Partai Demokrat Korea Dorong Regulasi Stablecoin Untuk Lindungi Rupiah
Courtesy of YahooFinance

Partai Demokrat Korea Dorong Regulasi Stablecoin Untuk Lindungi Rupiah

Mendorong penyusunan legislasi lengkap tentang stablecoin dan aset digital yang dapat melindungi kedaulatan moneter Korea dan mengatur pasar aset digital agar tetap inovatif dan aman bagi konsumen.

25 Sep 2025, 19.31 WIB
49 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Partai Demokrat Korea Selatan berkomitmen untuk mendorong legislasi mengenai aset digital dan koin stabil.
  • Ada kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan mengenai pengiriman aset digital ke luar negeri yang dapat mempengaruhi kontrol keuangan.
  • Inovasi dalam teknologi aset digital diharapkan dapat diimbangi dengan regulasi yang masuk akal untuk melindungi konsumen.
Seoul, Korea Selatan - Partai Demokrat di Korea Selatan membentuk Tim Tugas Aset Digital baru untuk mempercepat penyusunan undang-undang terkait stablecoin dan aset virtual. Langkah ini bertujuan mengatasi tantangan besar dari transfer aset digital besar-besaran ke luar negeri yang mengancam stabilitas moneternya.
Han Jung-ae, Ketua Komite Kebijakan Partai, menekankan pentingnya inovasi teknologi bersama regulasi yang seimbang agar Korea dapat tetap memimpin dalam pasar finansial digital yang sangat dinamis. Sementara itu, Lee Jung-moon, pimpinan tim tugas, ingin legislatif menyelesaikan regulasi sebelum akhir 2025.
South Korea telah melihat arus keluar aset digital hingga 40,6 miliar dolar AS dalam kuartal pertama 2025, dengan sekitar setengahnya melalui stablecoin seperti USDT dan USDC. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan akan pengaruh mata uang asing terhadap ekonomi nasional.
BDACS dan Woori Bank telah meluncurkan stablecoin resmi pertama yang didukung won Korea, dan perusahaan besar seperti Kakao juga tengah menyiapkan token serupa. Partai Demokrat ingin mengembangkan stablecoin berbasis won sebagai jawaban atas dominasi stablecoin berbasis dolar AS dari negara lain.
Persaingan politik muncul karena Partai Kuasa Rakyat juga mengajukan rancangan undang-undang stablecoin yang berbeda, menandakan negosiasi yang ketat agar tercapai konsensus bipartisan. Tim Tugas Aset Digital akan bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah dan pelaku industri melalui forum publik.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/south-koreas-ruling-party-task-123159875.html

Analisis Ahli

Peter Chung
"Aturan terkait kustodi, pengungkapan, dan mekanisme asuransi harus menjadi prioritas utama untuk perlindungan konsumen dan stabilitas pasar aset digital."

Analisis Kami

"Langkah Partai Demokrat sangat tepat di saat gelombang adopsi blockchain semakin meningkat dan ancaman keuangan luar negeri terus membayangi kedaulatan moneter Korea Selatan. Namun, keberhasilan legislasi ini sangat bergantung pada kemampuan mereka menjembatani perbedaan politik agar tercipta aturan yang tidak hanya protektif namun juga mendukung inovasi teknologi finansial."

Prediksi Kami

Legislasi terkait stablecoin dan aset digital akan lolos dengan kompromi bipartisan, menciptakan regulasi yang mendukung inovasi sekaligus menjaga kestabilan finansial nasional.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan dari 'Digital Asset Task Force' yang diluncurkan oleh Partai Demokrat?
A
Tujuan dari 'Digital Asset Task Force' adalah untuk mendorong legislasi terkait aset digital dan koin stabil untuk melindungi kedaulatan moneter Korea.
Q
Mengapa ada kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan mengenai transfer aset digital ke luar negeri?
A
Kekhawatiran muncul karena $40,6 miliar aset digital telah ditransfer ke luar negeri, yang dapat mempengaruhi kontrol keuangan negara.
Q
Apa langkah yang diambil oleh BDACS dalam pasar koin stabil di Korea Selatan?
A
BDACS meluncurkan KRW1, koin stabil pertama yang didukung oleh won, bekerja sama dengan Woori Bank.
Q
Siapa yang memimpin 'Digital Asset Task Force' dan apa yang diharapkan dari mereka?
A
Lee Jung-moon memimpin 'Digital Asset Task Force', yang diharapkan dapat mengesahkan undang-undang terkait aset digital dan koin stabil pada tahun ini.
Q
Apa prioritas utama dalam mekanisme perlindungan konsumen yang akan diusulkan dalam legislasi?
A
Prioritas utama dalam perlindungan konsumen adalah aturan penyimpanan, persyaratan pengungkapan, dan mekanisme asuransi.