Courtesy of InterestingEngineering

Microsoft PHK 6.000 Pekerja untuk Fokus pada Transformasi AI dan Efisiensi Manajemen

Menginformasikan tentang pemangkasan tenaga kerja Microsoft sebagai bentuk restrukturisasi organisasi dan fokus pada pengembangan AI serta penyederhanaan manajemen di tengah perubahan pasar teknologi.

14 Mei 2025, 06.01 WIB

75 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Microsoft melakukan PHK besar-besaran untuk merestrukturisasi dan fokus pada kecerdasan buatan.
PHK ini terutama berdampak pada posisi manajerial dan di berbagai tim, termasuk LinkedIn dan Xbox.
Perusahaan teknologi lainnya juga melakukan pemotongan karyawan sebagai bagian dari adaptasi terhadap pasar yang dinamis.

Redmond, Washington, Amerika Serikat - Microsoft baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja sekitar 6.000 karyawan atau hampir 3% dari total tenaga kerjanya di seluruh dunia. Langkah ini merupakan yang terbesar sejak dua tahun terakhir dan menandai pergeseran perusahaan dari masa perekrutan agresif di era pandemi ke penataan ulang organisasi. Pemangkasan ini sebagian besar terjadi di Amerika Serikat, tepatnya di kantor pusat mereka di Redmond, Washington.

Pemutusan hubungan kerja ini direncanakan terjadi pada berbagai level, divisi, dan lokasi, namun lebih banyak menargetkan posisi manajer di berbagai bagian bisnis, termasuk LinkedIn dan Xbox. Microsoft menyatakan bahwa jumlah karyawan mereka masih sedikit meningkat dibandingkan tahun lalu, sehingga pemangkasan ini bukan tanda kesulitan finansial, melainkan langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas dan kelincahan organisasi.

CEO Satya Nadella dan CFO Amy Hood menegaskan bahwa perusahaan berfokus pada pembangunan tim berkinerja tinggi dengan mengurangi lapisan manajemen agar lebih gesit. Selain itu, perusahaan menginvestasikan sekitar 80 miliar dolar dalam pembangunan pusat data dan infrastruktur AI untuk mendukung ambisi besar mereka di bidang kecerdasan buatan yang kini mulai memengaruhi cara kerja di seluruh tim Microsoft.

Meski banyak yang mengaitkan pemangkasan ini dengan kemajuan AI, analis dari Glassdoor, Daniel Zhao, menilai bahwa pengurangan jumlah manajer lebih didorong oleh restrukturisasi organisasi ketimbang oleh penggantian peran manusia dengan teknologi AI. Jadi, walaupun AI membantu pekerjaan teknis seperti penulisan kode, peran pengelolaan dan kepemimpinan manusia masih sangat dibutuhkan.

Pemangkasan tenaga kerja yang dilakukan Microsoft juga menjadi bagian dari tren lebih luas di industri teknologi global tahun 2025, di mana perusahaan seperti Meta, Amazon, Salesforce, Google, dan Dell juga melakukan pengurangan staf di tengah pergeseran menuju teknologi baru termasuk kecerdasan buatan dan upaya penghematan biaya.

--------------------

Analisis Kami: Pemangkasan tenaga kerja ini menunjukkan bahwa Microsoft sedang bertransformasi dari model pertumbuhan kuantitatif ke kualitas dan efisiensi, yang sangat perlu untuk dipertahankan di pasar teknologi yang kompetitif. Namun, pengurangan manajemen yang agresif bisa berisiko mengganggu komunikasi internal dan inovasi jika tidak diimbangi dengan strategi kepemimpinan yang matang.

--------------------

Analisis Ahli:

Daniel Zhao: Pemangkasan manajemen lebih berkaitan dengan penyederhanaan organisasi daripada otomatisasi oleh AI; manajer tidak bisa digantikan oleh teknologi seperti ChatGPT.

--------------------

What's Next: Microsoft kemungkinan akan terus fokus mengembangkan teknologi AI dan mengoptimalkan struktur organisasi, yang berpotensi meningkatkan efisiensi tetapi dapat berdampak pada dinamika internal dan beban kerja karyawan yang tersisa.

Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/culture/microsoft-lays-off-6000-employees