Eric Schmidt Ingin Bangun Pusat Data Raksasa di Orbit dengan Energi Matahari
Courtesy of CNBCIndonesia

Eric Schmidt Ingin Bangun Pusat Data Raksasa di Orbit dengan Energi Matahari

Mewujudkan pembangunan pusat data di orbit Bumi dengan pemanfaatan energi matahari langsung dari antariksa untuk mengatasi keterbatasan energi listrik di daratan.

15 Mei 2025, 10.45 WIB
110 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Eric Schmidt memiliki visi untuk membangun pusat data di orbit Bumi dengan memanfaatkan energi matahari.
  • Kebutuhan energi untuk pusat data di AS diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
  • Relativity Space sedang mengembangkan teknologi baru untuk mendukung misi antariksa dan pengiriman kargo ke orbit.
Jakarta, Indonesia - Eric Schmidt, mantan bos Google, memiliki impian membangun pusat data di orbit Bumi untuk mengatasi keterbatasan listrik yang dialami fasilitas data center di Amerika Serikat. Saat ini, rata-rata pembangkit listrik hanya mampu menghasilkan sekitar satu gigawatt, sementara pusat data memerlukan listrik hingga 10 gigawatt.
Kebutuhan listrik untuk pusat data akan terus meningkat sampai 29 gigawatt dalam beberapa tahun ke depan dan bisa mencapai 67 gigawatt pada tahun 2030. Dengan skala kebutuhan yang belum pernah ada sebelumnya, solusi konvensional di daratan sulit memenuhi permintaan tersebut.
Schmidt mengungkapkan bahwa solusi terbaik adalah memanfaatkan energi matahari langsung dari luar angkasa. Dia berencana menggunakan roket Terran R buatan Relativity Space, perusahaan yang ia pimpin, untuk mengirim pusat data ke orbit rendah Bumi.
Relativity Space dikenal sebagai perusahaan yang mengembangkan teknologi manufaktur aditif untuk penerbangan antariksa. Roket Terran R mereka mampu mengangkut hingga 33.500 kg kargo ke orbit, memungkinkan pembangunan pusat data besar di luar angkasa.
Pusat data yang direncanakan akan jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah satelit Starlink milik SpaceX yang saat ini orbit Bumi, yang menyediakan layanan internet bagi perangkat di permukaan Bumi.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa Eric Schmidt dan apa rencananya terkait pusat data?
A
Eric Schmidt adalah mantan CEO Google yang ingin membangun pusat data di orbit Bumi untuk memenuhi kebutuhan energi.
Q
Apa yang dikatakan Eric Schmidt tentang kebutuhan energi pusat data di AS?
A
Eric Schmidt menyatakan bahwa pusat data di AS membutuhkan lebih banyak energi daripada yang dapat diproduksi oleh pembangkit listrik saat ini.
Q
Apa itu Relativity Space dan produk apa yang mereka kembangkan?
A
Relativity Space adalah perusahaan yang fokus pada penerbangan antariksa dan sedang mengembangkan kendaraan bernama Terran R untuk mengangkut kargo ke orbit.
Q
Bagaimana Eric Schmidt berencana untuk memanfaatkan energi matahari?
A
Eric Schmidt berencana untuk menggunakan energi matahari langsung dari antariksa untuk mengatasi masalah kebutuhan energi pusat data.
Q
Apa perbedaan antara pusat data di orbit dan satelit Starlink?
A
Pusat data di orbit direncanakan jauh lebih besar daripada satelit Starlink yang saat ini mengorbit Bumi untuk menyediakan layanan internet.

Artikel Serupa

Arab Saudi Setujui Starlink dan Teknologi Otonom dari Elon MuskCNBCIndonesia
Teknologi
16 hari lalu
21 dibaca

Arab Saudi Setujui Starlink dan Teknologi Otonom dari Elon Musk

Elon Musk: Kehancuran Bumi Jadi Alasan Pentingnya Kolonisasi MarsCNBCIndonesia
Sains
20 hari lalu
62 dibaca

Elon Musk: Kehancuran Bumi Jadi Alasan Pentingnya Kolonisasi Mars

Amazon Luncurkan Satelit Project Kuiper untuk Saingi StarlinkCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
83 dibaca

Amazon Luncurkan Satelit Project Kuiper untuk Saingi Starlink

Amazon Luncurkan Satelit Kuiper, Tantang Starlink di Pasar Internet SatelitCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
45 dibaca

Amazon Luncurkan Satelit Kuiper, Tantang Starlink di Pasar Internet Satelit

Persaingan Ketat Layanan Internet Satelit: Starlink Hadapi Pesaing BaruCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
113 dibaca

Persaingan Ketat Layanan Internet Satelit: Starlink Hadapi Pesaing Baru

Amerika Cemas Eropa Tinggalkan Starlink dan Beralih ke ChinaCNBCIndonesia
Sains
1 bulan lalu
79 dibaca

Amerika Cemas Eropa Tinggalkan Starlink dan Beralih ke China