Courtesy of CNBCIndonesia
Kebocoran Data 184 Juta Akun: Password Tersimpan dalam Teks Biasa
Mengungkap dan memberikan informasi terkait kebocoran besar data akun pengguna internet yang dapat digunakan oleh pelaku kejahatan siber.
23 Mei 2025, 19.00 WIB
106 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebocoran data besar ini menyoroti kerentanan keamanan siber yang serius.
- Data yang bocor mencakup kredensial login untuk banyak layanan digital populer.
- Risiko penyalahgunaan data sensitif dapat mengancam individu dan organisasi.
Jakarta , Indonesia - Sebuah database besar yang berisi data lebih dari 184 juta akun pengguna internet ditemukan bocor ke publik. Data ini mencakup informasi penting seperti username dan password layanan populer seperti Apple, Google, dan Meta.
Data bocor ini ditemukan oleh peneliti keamanan siber Jeremiah Fowler yang menemukan server Elastis berukuran 47 GB tidak terlindungi. Tidak ada informasi jelas mengenai siapa yang memiliki atau mengelola database tersebut.
Basis data tersebut berisi kata sandi dalam bentuk teks biasa dengan label "Senha", bahasa Portugis untuk kata sandi, yang menandakan asal data dari wilayah berbahasa Portugis. Selain itu, ditemukan juga data terkait keuangan seperti kata "bank" dan "wallet".
Meskipun server tersebut sekarang sudah diamankan dan data dihapus, masih ada kekhawatiran data sudah diakses oleh pihak lain sebelum diamankan. Data ini memungkinkan penjahat siber melakukan penipuan dan membobol akun.
Jeremiah Fowler menduga data ini dikumpulkan menggunakan teknik infostealer. Kasus ini mendapat perhatian serius karena potensi dampak besar bagi pengguna layanan digital yang datanya bocor.
--------------------
Analisis Kami: Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan keamanan database secara serius dan penggunaan enkripsi untuk melindungi data pengguna. Jika perusahaan terus lalai, kerugian akibat kejahatan siber akan semakin meluas dan merugikan banyak pihak secara signifikan.
--------------------
Analisis Ahli:
Jeremiah Fowler: Kebocoran ini adalah contoh kegagalan pengamanan yang sangat besar dan semua perusahaan harus meninjau ulang cara mereka menyimpan serta mengamankan data pengguna mereka.
Brian Krebs: Data dalam format plaintext sangat memudahkan penjahat siber melakukan serangan berantai, ini panggilan untuk semua organisasi memperbaiki praktik keamanan mereka.
Katie Moussouris: Insiden ini menyoroti pentingnya keamanan infrastruktur cloud dan pemantauan terhadap eksposur server yang tidak terkendali.
--------------------
What's Next: Kebocoran data ini akan memicu peningkatan serangan siber yang menggunakan kredensial yang bocor untuk melakukan penipuan dan pembobolan akun penting di berbagai layanan digital.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250523145824-37-635736/pengguna-internet-dalam-bahaya-besar-database-raksasa-bocor
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250523145824-37-635736/pengguna-internet-dalam-bahaya-besar-database-raksasa-bocor
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh Jeremiah Fowler terkait kebocoran data?A
Jeremiah Fowler menemukan sebuah database besar yang berisi lebih dari 184 juta data akun pengguna internet yang bocor.Q
Berapa banyak data akun pengguna yang bocor?A
Lebih dari 184 juta data akun pengguna bocor dan terpapar ke publik.Q
Dari layanan digital mana saja kredensial login yang bocor?A
Kredensial login yang bocor mencakup layanan seperti Apple, Google, Meta, Facebook, Instagram, dan banyak lainnya.Q
Apa risiko yang terkait dengan kebocoran data ini?A
Risiko terkait termasuk kemungkinan penipuan, pencurian informasi tambahan, atau pembobolan organisasi lain.Q
Mengapa database ini dianggap tidak terkelola?A
Database ini dianggap tidak terkelola karena di-host di infrastruktur yang sepenuhnya dikendalikan oleh pelanggan.