Courtesy of InterestingEngineering
Deepfake Kini Bisa Meniru Detak Jantung Wajah, Deteksi Jadi Lebih Sulit
Mengungkap evolusi terbaru deepfakes yang mampu meniru detak jantung manusia dan tantangan baru dalam mendeteksinya.
30 Apr 2025, 20.32 WIB
324 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Deepfake generasi terbaru dapat meniru denyut nadi manusia, membuat deteksi menjadi lebih sulit.
- Teknik deteksi yang ada harus beradaptasi untuk melacak variasi aliran darah secara lokal.
- Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun deepfake semakin canggih, masih ada kelemahan yang dapat dimanfaatkan untuk deteksi.
Berlin, Jerman - Deepfakes, yang awalnya hanya untuk hiburan, kini semakin sering digunakan untuk tujuan jahat seperti manipulasi politik dan pemerasan siber. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa generasi terbaru video sintetis tidak lagi menunjukkan kekurangan detak jantung manusia, yang sebelumnya digunakan untuk mendeteksi deepfakes.
Teknik deteksi berbasis rPPP yang mengukur perubahan warna ritmis pada wajah tidak lagi dapat diandalkan karena deepfakes terbaru dapat menampilkan detak jantung yang realistis. Peneliti di Humboldt University of Berlin menemukan bahwa deepfakes dapat meniru detak jantung dengan menyematkan perubahan warna ritmis atau mewarisi detak jantung dari video asli.
Meskipun demikian, para peneliti menekankan bahwa ini bukan akhir dari deteksi deepfake. Detektor yang melacak fluktuasi aliran darah secara lokal di wajah mungkin dapat mengatasi tantangan ini. Mereka menyarankan bahwa kelemahan ini harus dieksploitasi oleh generasi berikutnya dari detektor deepfake.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/culture/deepfakes-with-a-heartbeat
[1] https://interestingengineering.com/culture/deepfakes-with-a-heartbeat
Analisis Ahli
Dr Peter Eisert
"Penemuan ini menunjukkan bahwa kemampuan deepfake untuk menipu deteksi biometrik sudah pada tahap mengkhawatirkan, namun celah dari distribusi denyut di wajah masih bisa dimanfaatkan untuk deteksi lanjutan."
Analisis Kami
"Ini adalah momen krusial dalam teknologi deepfake dimana batas kemampuan AI untuk memalsukan sinyal biologis manusia semakin tipis, sehingga metode deteksi konvensional harus berevolusi dengan cepat. Pendekatan baru yang fokus pada distribusi spasial denyut nadi boleh jadi menjadi kunci utama untuk mempertahankan keamanan digital di masa depan."
Prediksi Kami
Dalam waktu dekat, teknologi deteksi deepfake akan berkembang ke arah analisis detil variasi denyut nadi secara lokal di wajah, menjadi standar baru untuk mengatasi deepfake yang semakin pintar meniru sinyal biologis manusia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan dalam studi terbaru tentang deepfake?A
Studi terbaru menunjukkan bahwa deepfake generasi terbaru dapat menampilkan denyut nadi yang realistis, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi.Q
Bagaimana deteksi denyut nadi sebelumnya bekerja?A
Deteksi denyut nadi sebelumnya menggunakan teknik rPPP yang mengukur perubahan warna kecil pada wajah yang menunjukkan aliran darah.Q
Apa yang membuat deepfake generasi terbaru lebih sulit dideteksi?A
Deepfake generasi terbaru dapat menyisipkan perubahan warna ritmis dan mewarisi denyut nadi dari video asli yang digunakan untuk animasi.Q
Apa yang dapat dilakukan untuk mendeteksi deepfake yang lebih baik?A
Detektor yang melacak fluktuasi aliran darah secara lokal di wajah dapat menjadi solusi untuk mendeteksi deepfake yang lebih baik.Q
Siapa yang memimpin penelitian ini di Humboldt University?A
Dr Peter Eisert adalah pemimpin penelitian ini di Humboldt University.