Skandal Kebocoran Data Besar-besaran, Ribuan Warga Afghanistan Dipindahkan ke Inggris
Courtesy of Reuters

Skandal Kebocoran Data Besar-besaran, Ribuan Warga Afghanistan Dipindahkan ke Inggris

Mengungkap dan menjelaskan insiden kebocoran data besar-besaran terhadap warga Afghanistan, serta upaya pemerintah Inggris dalam merelokasi korban demi mencegah risiko terhadap keselamatan mereka, sekaligus meminta maaf dan menginformasikan langkah hukum serta finansial yang dihadapi akibat insiden ini.

16 Jul 2025, 04.30 WIB
100 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kebocoran data yang serius dapat menempatkan nyawa ribuan orang dalam bahaya.
  • Pemerintah Inggris harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari kebocoran data ini.
  • Sistem hukum dapat digunakan untuk melindungi individu dari risiko yang muncul akibat kebocoran informasi pribadi.
London, Inggris - Pada awal 2022, sebuah kebocoran data besar yang melibatkan informasi pribadi ribuan warga Afghanistan yang pernah bekerja sama dengan militer Inggris terjadi. Data tersebut secara tidak sengaja tersebar dan bahkan dipublikasikan di media sosial, sehingga menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan mereka setelah Taliban mengambil alih Afghanistan.
Pemerintah Inggris sebelumnya, di bawah kepemimpinan partai Konservatif, membentuk skema rahasia untuk memindahkan ribuan warga Afghanistan yang terdampak ke Inggris demi melindungi mereka dari ancaman Taliban. Biaya skema ini diperkirakan mencapai sekitar 2 miliar poundsterling.
Menteri Pertahanan Inggris John Healey meminta maaf atas kebocoran yang disebut sebagai insiden data serius dan salah satu pelanggaran keamanan terburuk dalam sejarah modern Inggris. Ia juga menyatakan bahwa sekitar 4.500 warga Afghanistan dan keluarganya telah atau sedang dipindahkan ke Inggris.
Pada tahun 2023, superinjuksi yang mencegah peliputan berita terkait kebocoran data dan program relokasi dicabut oleh pengadilan. Namun, pemerintah Inggris menyatakan tidak akan memberikan suaka bagi warga Afghanistan lain sebagai akibat kebocoran ini karena penilaian bahwa Taliban tidak berniat melakukan balas dendam secara luas.
Pemerintah Inggris kini menghadapi gugatan hukum dari korban kebocoran data yang berpotensi menyebabkan kompensasi besar. Kasus ini terjadi di tengah ketegangan politik dalam negeri Inggris dengan ketatnya kondisi keuangan negara dan tekanan dari partai anti-imigrasi yang sedang memimpin survei opini.
Referensi:
[1] https://www.reuters.com/world/uk/thousands-afghans-secretly-moved-britain-after-data-leak-2025-07-15/

Analisis Ahli

Sean Humber
"Korban kebocoran data memiliki klaim kuat untuk mendapatkan kompensasi besar atas kecemasan dan kerugian yang mereka alami akibat insiden ini, menandakan pentingnya perlindungan data dan tanggung jawab pemerintah di masa depan."

Analisis Kami

"Kesalahan fatal dalam pengelolaan data oleh Kementerian Pertahanan mencerminkan lemahnya protokol keamanan informasi pemerintah sebelumnya yang kini memunculkan konsekuensi besar bagi keselamatan manusia serta kepercayaan masyarakat. Meski langkah relokasi menunjukkan respons cepat, pemerintah kini harus lebih transparan dan bertanggung jawab agar insiden serupa tidak terulang dan memperbaiki reputasi internasionalnya."

Prediksi Kami

Pemerintah Inggris kemungkinan akan menghadapi tekanan politik dan hukum yang semakin besar terkait penanganan kebocoran data ini, serta perdebatan publik mengenai kebijakan imigrasi dan perlindungan warga Afganistan yang bekerja sama dengan militer Inggris.