Courtesy of Wired
Data Tersembunyi dan Serangan Siber: Ancaman Baru di Dunia Digital Kita
Memberikan informasi tentang berbagai isu keamanan dan privasi data terbaru yang mempengaruhi pengguna global serta upaya pemerintah dan perusahaan dalam menangani dan merespons tantangan ini.
16 Agt 2025, 13.30 WIB
112 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Data broker sering kali menyembunyikan opsi untuk menghapus data pribadi, menyulitkan konsumen.
- Pengawasan dan kontrol internet di Rusia semakin ketat dengan pembatasan pada aplikasi komunikasi.
- Kebocoran data dan kesalahan komunikasi dapat memiliki konsekuensi serius bagi lembaga penegak hukum.
Washington D.C., Amerika Serikat; Moskow, Rusia; Oslo, Norwegia; Inggris - Baru-baru ini sebuah investigasi mengungkap bahwa banyak data broker sengaja menyembunyikan alat penghapusan data pribadi agar tidak mudah ditemukan melalui Google Search. Hal ini menyulitkan orang untuk melindungi privasi mereka dengan menghapus informasi yang tidak diinginkan dari internet.
Sementara itu, ada laporan bahwa Rusia kemungkinan terlibat dalam serangan siber besar terhadap sistem pengadilan Amerika Serikat, yang menimbulkan kekhawatiran besar tentang keamanan data penting dan kemampuan pemerintah untuk menanggapi insiden semacam itu.
Di Rusia sendiri, pemerintah mulai memblokir fitur panggilan terenkripsi di aplikasi populer seperti WhatsApp dan Telegram, mengklaim bahwa enkripsi tersebut melanggar undang-undang berbagi informasi dengan lembaga keamanan. Hal ini berdampak pada lebih dari 100 juta pengguna di negara tersebut.
Di Amerika Serikat, seorang anggota US ICE secara tidak sengaja menambahkan warga sipil ke dalam grup chat rahasia yang membahas operasi lapangan dan kasus kriminal, menimbulkan risiko bocornya informasi sensitif. Insiden ini mengingatkan pada kasus kebocoran data yang sama di lingkup pemerintahan sebelumnya.
Baca juga: Serangan Siber dan Pembatasan Internet di Tengah Ketegangan Iran-Israel dan Ancaman Global
Di Inggris, pemerintah menambah penggunaan teknologi pengenalan wajah dengan mengerahkan 10 van khusus untuk membantu polisi dalam mengidentifikasi pelaku kriminal tertentu, sebuah langkah yang memperluas pengawasan digital dan memicu perdebatan mengenai implikasi privasi.
Referensi:
[1] https://wired.com/story/russia-crack-down-end-to-end-encrypted-calling/
[1] https://wired.com/story/russia-crack-down-end-to-end-encrypted-calling/
Analisis Kami
"Kasus-kasus ini menegaskan betapa rapuhnya ruang digital kita di tengah tuntutan kontrol pemerintah dan bisnis yang cenderung mengabaikan hak individu. Tanpa transparansi dan regulasi yang ketat, risiko penyalahgunaan data serta pelanggaran privasi akan semakin meningkat dan sulit dikendalikan."
Analisis Ahli
Bruce Schneier
"Ketika perusahaan data broker berusaha menyembunyikan kontrol privasi, itu mencerminkan kurangnya akuntabilitas dan perlindungan konsumen yang jangka panjang dapat merusak kepercayaan publik."
Mikko Hypponen
"Serangan siber yang melibatkan negara seperti Rusia menunjukkan bahwa perang siber menjadi ancaman nyata yang harus diprioritaskan oleh semua negara dalam kebijakan keamanan nasional mereka."
Prediksi Kami
Tekanan terhadap privasi dan keamanan digital akan semakin intens, dengan pemerintah di berbagai negara memperketat kontrol teknologi sambil memicu perdebatan tentang kebebasan berinternet dan hak privasi pengguna.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terungkap tentang data broker dalam laporan terbaru?A
Laporan terbaru menunjukkan bahwa banyak data broker menyembunyikan alat opt-out dan penghapusan data pribadi dari pencarian Google.Q
Apa yang dilakukan Maggie Hassan terkait dengan penyembunyian alat opt-out?A
Maggie Hassan menuntut akuntabilitas dari perusahaan-perusahaan yang menyembunyikan alat tersebut.Q
Apa yang dilakukan Rusia terhadap WhatsApp dan Telegram?A
Rusia mulai memblokir panggilan di WhatsApp dan Telegram dengan alasan bahwa skema enkripsi melanggar persyaratan berbagi informasi dengan pemerintah.Q
Apa yang terjadi dengan grup chat ICE baru-baru ini?A
ICE secara tidak sengaja menambahkan seseorang yang tidak berwenang ke dalam grup chat yang membahas informasi sensitif.Q
Siapa yang mengatakan bahwa peretas Rusia terlibat dalam serangan siber di Norwegia?A
Beate Gangås, kepala layanan polisi keamanan Norwegia, menyatakan bahwa peretas Rusia bertanggung jawab atas serangan siber yang menargetkan bendungan di Norwegia.