Courtesy of CNBCIndonesia
Bahaya Serangan Siber di Perbankan Digital dan Solusi Berbagi Data
Mengungkap alasan mengapa perbankan sering menjadi target serangan siber dan pentingnya pertukaran data antar institusi keuangan untuk mencegah tindak kejahatan siber yang semakin canggih di era digitalisasi.
15 Sep 2025, 14.51 WIB
109 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Industri perbankan perlu meningkatkan keamanan siber di tengah digitalisasi.
- Kolaborasi antara institusi keuangan sangat penting untuk mencegah kejahatan siber.
- Deepfake AI menjadi alat yang berpotensi disalahgunakan oleh pelaku kejahatan dalam serangan siber.
Jakarta, Indonesia - Industri perbankan di Indonesia kini semakin banyak layanan yang berbasis digital, sehingga nasabah bisa melakukan transaksi tanpa perlu datang ke kantor cabang. Contohnya pembukaan rekening dan pengajuan kredit bisa dilakukan secara online melalui aplikasi atau video call.
Namun, kemudahan ini juga menjadi jalan bagi pelaku kejahatan siber untuk melancarkan aksi mereka, apalagi teknologi seperti deepfake AI semakin dipakai untuk mencoba membobol sistem perbankan dan membuka rekening palsu.
Pelaku kejahatan siber biasanya bekerja dalam sindikat yang saling bertukar informasi agar serangan yang mereka lakukan lebih efektif dan menghindari terdeteksi oleh bank yang menjadi target.
Masalah utama yang disoroti adalah kurangnya keberanian atau mekanisme berbagi data antar bank, padahal informasi seperti device ID ponsel yang digunakan bisa menjadi kunci untuk mendeteksi pola serangan dan mencegah serangan berulang.
Dengan meningkatkan kerja sama dan berbagi data antar institusi perbankan, diharapkan dapat memperkuat keamanan digital sehingga pelaku kejahatan siber lebih sulit untuk menjalankan aksinya dan melindungi nasabah dari penipuan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250915144716-37-667071/privy-ungkap-alasan-perbankan-kerap-jadi-target-kejahatan-siber
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250915144716-37-667071/privy-ungkap-alasan-perbankan-kerap-jadi-target-kejahatan-siber
Analisis Kami
"Kurangnya kolaborasi data antar bank merupakan celah besar yang masih belum tertangani secara efektif dalam industri keuangan Indonesia. Jika tidak segera diatasi, risiko serangan siber semakin meluas dan dapat merusak kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan digital."
Analisis Ahli
Marshall Pribadi
"Serangan siber semakin terorganisir dan bank harus berbagi informasi device ID untuk deteksi dini dan pencegahan kejahatan yang berulang."
Cybersecurity Analyst
"Penggunaan deepfake AI dalam kejahatan siber menuntut pengembangan alat deteksi yang lebih canggih dan kolaborasi sektor keuangan untuk proteksi maksimal."
Prediksi Kami
Ke depan, industri perbankan akan semakin meningkatkan kerja sama dan berbagi data anti-penipuan demi mengurangi kejahatan siber, serta mengadopsi teknologi keamanan digital yang lebih canggih untuk menghadapi serangan yang menggunakan kecerdasan buatan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi perhatian utama dalam artikel ini?A
Artikel ini membahas tentang ancaman kejahatan siber di industri perbankan di era digitalisasi.Q
Mengapa perbankan menjadi target serangan siber?A
Perbankan menjadi target karena banyak aktivitas nasabah yang dilakukan secara online, yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan.Q
Siapa yang menjelaskan masalah ini dalam forum?A
Marshall Pribadi, CEO Privy, menjelaskan masalah ini dalam Fintech Forum.Q
Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kejahatan siber di perbankan?A
Untuk mengatasi masalah kejahatan siber, perlu ada kolaborasi dalam berbagi informasi antara institusi keuangan.Q
Bagaimana peran device ID dalam keamanan data perbankan?A
Device ID membantu melacak aktivitas mencurigakan dan dapat digunakan untuk memblokir akses jika ditemukan penyalahgunaan.