Courtesy of CNBCIndonesia
Perubahan Iklim Tingkatkan Resiko Racun Arsenik di Beras dan Kesehatan Kita
Mengungkap dampak perubahan iklim terhadap penyerapan arsenik berbahaya di sawah dan potensi risiko kesehatan yang meningkat akibat konsumsi beras, sekaligus mencari solusi untuk mengurangi paparan arsenik tersebut.
04 Sep 2025, 19.00 WIB
169 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perubahan iklim meningkatkan risiko paparan arsenik dalam pertanian beras.
- Paparan arsenik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker dan penyakit jantung.
- Pentingnya pengelolaan dan penelitian untuk varietas padi yang lebih aman dalam konteks perubahan iklim.
Jakarta, Indonesia - Penelitian terbaru mengungkap bahwa perubahan iklim berperan penting dalam meningkatkan kadar racun arsenik di sawah yang berdampak pada kesehatan manusia. Suhu bumi yang meningkat dan kadar karbon dioksida yang bertambah membuat tanaman padi menyerap lebih banyak arsenik, sebuah zat beracun yang bisa membahayakan tubuh.
Sawah yang tergenang menyebabkan tanah kekurangan oksigen, sehingga mineral besi yang biasanya mengikat arsenik larut. Akibatnya, arsenik menjadi lebih mudah diserap oleh akar tanaman padi yang nantinya masuk ke dalam beras yang kita konsumsi sehari-hari.
Penelitian dilakukan dengan menanam 28 varietas padi di lapangan terbuka menggunakan sistem Free-Air CO₂ Enrichment (FACE) selama sekitar 10 tahun. Hasilnya menunjukkan peningkatan drastis penyerapan arsenik, yang bisa meningkatkan risiko kanker serta penyakit jantung dan diabetes pada manusia.
Khususnya di Tiongkok dan wilayah Asia Tenggara, risiko kanker paru-paru serta kandung kemih akibat arsenik di beras diperkirakan meningkat hingga 44%. Penting bagi kita untuk menyadari ancaman kesehatan ini karena beras adalah makanan pokok bagi miliaran orang.
Para peneliti menyarankan beberapa cara untuk mengurangi bahaya ini, seperti memilih varietas padi yang lebih sedikit menyerap arsenik, mengelola air sawah dengan pengeringan berkala, serta teknik memasak yang meminimalkan kadar arsenik dalam nasi. Upaya ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250904151724-37-664329/tanda-kiamat-makin-jelas-sekarang-bisa-terlihat-di-beras
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250904151724-37-664329/tanda-kiamat-makin-jelas-sekarang-bisa-terlihat-di-beras
Analisis Kami
"Penyerapan arsenik oleh padi akibat perubahan iklim adalah peringatan besar bagi ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat yang sering diabaikan. Intervensi cepat seperti pengembangan varietas padi yang tahan arsenik dan pengelolaan air irigasi harus menjadi prioritas nasional untuk mencegah bencana kesehatan yang lebih besar."
Analisis Ahli
Dr. Lewis Ziska
"Peningkatan kadar arsenik pada beras akibat perubahan iklim dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung, diabetes, dan berbagai kanker yang berkaitan dengan paparan arsenik anorganik dalam jangka panjang."
Prediksi Kami
Jika suhu bumi terus naik dan kadar CO₂ terus meningkat, risiko penyakit serius akibat paparan arsenik melalui konsumsi beras akan meningkat pesat terutama di wilayah Asia yang menjadikan beras sebagai makanan pokok.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan global?A
Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan arsenik di sawah, yang berpotensi memengaruhi ketahanan pangan global.Q
Bagaimana cara arsenik berbahaya masuk ke dalam tanaman padi?A
Arsenik dapat masuk ke dalam tanaman padi melalui penyerapan akar saat kondisi sawah tergenang mengurangi oksigen dalam tanah.Q
Apa saja penyakit yang dapat muncul akibat paparan arsenik?A
Penyakit yang dapat muncul akibat paparan arsenik termasuk penyakit jantung, diabetes, dan berbagai jenis kanker.Q
Di mana saja wilayah yang paling berisiko terhadap peningkatan arsenik?A
Wilayah paling berisiko adalah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Tiongkok Selatan, di mana beras menjadi makanan pokok.Q
Apa langkah yang disarankan untuk mengurangi paparan arsenik pada beras?A
Langkah yang disarankan termasuk pemuliaan varietas padi yang kurang menyerap arsenik dan pengelolaan air sawah dengan sistem pengeringan berkala.