Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Sel T Khusus di Otak Kendalikan Perilaku Makan Melalui Sistem Imun
Courtesy of NatureMagazine
Sains
Kesehatan dan Obat-obatan

Sel T Khusus di Otak Kendalikan Perilaku Makan Melalui Sistem Imun

Menemukan dan memahami keberadaan serta peran T cell di dalam otak, khususnya di subfornical organ, dan bagaimana mereka menghubungkan sistem imun dengan perilaku makan yang dipengaruhi oleh diet dan mikrobioma.

NatureMagazine
Dari NatureMagazine
28 Mei 2025, 07.00 WIB
74 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Sel T di otak memainkan peran penting dalam mengatur perilaku makan.
  • Jumlah sel T di otak dipengaruhi oleh diet dan kondisi metabolisme.
  • Penemuan ini menunjukkan bahwa otak tidak sepenuhnya terpisah dari sistem kekebalan tubuh.
Para ilmuwan menemukan bahwa ada T cell, sejenis sel imun, yang tidak hanya berada di lapisan pelindung otak tetapi juga masuk ke dalam struktur otak yang disebut subfornical organ. Penemuan ini penting karena sebelumnya otak dianggap terisolasi dari sistem imun. T cell yang ditemukan di subfornical organ ini berbeda dari T cell yang biasa ditemukan di meninges. Mereka memiliki kemampuan khusus untuk tinggal di jaringan otak dan aktif memproduksi zat yang mengatur fungsi imun tubuh. Menariknya, T cell dalam otak ini sangat mirip dengan T cell yang ditemukan di jaringan lemak tikus. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan khusus antara jaringan lemak, diet, dan fungsi otak yang melibatkan sistem imun. Saat tikus diberi diet tinggi lemak, jumlah T cell di otak dan jaringan lemak meningkat. Sebaliknya, ketika tikus berpuasa selama dua hari, jumlah T cell di otak naik sedangkan di jaringan lemak menurun. Ini menunjukkan bahwa pola makan mempengaruhi distribusi T cell dalam tubuh. Temuan ini membuka pemahaman baru tentang bagaimana sistem imun bisa mempengaruhi perilaku makan dan fungsi otak melalui interaksi dengan diet dan mikrobioma. Para ahli berharap penelitian ini dapat berdampak pada pengobatan gangguan makan dan penyakit terkait lainnya.
(Sumber)

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh para peneliti tentang sel T dalam otak?
A
Para peneliti menemukan bahwa sel T berkumpul di organ subfornikal dalam otak yang mengatur berbagai proses tubuh.
Q
Mengapa sel T di otak penting untuk perilaku makan?
A
Sel T di otak penting karena mereka memberikan informasi tentang usus dan jaringan lemak yang mempengaruhi perilaku makan.
Q
Apa hubungan antara diet dan jumlah sel T di otak?
A
Diet tinggi lemak meningkatkan jumlah sel T di otak, sementara puasa mengurangi jumlah sel T di jaringan lemak.
Q
Di mana sel T ditemukan dalam otak manusia dan tikus?
A
Sel T ditemukan di organ subfornikal baik dalam otak manusia maupun tikus.
Q
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini?
A
Penelitian ini melibatkan Michal Schwartz dan Tomomi Yoshida serta tim peneliti lainnya.

Artikel Serupa

‘Slime’ menjaga otak tetap aman ― dan bisa melindungi dari penuaan.
‘Slime’ menjaga otak tetap aman ― dan bisa melindungi dari penuaan.
Dari NatureMagazine
Bagaimana stres kronis mempengaruhi pengambilan keputusan.
Bagaimana stres kronis mempengaruhi pengambilan keputusan.
Dari NatureMagazine
Bakteri hidung yang direkayasa menyusupkan obat ke dalam otak.
Bakteri hidung yang direkayasa menyusupkan obat ke dalam otak.
Dari NatureMagazine
Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.
Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.
Dari NatureMagazine
Sel kanker 'meracuni' sistem kekebalan dengan mitokondria yang terkontaminasi.
Sel kanker 'meracuni' sistem kekebalan dengan mitokondria yang terkontaminasi.
Dari NatureMagazine
Bisakah Manusia Memiliki Mikrobioma Otak?
Bisakah Manusia Memiliki Mikrobioma Otak?
Dari Wired
‘Slime’ menjaga otak tetap aman ― dan bisa melindungi dari penuaan.NatureMagazine
Sains
3 bulan lalu
96 dibaca

‘Slime’ menjaga otak tetap aman ― dan bisa melindungi dari penuaan.

Bagaimana stres kronis mempengaruhi pengambilan keputusan.NatureMagazine
Sains
3 bulan lalu
67 dibaca

Bagaimana stres kronis mempengaruhi pengambilan keputusan.

Bakteri hidung yang direkayasa menyusupkan obat ke dalam otak.NatureMagazine
Sains
3 bulan lalu
53 dibaca

Bakteri hidung yang direkayasa menyusupkan obat ke dalam otak.

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
110 dibaca

Mikroplastik menghalangi aliran darah di otak, studi pada tikus mengungkapkan.

Sel kanker 'meracuni' sistem kekebalan dengan mitokondria yang terkontaminasi.NatureMagazine
Sains
4 bulan lalu
46 dibaca

Sel kanker 'meracuni' sistem kekebalan dengan mitokondria yang terkontaminasi.

Bisakah Manusia Memiliki Mikrobioma Otak?Wired
Sains
4 bulan lalu
79 dibaca

Bisakah Manusia Memiliki Mikrobioma Otak?