Kesulitan Lulusan Baru Masuki Dunia Teknologi di Era AI

Banyak lulusan baru sekarang mengalami kesulitan besar dalam mencari pekerjaan di industri teknologi. Hal ini terjadi karena posisi kerja tingkat awal yang biasanya menjadi langkah pertama karier semakin sulit ditemukan. Berbagai pekerjaan yang dulu banyak tersedia kini berkurang drastis akibat kecerdasan buatan atau AI yang mulai mengisi peran tersebut. Data menunjukkan bahwa perekrutan lulusan baru oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar turun lebih dari setengahnya sejak tahun 2019. Sebelumnya, lulusan baru membentuk sekitar 15% dari total perekrutan, namun kini jumlahnya tinggal 7%. Ini membuat banyak calon pekerja muda merasa khawatir tentang masa depan karier mereka di bidang teknologi. Meski demikian, industri teknologi secara keseluruhan tidak menurun. Justru pekerjaan di bidang teknologi kini menyebar ke berbagai sektor lain seperti kesehatan, keuangan, dan ritel. Hal ini berarti peluang kerja teknologi tetap ada, hanya saja bentuk dan bidangnya yang berubah dan berkembang lebih luas. Jumlah pekerjaan di bidang teknologi diperkirakan akan meningkat dari 6 juta pekerjaan tahun ini menjadi 7,1 juta pada tahun 2034. Tingkat pengangguran di antara pengembang perangkat lunak juga lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional, menunjukkan bahwa sektor ini masih stabil dan menjanjikan. Salah satu kunci sukses bagi pelamar kerja adalah memiliki keterampilan dalam teknologi AI. Sebagian besar perusahaan saat ini mengutamakan pengalaman dan pengetahuan di bidang AI, bahkan hampir seperempat lowongan pekerjaan mensyaratkan kemampuan tersebut. Jadi, lulusan baru perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi untuk tetap kompetitif.