Courtesy of CNBCIndonesia

Nvidia Terperangkap Perang Dagang AS-China, SMIC China Mengukir Kebangkitan

Menguraikan dampak geopolitis dan persaingan teknologi terhadap kinerja Nvidia dan kebangkitan perusahaan chip asal China seperti SMIC.

09 Mei 2025, 15.40 WIB

43 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Nvidia mengalami penurunan signifikan akibat ketegangan geopolitik dan pembatasan ekspor.
DeepSeek dari China muncul sebagai pesaing kuat bagi Nvidia dalam bidang AI.
SMIC berhasil menunjukkan pertumbuhan laba yang signifikan dan mendukung Huawei dalam pengembangan chip.

Jakarta, Indonesia - Nvidia yang sebelumnya mengalami pertumbuhan pesat kini menghadapi penurunan tajam dalam nilai sahamnya pada tahun 2025. Hal ini terjadi karena ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China yang semakin memburuk, bersama dengan adanya persaingan dari perusahaan asal China yang menawarkan teknologi AI dengan biaya yang lebih murah.

Selain persaingan dari DeepSeek, Nvidia juga terkena dampak perang tarif antara AS dan China yang menghambat pasokan dan distribusi chipnya. Kebijakan Trump memperketat kontrol ekspor chip penting khususnya untuk pasar China, yang menjadi pasar besar bagi Nvidia, sehingga Nvidia kehilangan pendapatan signifikan.

Di sisi lain, perusahaan chip China Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) justru menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Pada kuartal pertama tahun 2024, SMIC mencatat kenaikan laba sebesar 161,9% dan memproduksi chip mutakhir dengan teknologi 5nm menggunakan alat EUV. SMIC menjadi pemasok utama untuk Huawei yang tengah bangkit kembali di pasar ponsel China.

Huawei berhasil mengembangkan ponsel 5G tanpa ketergantungan chip dari AS dengan bantuan chip Kirin 9000s hasil produksi SMIC. Ini menandai kebangkitan teknologi domestik China yang kuat di tengah adanya sanksi dan embargo dari AS sejak 2019.

Secara keseluruhan, ketegangan politik dan perang dagang AS-China memberi dampak signifikan bagi perusahaan teknologi global. Nvidia harus menghadapi tantangan berat, sedangkan SMIC dan Huawei justru memanfaatkan peluang untuk tumbuh dan memperkuat posisi mereka di pasar teknologi dunia.

--------------------

Analisis Kami: Keterbatasan akses teknologi dan pasar membuat Nvidia harus berinovasi ekstra agar tetap kompetitif di tengah tekanan geopolitik yang ketat. Sementara itu, SMIC dan Huawei menunjukkan bahwa China mampu memaksimalkan sumber daya domestik untuk melawan dominasi AS di bidang teknologi chip.

--------------------

Analisis Ahli:

Jim McGregor (Tech Analyst): Tekanan geopolitik telah mempercepat pergeseran keseimbangan kekuatan di industri semikonduktor, menandakan bahwa perusahaan AS seperti Nvidia harus mengadaptasi strategi globalnya dengan cepat agar bertahan.

Ming-Chi Kuo (Investor dan Analis Industri Tech): Keberhasilan SMIC dan Huawei adalah bukti nyata bahwa industri chip China berkembang pesat dan berpotensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi Barat.

--------------------

What's Next: Nvidia kemungkinan akan terus menghadapi tantangan besar dan kehilangan pangsa pasar lebih lanjut di China, sementara perusahaan chip China seperti SMIC bakal semakin menguat dan mengambil posisi dominan di pasar global chip, terutama di sektor AI dan teknologi 5G.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250509135413-37-632434/nvidia-runtuh-raja-chip-china-makin-berjaya