Courtesy of YahooFinance
Peran AI dalam Mempercepat dan Meningkatkan Efisiensi Uji Klinis Onkologi
Menjelaskan peran dan harapan penggunaan AI dalam mempercepat dan meningkatkan efisiensi ekosistem uji klinis, khususnya pada aspek operasional, kualitas data, dan administrasi.
10 Jul 2025, 03.23 WIB
220 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- AI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam penelitian klinis.
- Pentingnya tetap belajar dari pengalaman nyata pasien untuk penyesuaian protokol percobaan.
- AI dapat membantu mengidentifikasi masalah dalam data dan mempercepat proses persetujuan terapi.
Boston, Amerika Serikat - Kecerdasan buatan (AI) semakin diharapkan untuk memainkan peran penting dalam dunia uji klinis, terutama untuk memperbaiki efisiensi proses serta membantu perekrutan pasien. Konferensi Clinical Trials in Oncology East Coast 2025 menjadi ajang untuk membahas harapan-harapan ini.
Para ahli seperti Leena Gandhi dari NextPoint Therapeutics berpendapat bahwa AI dapat membantu mempercepat penyesuaian protokol uji klinis berdasarkan data nyata yang diperoleh selama penelitian berjalan, walau tetap penting untuk mempelajari respons pasien secara langsung.
AI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pengumpulan data oleh para peneliti. Ayat Alsaraby dari Repare Therapeutics menuturkan bahwa ini bisa meningkatkan kualitas riset sekaligus mempercepat persetujuan obat baru.
Selain itu, AI diharapkan bisa mengurangi beban tugas administratif yang membebani para profesional penelitian. Julie Martin dari Scimega berharap AI bisa memberi dukungan ekstra agar para ilmuwan bisa lebih fokus pada riset utama mereka.
Dengan peran AI yang semakin meningkat, diharapkan sistem uji klinis bisa berjalan lebih cepat, lebih efektif, dan memberikan hasil yang dapat membantu pasien memperoleh terapi baru dengan lebih cepat.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/cto-east-coast-2025-ai-202350694.html
[1] https://finance.yahoo.com/news/cto-east-coast-2025-ai-202350694.html
Analisis Kami
"Adopsi AI dalam uji klinis memang sangat potensial untuk mengatasi masalah klasik seperti lambatnya proses pengambilan keputusan dan kualitas data yang tidak konsisten. Namun, penting untuk diingat bahwa AI harus digunakan sebagai alat pendukung, bukan pengganti sepenuhnya, agar hasilnya tetap valid secara klinis dan manusiawi."
Analisis Ahli
Leena Gandhi
"AI akan mempercepat penyesuaian protokol uji klinis secara real-time tapi tidak menggantikan kebutuhan belajar dari data nyata pasien."
Ayat Alsaraby
"AI berguna untuk menemukan masalah dalam data dan membantu meningkatkan kualitas serta kecepatan persetujuan studi klinis."
Julie Martin
"AI diharapkan bisa menghilangkan tugas administratif yang membebani tenaga riset, sehingga mereka bisa fokus pada penelitian inti."
Prediksi Kami
Dalam waktu dekat, AI akan menjadi alat utama di berbagai tahap ekosistem uji klinis, dari perencanaan, pengumpulan data, pemantauan hingga pelaporan hasil, sehingga mempercepat inovasi di bidang onkologi dan membawa terapi baru ke pasien lebih cepat.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa harapan para peserta konferensi CTO East Coast 2025 mengenai peran AI?A
Para peserta konferensi berharap AI dapat meningkatkan rekrutmen pasien dan efisiensi kualitas data dalam penelitian klinis.Q
Siapa Leena Gandhi dan apa pendapatnya tentang AI dalam penelitian klinis?A
Leena Gandhi adalah kepala petugas medis di NextPoint Therapeutics yang percaya bahwa AI dapat mempercepat penyesuaian protokol percobaan dengan tetap belajar dari pengalaman nyata pasien.Q
Apa yang diharapkan Ayat Alsaraby dari penggunaan AI dalam penelitian?A
Ayat Alsaraby berharap AI dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dalam data dan memastikan standar kualitas tinggi dalam penelitian.Q
Bagaimana Julie Martin berharap AI dapat membantu dalam penelitian klinis?A
Julie Martin berharap AI dapat mengurangi beban tugas administratif agar para profesional riset dapat lebih fokus pada keahlian mereka.Q
Sebutkan beberapa organisasi yang terlibat dalam diskusi mengenai AI dan penelitian klinis!A
Beberapa organisasi yang terlibat termasuk NextPoint Therapeutics, Repare Therapeutics, dan Scimega.