Fenomena Rojali di E-Commerce dan Prediksi Pertumbuhan Belanja Online Indonesia
Courtesy of CNBCIndonesia

Fenomena Rojali di E-Commerce dan Prediksi Pertumbuhan Belanja Online Indonesia

Menyampaikan fenomena tren Rojali di e-commerce dan membahas potensi pertumbuhan belanja online di Indonesia meski terjadi perilaku trafik tinggi tanpa pembelian langsung.

26 Jul 2025, 16.30 WIB
12 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Tren Rojali di e-commerce menunjukkan konsumen lebih selektif dalam berbelanja.
  • Pertumbuhan e-commerce di Indonesia diprediksi akan terus meningkat dengan adopsi teknologi digital.
  • Penggunaan smartphone dalam belanja online sangat dominan di kalangan konsumen Indonesia.
Jakarta, Indonesia - Indonesia sedang mengalami tren menarik bernama 'Rojali' atau Rombongan Jarang Beli, yang juga merambah dunia online. Meskipun banyak orang mengunjungi situs belanja, mereka tidak langsung membeli produk. Ini mirip dengan apa yang terjadi di mal, dimana pengunjung suka melihat-lihat dulu sebelum memutuskan membeli.
Menurut Budi Primawan, Sekjen Asosiasi E-Commerce Indonesia, tingginya pengunjung di e-commerce tidak berarti transaksi ikut tinggi. Konsumen sering browsing dan membandingkan harga serta menunggu promo sebelum checkout. Jadi, trafik saja tidak cukup untuk menggambarkan penjualan yang sebenarnya.
Meski begitu, belanja online di Indonesia diprediksi tetap akan tumbuh pesat. Data dari berbagai sumber menunjukkan nilai transaksi mencapai USRp 1.23 quadriliun ($75 miliar) tahun 2024, dengan sektor ritel menyumbang terbesar. Pertumbuhan ini didukung oleh kemajuan infrastruktur digital dan inovasi pembayaran, serta meningkatnya kepercayaan konsumen.
Penggunaan smartphone dalam berbelanja online terus mendominasi dengan 67% nilai transaksi berasal dari perangkat ini. Banyak orang juga mulai mengurangi kunjungan ke toko fisik dan memilih belanja secara daring karena lebih praktis dan sering mendapatkan promo menarik.
Kategori produk yang paling banyak dibeli adalah mode dan aksesori, diikuti oleh kesehatan dan kecantikan serta peralatan rumah tangga. Tren ini menunjukkan pasar e-commerce di Indonesia sangat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan kebiasaan dan kebutuhan konsumen masa kini.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250726111727-37-652420/nasib-pedagang-ecommerce-diserbu-rojali-cek-faktanya

Analisis Kami

"Fenomena 'Rojali' menunjukkan konsumen Indonesia semakin selektif dalam berbelanja online, yang menandakan tingkat kesadaran dan kebutuhan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pembelian mereka. Namun, hal ini juga menjadi tantangan bagi pelaku e-commerce untuk meningkatkan konversi pengunjung menjadi pembeli melalui strategi pemasaran yang lebih personalize dan penawaran yang lebih menarik."

Analisis Ahli

Budi Primawan
"Trafik pengunjung tinggi tidak menjamin tingkat transaksi yang tinggi karena konsumen butuh lebih banyak waktu untuk membandingkan dan mempertimbangkan pembelian."

Prediksi Kami

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia akan terus meningkat pesat dengan adopsi teknologi digital dan metode pembayaran yang semakin inovatif, meskipun pola belanja konsumen tetap berhati-hati dan cenderung menunggu promo.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan tren Rojali?
A
Tren Rojali atau Rombongan Jarang Beli adalah fenomena di mana konsumen sering mencari dan membandingkan produk tetapi tidak segera melakukan pembelian.
Q
Bagaimana perilaku konsumen dalam e-commerce menurut Budi Primawan?
A
Menurut Budi Primawan, konsumen sering browsing dan membandingkan produk, lalu menunggu promo atau pertimbangan sebelum melakukan checkout.
Q
Apa prediksi pertumbuhan e-commerce di Indonesia hingga 2029?
A
Pertumbuhan e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai 19% per tahun dari 2027 hingga 2029.
Q
Apa kategori yang memimpin transaksi e-commerce di Indonesia?
A
Kategori ritel memimpin transaksi e-commerce di Indonesia sebesar 61% dari total nilai transaksi.
Q
Bagaimana penggunaan smartphone dalam belanja online di Indonesia?
A
67% orang Indonesia menggunakan smartphone untuk berbelanja online, sementara 33% menggunakan desktop.

Artikel Serupa

E-Commerce Indonesia Tutup Layanan, Bukalapak Fokus ke Produk DigitalCNBCIndonesia
Bisnis
1 bulan lalu
53 dibaca

E-Commerce Indonesia Tutup Layanan, Bukalapak Fokus ke Produk Digital

10 E-Commerce yang Tutup Layanan, Bukalapak Fokus ke Produk VirtualCNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
241 dibaca

10 E-Commerce yang Tutup Layanan, Bukalapak Fokus ke Produk Virtual

JD.com Catatkan Laba Besar dan Ekspansi Usai Tutup JD.ID di IndonesiaCNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
219 dibaca

JD.com Catatkan Laba Besar dan Ekspansi Usai Tutup JD.ID di Indonesia

Penjualan Ritel Jelang Lebaran Turun, Hanya 40% Target TercapaiCNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
198 dibaca

Penjualan Ritel Jelang Lebaran Turun, Hanya 40% Target Tercapai

Daya Beli Melemah, Mal di Jakarta Sepi di Awal Ramadan 2025CNBCIndonesia
Bisnis
5 bulan lalu
117 dibaca

Daya Beli Melemah, Mal di Jakarta Sepi di Awal Ramadan 2025

Transaksi Perbankan Digital di Indonesia Tumbuh Pesat, Didominasi Generasi MudaCNBCIndonesia
Finansial
6 bulan lalu
222 dibaca

Transaksi Perbankan Digital di Indonesia Tumbuh Pesat, Didominasi Generasi Muda