunggal untuk Potensi Besar 2029
30 Mar 2025, 17.01 WIB
57 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pengelolaan minyak sawit di Indonesia perlu disentralisasi untuk menghindari tumpang tindih kebijakan.
- Pendapatan sektor sawit dapat meningkat signifikan jika persoalan yang ada diatasi.
- Contoh dari negara tetangga menunjukkan bahwa pengelolaan yang lebih sederhana dapat mengurangi konflik dalam industri.
Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), mengatakan bahwa banyaknya pihak yang terlibat membuat pengelolaan minyak sawit di Indonesia menjadi sulit. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kecurangan dalam produk Minyakita. GIMNI mengusulkan agar pengelolaan sawit dilakukan di bawah satu kementerian atau lembaga yang langsung di bawah Presiden, agar kebijakan tidak tumpang tindih.
Sahat juga menjelaskan bahwa jika masalah di sektor sawit dapat diatasi, pendapatan dari sektor ini diperkirakan akan mencapai USD 61,7 miliar pada tahun 2024 dan bisa meningkat menjadi USD 142,5 miliar pada tahun 2029. Ia menekankan pentingnya belajar dari negara tetangga yang berhasil mengelola sektor sawit dengan lebih baik dan tanpa banyak masalah.
Dalam dialog tersebut, Sahat mengungkapkan perlunya perbaikan dalam pengelolaan sektor sawit agar bisa lebih efisien dan menguntungkan. Dengan langkah yang tepat, diharapkan sektor sawit Indonesia dapat berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi negara.
--------------------
Analisis Kami: Pengelolaan minyak sawit yang tersebar di berbagai lembaga menyebabkan kebijakan yang tidak terkoordinasi dan inkonsistensi, menghambat kemajuan sektor ini. Penataan ulang struktur tata kelola menjadi kunci untuk menciptakan sinergi dan mempercepat pemecahan masalah, sehingga pendapatan nasional dari sawit bisa lebih maksimal.
--------------------
Analisis Ahli:
Sahat Sinaga: Terlalu banyak tangan yang mengelola sawit menyebabkan tumpang tindih dan sulitnya reformasi tata kelola, perlu satu kementerian/lembaga yang memegang kendali agar sektor sawit semakin maju.
--------------------
What's Next: Jika pengelolaan minyak sawit disentralisasi di bawah satu kementerian/lembaga yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden, maka sektor sawit Indonesia akan mengalami pertumbuhan pesat dan potensi pendapatan yang jauh lebih besar serta penurunan konflik kebijakan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250317112704-8-619161/videopengusaha-terlalu-banyak-tangan-masalah-sawit-ri-tak-selesai
[1] https://www.cnbcindonesia.com/news/20250317112704-8-619161/videopengusaha-terlalu-banyak-tangan-masalah-sawit-ri-tak-selesai
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi penyebab sulitnya penyelesaian tata kelola minyak sawit di Indonesia?A
Terlalu banyak stakeholder yang terkait menjadi penyebab sulitnya penyelesaian tata kelola minyak sawit di Indonesia.Q
Siapa yang mendorong pengelolaan sawit di bawah satu Kementerian?A
Sahat Sinaga mendorong pengelolaan sawit hanya di bawah satu Kementerian/Lembaga langsung di bawah Presiden.Q
Berapa pendapatan sektor sawit yang diperkirakan pada tahun 2024?A
Pendapatan sektor sawit diperkirakan mencapai USD 61,7 Miliar pada tahun 2024.Q
Apa yang dicontohkan Sahat Sinaga dari negara tetangga terkait pengelolaan sawit?A
Sahat Sinaga menyebutkan bahwa negara tetangga dapat menjalankan sektor sawit tanpa banyak 'tangan', sehingga minim kemelut.Q
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi persoalan sektor sawit di Indonesia?A
Persoalan sektor sawit perlu diatasi agar pendapatan dapat meningkat dan pengelolaan menjadi lebih efisien.