Inovasi Baterai Zinc-Air Terisi Ulang: Tenaga Kuat, Tahan Lama, dan Ramah Lingkungan - image 1
Inovasi Baterai Zinc-Air Terisi Ulang: Tenaga Kuat, Tahan Lama, dan Ramah Lingkungan - image 2

Inovasi Baterai Zinc-Air Terisi Ulang: Tenaga Kuat, Tahan Lama, dan Ramah Lingkungan

Mengembangkan baterai zinc-air yang dapat diisi ulang dengan performa tinggi serta masa pakai panjang untuk mendukung solusi penyimpanan energi bersih yang efisien dan ramah lingkungan.

23 Sep 2025, 20.17 WIB
42 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pengembangan baterai zink-udara yang lebih efisien dapat mendukung penyimpanan energi bersih.
  • Katalis baru yang digunakan menunjukkan potensi untuk meningkatkan daya dan umur baterai.
  • Inovasi ini membuka peluang untuk aplikasi yang lebih luas dalam kendaraan listrik dan penyimpanan energi skala besar.
Melbourne, Australia - Tim peneliti di Monash University Melbourne berhasil mengembangkan baterai zinc-air yang mampu diisi ulang dengan performa luar biasa. Mereka menggunakan bahan 3D yang diolah melalui perlakuan panas menjadi lembaran karbon ultra-tipis dan menambahkan atom kobalt dan besi secara presisi pada level atomik untuk meningkatkan kinerja baterai.
Baterai ini menunjukkan daya tahan luar biasa dengan mampu bertahan selama 74 hari dalam pengujian berkelanjutan dan menjalani hingga 3.570 siklus isi ulang. Hal ini menandai pencapaian penting karena sebelumnya baterai zinc-air dikenal sulit untuk diisi ulang dan jarang tahan lama.
Dalam hal tenaga, baterai ini bisa menghasilkan power density sebesar 229,6 mW/cm2 dan energy density hingga 997 Wh/kg, yang jauh mengungguli katalis bertenaga mahal seperti platinum dan ruthenium. Selain itu, penggunaan bahan yang lebih murah dan melimpah seperti zinc menjadikan baterai ini lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Para peneliti percaya bahwa teknologi ini tidak hanya untuk baterai zinc-air, tetapi juga dapat diterapkan ke berbagai teknologi energi terbarukan lain seperti fuel cell, proses pemisahan air untuk menghasilkan hidrogen, serta konversi karbon dioksida menjadi bahan bakar atau produk lain.
Dahulu, baterai zinc-air hanya digunakan untuk perangkat kecil seperti alat bantu dengar. Dengan inovasi ini, teknologi baterai zinc-air diharapkan bisa masuk ke aplikasi besar seperti kendaraan listrik dan penyimpanan energi skala besar sehingga mendukung masa depan energi bersih global.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/energy/zinc-air-battery-sets-record

Analisis Ahli

John Goodenough
"Perkembangan katalis atomik seperti ini adalah lompatan besar untuk baterai metal-air yang selama ini dihambat oleh kestabilan dan efisiensi reaksi elektrokimia."
Danielle Galvan
"Pendekatan menggunakan doping atomik dan material 3D carbon ini sudah menjadi standar baru dalam pengembangan baterai berkapasitas tinggi dan daya tahan lama."

Analisis Kami

"Penemuan ini sangat menjanjikan untuk masa depan penyimpanan energi bersih karena memperbaiki kelemahan utama baterai zinc-air yang selama ini membatasi penggunaannya secara luas. Namun, tantangan dalam manufaktur massal dan integrasi teknologi ini ke dalam produk komersial tetap harus diatasi untuk mencapai dampak besar di pasar energi."

Prediksi Kami

Dalam waktu dekat, teknologi baterai zinc-air yang dapat diisi ulang ini akan mulai dikembangkan untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi skala besar, menggantikan baterai konvensional yang lebih mahal dan kurang ramah lingkungan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang telah dikembangkan oleh ilmuwan Australia di Monash University?
A
Ilmuwan Australia di Monash University telah mengembangkan baterai zink-udara yang inovatif dengan kinerja yang lebih baik dan biaya yang lebih rendah.
Q
Apa fungsi dari baterai zink-udara?
A
Baterai zink-udara berfungsi sebagai sel elektrokimia yang menggunakan oksidasi seng dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan energi.
Q
Apa tantangan utama dalam penerapan baterai zink-udara?
A
Tantangan utama dalam penerapan baterai zink-udara adalah daya keluaran yang terbatas dan stabilitas pengisian-pengosongan yang buruk.
Q
Apa hasil dari penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti?
A
Penelitian tersebut menghasilkan baterai yang dapat bertahan selama 74 hari dan mengalami 3.570 siklus pengisian.
Q
Mengapa inovasi ini dianggap sebagai titik balik dalam teknologi baterai?
A
Inovasi ini dianggap sebagai titik balik karena menunjukkan bahwa teknologi ini siap untuk diterapkan dalam aplikasi praktis.