Courtesy of InterestingEngineering
Penemuan Baru: Otak Bagian RTN Bisa Jadi Kunci Atasi Autisme dan Epilepsi
Menemukan target baru dalam pengobatan autisme dengan mengidentifikasi peran reticular thalamic nucleus (RTN) yang dapat menjadi kunci dalam mengatasi gejala autisme dan epilepsi secara bersamaan.
02 Sep 2025, 06.46 WIB
200 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Nucleus thalamus retikularis dapat menjadi target baru untuk pengobatan autisme.
- Aktivitas berlebih di RTN berhubungan langsung dengan perilaku autistik pada model tikus.
- Obat dan teknik yang digunakan untuk mengobati epilepsi memiliki potensi untuk juga digunakan dalam pengobatan autisme.
Stanford, Amerika Serikat - Peneliti dari Stanford Medicine menemukan bahwa bagian spesifik di otak yang disebut reticular thalamic nucleus (RTN) dapat memengaruhi perilaku yang terkait dengan autisme. Area ini berfungsi sebagai penyaring informasi sensorik antara thalamus dan korteks dan sebelumnya belum pernah dikaitkan langsung dengan autisme.
Menggunakan tikus yang kekurangan gen Cntnap2, para ilmuwan mencatat aktivitas RTN meningkat saat tikus menghadapi rangsangan seperti cahaya atau angin. Aktivitas ini juga melonjak selama interaksi sosial dan bahkan memicu kejang-kejang pada tikus tersebut.
Tikus dengan aktivitas RTN yang berlebihan menunjukkan perilaku yang sering terlihat pada autisme, seperti melakukan gerakan berulang, sensitivitas tinggi terhadap rangsangan, interaksi sosial yang berkurang, serta aktivitas motorik yang meningkat. Tikus-tikus ini juga lebih rentan mengalami kejang.
Tim peneliti menguji obat percobaan epilepsi bernama Z944 yang berhasil mengurangi aktivitas berlebihan RTN dan memperbaiki perilaku tikus model autisme. Selain itu, teknik DREADD yang memungkinkan pengendalian aktivitas neuron secara genetik juga berhasil menurunkan gejala autisme pada tikus.
Penelitian ini menunjukkan bahwa menekan aktivitas RTN bisa menjadi pendekatan baru dalam mengobati autisme dan epilepsi yang sering terjadi bersamaan. Meskipun temuan ini masih pada tahap awal dan diuji pada tikus, hal ini membuka harapan untuk terapi yang lebih efektif di masa depan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/health/brain-overactivity-autism-epilepsy
[1] https://interestingengineering.com/health/brain-overactivity-autism-epilepsy
Analisis Kami
"Penemuan ini sangat menarik karena menghubungkan dua kondisi kompleks yang sebelumnya kurang dipahami mekanismenya secara bersamaan lewat satu wilayah otak yang spesifik. Namun, perlu diingat bahwa hasil pada model tikus belum tentu sama efektifnya pada manusia, jadi penelitian lanjutan sangat krusial untuk memvalidasi potensi terapi ini."
Analisis Ahli
John Huguenard
"Penelitian ini membuka jalan baru dalam memahami mekanisme neuron yang berperan pada autisme dan epilepsi, memperlihatkan bahwa targeting RTN bisa menjadi strategi pengobatan yang efektif dan inovatif."
Prediksi Kami
Dalam beberapa tahun ke depan, terapi yang menargetkan RTN dapat dikembangkan dan diuji pada manusia untuk menangani autisme serta epilepsi secara bersamaan, membuka babak baru dalam pengobatan gangguan neurodevelopmental.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh peneliti di Stanford Medicine tentang autisme?A
Peneliti di Stanford Medicine menemukan bahwa mengurangi aktivitas di nucleus thalamus retikularis dapat membalikkan gejala autisme pada tikus.Q
Apa peran nucleus thalamus retikularis (RTN) dalam perilaku terkait autisme?A
Nucleus thalamus retikularis berfungsi sebagai penyaring informasi sensorik dan aktivitas berlebih di area ini terkait dengan perilaku autistik.Q
Bagaimana aktivitas berlebih di RTN mempengaruhi perilaku tikus?A
Aktivitas berlebih di RTN menyebabkan perilaku seperti repetitif, sensitivitas tinggi, dan interaksi sosial yang berkurang pada tikus.Q
Obat apa yang diuji dalam penelitian dan apa efeknya?A
Obat yang diuji adalah Z944, yang membantu menurunkan aktivitas berlebih di RTN dan memperbaiki defisit perilaku pada model tikus autisme.Q
Apa hubungan antara autisme dan epilepsi menurut penelitian ini?A
Sekitar 30% orang dengan autisme juga mengalami epilepsi, dan penelitian ini menunjukkan hubungan antara keduanya melalui aktivitas RTN.