TikTok Dominasi Video Pendek, Monetisasi Jadi Tantangan Pesaing Besar
Courtesy of CNBCIndonesia

TikTok Dominasi Video Pendek, Monetisasi Jadi Tantangan Pesaing Besar

Menggambarkan dominasi TikTok di dunia video pendek dan tantangan monetisasi yang dihadapi oleh para pesaingnya.

29 Apr 2025, 21.10 WIB
114 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • TikTok memiliki lebih dari 1,12 miliar pengguna aktif bulanan dan menjadi pusat internet bagi generasi muda.
  • Platform lain seperti Meta dan YouTube berusaha mengejar ketertinggalan dengan fitur serupa, tetapi belum ada yang menandingi algoritma TikTok.
  • Monetisasi konten pendek tetap menjadi tantangan bagi kreator, meskipun TikTok menghasilkan pendapatan iklan yang besar.
Jakarta, Indonesia - TikTok semakin populer dan mendominasi dunia video pendek sejak diluncurkan secara global pada 2016. Aplikasi ini kini memiliki lebih dari 1,12 miliar pengguna aktif bulanan, dengan pengguna di AS menghabiskan rata-rata 108 menit per hari di platform ini. Kesuksesan TikTok memaksa raksasa teknologi Amerika seperti Meta dan Google untuk mengekor dengan menghadirkan fitur serupa.
Meski berbagai inovasi terus bermunculan, seperti e-commerce di TikTok hingga video berdurasi lebih panjang, para pesaing tetap kesulitan mengejar aplikasi asal China ini. TikTok meraup pendapatan iklan sekitar USRp 388.10 triliun ($23,6 miliar) tahun lalu, namun monetisasi video pendek tetap menjadi tantangan bagi para kreator. YouTube Shorts misalnya, membayar sekitar empat sen untuk setiap 1.000 tayangan, jauh lebih kecil dibandingkan konten YouTube berdurasi panjang.
Di tengah pengawasan ketat terhadap kepemilikan TikTok oleh China dan ancaman larangan di Amerika Serikat, pesaing seperti Meta dan YouTube melihat peluang emas. Menurut eMarketer, kedua platform itu berpotensi merebut hingga 50% dari belanja iklan yang akan dialihkan jika TikTok benar-benar dibatasi di AS. Meski demikian, monetisasi Reels dan Shorts masih dalam tahap pengembangan dan belum mampu menandingi kecanggihan algoritma TikTok.
--------------------
Analisis Kami: Monetisasi video pendek saat ini masih menjadi dilema utama yang menghambat pertumbuhan kreator secara finansial, padahal konten video pendek terus meningkat pesat. Kalau pemain besar seperti Meta dan YouTube tidak mampu mengoptimalkan strategi monetisasi, mereka bisa kehilangan kesempatan emas meskipun mendapatkan traffic pengalihan dari potensi pembatasan TikTok.
--------------------
Analisis Ahli:
Jasmine Enberg: TikTok adalah pusat internet bagi generasi muda, memanfaatkan algoritma canggih yang belum mampu disaingi oleh platform lain.
--------------------
What's Next: Persaingan ketat antara TikTok, Meta, dan YouTube akan terus berlangsung dengan inovasi monetisasi menjadi kunci utama, terutama jika TikTok benar-benar dibatasi di Amerika Serikat yang memungkinkan pesaing mendapatkan pangsa pasar iklan lebih besar.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250429142055-37-629644/amerika-kalah-jauh-cuma-bisa-nyontek-china-begini-buktinya

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang membuat TikTok begitu populer di kalangan pengguna?
A
TikTok sangat populer karena algoritma canggihnya yang memahami perilaku pengguna dan menyediakan konten yang menarik.
Q
Bagaimana TikTok mempengaruhi kompetisi di antara platform lain?
A
TikTok memaksa platform lain seperti Meta dan YouTube untuk mengembangkan fitur serupa seperti Reels dan Shorts.
Q
Apa tantangan yang dihadapi kreator dalam monetisasi konten di TikTok?
A
Kreator di TikTok kesulitan untuk mengubah popularitas mereka menjadi penghasilan yang konsisten, terutama dibandingkan dengan platform lain.
Q
Siapa Jasmine Enberg dan apa pandangannya tentang TikTok?
A
Jasmine Enberg adalah analis di Emarketer yang menyatakan bahwa TikTok adalah pusat internet untuk generasi muda.
Q
Apa potensi yang dimiliki Meta dan YouTube jika TikTok dibatasi di AS?
A
Meta dan YouTube berpotensi merebut hingga 50% dari belanja iklan yang akan dialihkan jika TikTok dibatasi di AS.

Artikel Serupa

Mark Zuckerberg Akui Tren Media Sosial Berubah di Tengah Tekanan Hukum MetaCNBCIndonesia
Bisnis
3 bulan lalu
156 dibaca

Mark Zuckerberg Akui Tren Media Sosial Berubah di Tengah Tekanan Hukum Meta

TikTok Luncurkan Fitur Meditasi untuk Cegah Kebiasaan Scrolling Berlebihan RemajaCNBCIndonesia
Sains
3 bulan lalu
47 dibaca

TikTok Luncurkan Fitur Meditasi untuk Cegah Kebiasaan Scrolling Berlebihan Remaja

Zuckerberg Akui Era Media Sosial Tradisional Berakhir, TikTok Jadi Pesaing BaruCNBCIndonesia
Bisnis
3 bulan lalu
67 dibaca

Zuckerberg Akui Era Media Sosial Tradisional Berakhir, TikTok Jadi Pesaing Baru

TikTok Perluas Layanan E-commerce ke Jepang di Tengah Tekanan ASCNBCIndonesia
Bisnis
3 bulan lalu
57 dibaca

TikTok Perluas Layanan E-commerce ke Jepang di Tengah Tekanan AS

Mark Zuckerberg Akui TikTok Ancaman Berat, Meta Kembali ke Akar FacebookCNBCIndonesia
Bisnis
3 bulan lalu
315 dibaca

Mark Zuckerberg Akui TikTok Ancaman Berat, Meta Kembali ke Akar Facebook

Instagram Luncurkan Edits, Aplikasi Video Baru untuk Tantang CapCutCNBCIndonesia
Teknologi
3 bulan lalu
172 dibaca

Instagram Luncurkan Edits, Aplikasi Video Baru untuk Tantang CapCut