Courtesy of YahooFinance
Harga Minyak Turun Karena Produksi OPEC+ Naik dan Ketidakpastian Tarif AS
Menjelaskan bagaimana peningkatan produksi minyak oleh OPEC+ dan ketidakpastian kebijakan tarif AS mempengaruhi volatilitas harga minyak dan proyeksi produksi minyak AS ke depan.
07 Mei 2025, 01.17 WIB
105 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Peningkatan produksi OPEC+ dapat menyebabkan penurunan harga minyak.
- Kebijakan tarif yang tidak menentu dapat membebani permintaan minyak global.
- Proyeksi produksi minyak AS menunjukkan penurunan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
New York, United States - Harga minyak dunia sempat mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir karena keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak secara cepat pada bulan Juni. Hal ini menyebabkan kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan minyak dunia sehingga harga menjadi lebih tidak stabil.
Selain peningkatan produksi minyak, ketidakpastian kebijakan tarif dari pemerintah AS juga berdampak besar pada pasar minyak. Kebijakan tarif yang tidak menentu diduga dapat memperlambat perdagangan global dan berpotensi menurunkan permintaan minyak, sehingga menekan harga minyak lebih lanjut.
EIA memperkirakan produksi minyak gabungan dari negara anggota OPEC+ akan meningkat sekitar 200 ribu barel per hari tahun ini, meskipun lebih rendah dari target produksi yang telah ditetapkan. Proyeksi ini menunjukkan langkah hati-hati OPEC+ dalam menjaga keseimbangan pasar minyak dunia.
Di sisi lain, produsen minyak Amerika Serikat mulai mengurangi pengeluaran karena harga minyak yang lebih rendah. EIA juga merevisi turun perkiraan produksi minyak AS tahun ini dari 13,51 juta barel per hari menjadi 13,42 juta barel per hari, mengindikasikan puncak produksi mungkin sudah tercapai pada level harga saat ini.
Dalam laporan terbarunya, EIA menurunkan proyeksi harga minyak mentah untuk tahun ini dan masa depan. Harga minyak West Texas Intermediate diperkirakan rata-rata sekitar Rp 101.65 juta ($61,81) per barel, sementara proyeksi harga Brent untuk 2025 juga diturunkan menjadi sekitar Rp 108.29 juta ($65,85) per barel.
--------------------
Analisis Kami: Penyesuaian produksi oleh OPEC+ mencerminkan respons strategis menghadapi dinamika pasar yang penuh ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan global yang tidak jelas. Sementara itu, produsen AS harus menghadapi realitas harga yang rendah dan menyesuaikan investasi, yang bisa memperlambat lonjakan produksi yang sebelumnya diperkirakan.
--------------------
Analisis Ahli:
Fatih Birol (Direktur Eksekutif IEA): Kebijakan OPEC+ dan situasi politik global sangat menentukan arah harga minyak mendatang, di mana ketidakpastian ekonomi global bisa mendominasi pasar dan memicu volatilitas yang berkepanjangan.
--------------------
What's Next: Pasokan minyak yang tetap tinggi bersama ketidakpastian ekonomi global akibat tarif akan terus menekan harga minyak, memaksa produsen AS menahan ekspansi produksi dan berpotensi memperpanjang periode harga minyak yang lebih rendah.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/higher-opec-output-tariff-uncertainty-181747365.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/higher-opec-output-tariff-uncertainty-181747365.html
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan volatilitas harga minyak menurut EIA?A
Volatilitas harga minyak disebabkan oleh persepsi oversupply dari peningkatan produksi OPEC+ dan ketidakpastian dampak ekonomi dari tarif.Q
Bagaimana keputusan OPEC+ mempengaruhi produksi minyak?A
OPEC+ telah setuju untuk meningkatkan produksi minyak, namun EIA memperkirakan bahwa produksi akan tetap di bawah jalur target saat ini.Q
Apa dampak kebijakan tarif Donald Trump terhadap pasar minyak?A
Kebijakan tarif Donald Trump dapat memperlambat perdagangan global dan menyebabkan penurunan permintaan minyak, yang berdampak negatif pada harga.Q
Apa proyeksi EIA untuk produksi minyak AS tahun ini?A
EIA memperkirakan produksi minyak AS akan mencapai 13,42 juta bpd, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.Q
Berapa harga rata-rata minyak mentah WTI yang diperkirakan oleh EIA?A
Harga rata-rata minyak mentah WTI yang diperkirakan oleh EIA adalah $61,81 per barel.