Klarna Akui Penggunaan AI Terlalu Cepat, Kini Fokus Perbaiki Layanan Pelanggan
Courtesy of YahooFinance

Klarna Akui Penggunaan AI Terlalu Cepat, Kini Fokus Perbaiki Layanan Pelanggan

Menyampaikan bagaimana Klarna belajar dari pengalaman penggunaan AI secara berlebihan dalam memangkas biaya, dan kini berupaya menyeimbangkan antara efisiensi dengan pengembangan produk dan pelayanan agar dapat bersaing di pasar, terutama menjelang penawaran umum sahamnya di AS.

10 Sep 2025, 22.40 WIB
67 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Klarna mengalami kesulitan dalam penggunaan AI yang berlebihan dan berusaha untuk memperbaiki layanan.
  • Perusahaan melakukan pemotongan pekerjaan tetapi kini mulai merekrut kembali.
  • IPO Klarna diharapkan dapat memengaruhi tren untuk penawaran fintech yang berkembang pesat.
Stockholm, Swedia; New York, Amerika Serikat - Klarna adalah perusahaan asal Swedia yang menawarkan layanan 'beli sekarang, bayar nanti' dan termasuk di antara yang pertama menggunakan kecerdasan buatan (AI) secara luas untuk menekan biaya. Namun, CEO Sebastian Siemiatkowski mengakui bahwa penggunaan AI yang terlalu cepat menyebabkan layanan dan produk kurang optimal, sehingga sekarang perusahaan ingin memperbaikinya.
Perusahaan telah memangkas ribuan pekerjaan dan menghentikan penggunaan layanan dari vendor besar seperti Salesforce untuk mengandalkan alat-alat berbasis AI yang dibuat sendiri. Meskipun demikian, CEO menyadari bahwa penghematan biaya ini tidak cukup memuaskan investor yang menuntut pertumbuhan dan peningkatan produk.
Salah satu manfaat AI yang nyata terlihat pada chatbot Klarna yang dapat menangani pekerjaan yang setara dengan 700 staf dan mengurangi waktu penyelesaian masalah pelanggan dari rata-rata 11 menit menjadi 2 menit. Di bulan Mei, Klarna bahkan menggunakan avatar AI dari CEO untuk menyampaikan laporan keuangan secara interaktif.
Klarna baru saja mengadakan penawaran umum saham perdana (IPO) di pasar saham New York, mendapatkan dana sebesar 1,37 miliar dolar AS dengan nilai perusahaan mencapai 15 miliar dolar AS. Pasar AS menjadi fokus utama Klarna karena di sana banyak pesaing seperti Affirm.
Meski berbasis teknologi AI, Klarna kini kembali membuka lowongan pekerjaan dan memperkuat tim manusia mereka untuk memperbaiki produk dan pelayanan. Perusahaan yakin AI bukan sekadar alat penghemat biaya, tapi juga akan membantu meningkatkan layanan ke konsumen dan pedagang di masa depan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/europes-ai-poster-child-klarna-154000545.html

Analisis Kami

"Klarna menunjukkan bahwa adopsi AI harus diimbangi dengan perhatian serius pada aspek kualitas layanan, bukan hanya efisiensi biaya. Perusahaan fintech lain pun harus belajar bahwa AI bukan solusi instan, melainkan alat yang harus diintegrasikan secara strategis dengan sumber daya manusia untuk hasil terbaik."

Analisis Ahli

Andrew Ng
"Menggabungkan AI dengan elemen manusia adalah pendekatan terbaik untuk memastikan teknologi tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga memperkuat nilai layanan dan inovasi."
Cathy O'Neil
"Penggunaan AI tanpa kontrol dan evaluasi yang baik dapat menimbulkan risiko menurunnya kualitas dan kepercayaan pelanggan, jadi Klarna sudah mengambil langkah tepat dengan melakukan koreksi."

Prediksi Kami

Klarna akan terus mengombinasikan teknologi AI dengan tenaga manusia untuk meningkatkan layanan pelanggan dan pertumbuhan bisnisnya, sehingga menjadi contoh strategi penggunaan AI yang seimbang bagi perusahaan fintech di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diakui oleh CEO Klarna mengenai penggunaan teknologi AI?
A
CEO Klarna mengakui bahwa perusahaan mungkin telah terlalu cepat dalam menggunakan teknologi AI dan mencoba untuk melakukan perbaikan.
Q
Berapa banyak pekerjaan yang telah dipotong oleh Klarna?
A
Klarna telah memotong jumlah pekerjaan dari 5.000 menjadi 3.800.
Q
Apa tujuan dari Klarna dalam menggunakan teknologi AI?
A
Tujuan Klarna dalam menggunakan teknologi AI adalah untuk meningkatkan produktivitas dan meningkatkan produk bagi pelanggan dan pedagang.
Q
Mengapa Klarna memutuskan untuk menghentikan penggunaan Salesforce?
A
Klarna memutuskan untuk menghentikan penggunaan Salesforce karena mereka mengembangkan alat data berbasis AI yang lebih efisien.
Q
Apa yang terjadi setelah Klarna melaksanakan IPO?
A
Setelah melaksanakan IPO, Klarna kembali membuka lowongan pekerjaan dan berusaha untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan.

Artikel Serupa

Investor Antusias Sambut IPO Klarna, Valuasi 50% Lebih Rendah dari AffirmYahooFinance
Finansial
2 hari lalu
258 dibaca

Investor Antusias Sambut IPO Klarna, Valuasi 50% Lebih Rendah dari Affirm

Klarna Gabungkan AI dan Tenaga Manusia untuk Layanan Pelanggan BerkualitasTechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
286 dibaca

Klarna Gabungkan AI dan Tenaga Manusia untuk Layanan Pelanggan Berkualitas

Klarna dan Masa Depan CEO AI: Saat Teknologi Mulai Gantikan ManusiaTechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
160 dibaca

Klarna dan Masa Depan CEO AI: Saat Teknologi Mulai Gantikan Manusia

Klarna Tingkatkan Efisiensi Dengan AI, IPO AS Ditunda SementaraTechCrunch
Teknologi
3 bulan lalu
81 dibaca

Klarna Tingkatkan Efisiensi Dengan AI, IPO AS Ditunda Sementara

Klarna Siap IPO AS dan Tunjukkan Laba Berkat AI In-HouseTechCrunch
Finansial
6 bulan lalu
269 dibaca

Klarna Siap IPO AS dan Tunjukkan Laba Berkat AI In-House

Klarna Siap IPO di AS dengan Valuasi Miliaran Dolar Usai Perbaikan KeuanganYahooFinance
Finansial
6 bulan lalu
112 dibaca

Klarna Siap IPO di AS dengan Valuasi Miliaran Dolar Usai Perbaikan Keuangan