Courtesy of YahooFinance
BitoPro Diduga Kehilangan Rp 189.12 miliar ($11,5 Juta) Token dalam Peretasan Besar Mei 2024
Mengungkap dan memberi informasi tentang dugaan peretasan besar yang menimpa BitoPro, penyalahgunaan aset kripto yang dicuri, serta kurangnya transparansi dari pihak bursa kepada para pengguna dan komunitas.
02 Jun 2025, 14.13 WIB
19 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- BitoPro mengalami eksploitasi besar yang mengakibatkan kerugian lebih dari $11,5 juta.
- ZachXBT mengungkapkan informasi tentang insiden tersebut tetapi BitoPro tidak mengakui eksploitasi secara publik.
- Protokol privasi seperti Tornado Cash dan Wasabi Wallet digunakan untuk mencuci hasil aset yang dicuri.
Taipei, Taiwan - BitoPro, sebuah bursa cryptocurrency yang berbasis di Taiwan, mengalami dugaan peretasan besar pada tanggal 8 Mei 2024. Dalam insiden ini, peretas berhasil mengakses dompet digital panas atau hot wallets di berbagai blockchain, seperti Ethereum, Tron, Solana, dan Polygon. Hal ini mengakibatkan hilangnya token kripto senilai lebih dari Rp 189.12 miliar ($11,5 juta) .
Setelah berhasil mencuri token, para peretas menjual aset-aset tersebut di decentralized exchanges. Uang hasil penjualan kemudian dicuci melalui teknologi privasi dan protokol mixing seperti Tornado Cash dan Thorchain agar menyembunyikan jejak transaksi yang sebenarnya. Akhirnya, dana tersebut dipindahkan ke Wasabi Wallet, sebuah layanan pencampuran Bitcoin yang juga digunakan untuk menyamarkan asal dana.
Meskipun insiden besar ini terjadi, BitoPro belum memberikan pengumuman resmi atau pernyataan publik mengenai peretasan tersebut. Pengguna hanya menerima pemberitahuan singkat bahwa layanan sementara dihentikan untuk keperluan pemeliharaan sistem. Hal ini membuat banyak pengguna dan komunitas kripto merasa was-was karena kekurangan informasi yang jelas.
BitoPro telah beroperasi sejak tahun 2018 dan merupakan bursa yang fokus melayani pasar lokal Taiwan, dengan menyediakan pasangan perdagangan yang mendukung dolar Taiwan (TWD) serta beberapa token utama seperti Bitcoin dan Ether. Bursa ini tercatat memiliki volume perdagangan yang cukup besar, dengan lebih dari Rp 328.90 miliar ($20 juta) transaksi dalam waktu 24 jam terakhir, menjadikannya salah satu bursa yang paling aktif di pasar lokal.
Insiden ini menimbulkan perhatian besar di kalangan pengguna kripto dan ahli keamanan siber terkait keamanan bursa kripto lokal serta pentingnya transparansi dalam menghadapi insiden keamanan. Dugaan pencucian dana dengan menggunakan protokol privasi juga kembali menimbulkan diskusi tentang tantangan regulasi dan pengawasan dalam dunia aset digital.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi pada bursa BitoPro pada tanggal 8 Mei?A
Bursa BitoPro diduga kehilangan lebih dari $11,5 juta dalam sebuah eksploitasi.Q
Siapa yang pertama kali melaporkan eksploitasi ini?A
ZachXBT adalah orang yang pertama kali melaporkan eksploitasi ini melalui grup Telegram-nya.Q
Apa yang dilakukan dengan aset yang dicuri dari BitoPro?A
Aset yang dicuri dijual di bursa terdesentralisasi dan hasilnya dicuci melalui protokol privasi.Q
Apa yang dikatakan BitoPro kepada pengguna setelah insiden tersebut?A
BitoPro memberi tahu pengguna bahwa bursa sedang offline untuk 'pemeliharaan' tanpa mengakui insiden tersebut.Q
Di mana BitoPro beroperasi dan sejak kapan?A
BitoPro beroperasi di Taiwan sejak tahun 2018.