Courtesy of CNBCIndonesia
Kebocoran Data 16 Miliar Akun: Ancaman Besar untuk Keamanan Siber Global
Menginformasikan tentang kebocoran data terbesar dalam sejarah yang mengancam keamanan digital dan mengajak pengguna internet untuk segera mengambil langkah perlindungan.
21 Jun 2025, 14.15 WIB
60 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebocoran data ini merupakan insiden terbesar dalam sejarah dengan lebih dari 16 miliar kredensial login yang bocor.
- Malware infostealer menjadi alat utama dalam pencurian data, yang dapat mengakibatkan dampak luas bagi pengguna di berbagai layanan digital.
- Pengguna internet disarankan untuk segera mengambil langkah perlindungan, termasuk beralih ke metode login yang lebih aman.
Jakarta, Indonesia - Baru-baru ini, terjadi kebocoran data terbesar sepanjang sejarah yang melibatkan lebih dari 16 miliar kredensial login. Ini bukan hasil dari peretasan lama, melainkan data baru yang dikumpulkan secara sistematis menggunakan malware jenis infostealer yang mencuri data dari perangkat yang terinfeksi.
Kebocoran ini mencakup puluhan kumpulan data besar yang berisi informasi login sangat terstruktur, seperti nama pengguna, password, dan alamat URL layanan. Targetnya juga layanan populer seperti Apple, Google, Facebook, hingga platform pemerintahan.
Google menanggapi insiden ini dengan mengimbau para pengguna untuk beralih ke metode login yang lebih aman seperti passkey, sementara FBI mengingatkan tentang ancaman phishing dalam skala besar melalui tautan SMS yang mencurigakan.
Para pakar keamanan siber menyebut kebocoran ini sangat berbahaya karena meskipun pelaku kejahatan tingkat rendah bisa membeli dan memanfaatkan data ini, dampaknya bisa sangat luas dan mengancam hampir seluruh infrastruktur digital global.
Oleh karena itu, sangat penting bagi pengguna internet untuk segera mengambil langkah perlindungan diri, seperti mengganti password, menggunakan metode otentikasi lebih aman, dan berhati-hati terhadap tautan mencurigakan demi menjaga keamanan data pribadi.