Stablecoin Won Korea: Kedaulatan Moneter vs Batasan Globalisasi Digital
Courtesy of YahooFinance

Stablecoin Won Korea: Kedaulatan Moneter vs Batasan Globalisasi Digital

Menggambarkan tantangan dan paradoks legalisasi stablecoin Won Korea dalam konteks perlindungan kedaulatan moneter dan keterbatasan kontrol modal yang membatasi peredaran internasional, serta membandingkannya dengan kondisi Hong Kong Dollar yang lebih fleksibel secara global.

24 Sep 2025, 09.51 WIB
233 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Stablecoin lokal di Asia terhambat oleh pengendalian modal, membatasi potensi mereka untuk sirkulasi global.
  • Dolar Hong Kong adalah satu-satunya mata uang di Asia yang dapat bersaing secara internasional.
  • Legislasi untuk melegalkan stablecoin di Korea menunjukkan upaya untuk mempertahankan kedaulatan moneter.
Seoul, Korea Selatan - Di tengah persiapan Korea Blockchain Week, stablecoin yang dikaitkan dengan Won Korea menjadi topik hangat. Para pembuat kebijakan di Korea Selatan ingin menggunakan stablecoin ini sebagai alat menjaga kedaulatan moneter negara dari pengaruh dolar AS yang sangat dominan di pasar global. Namun, upaya ini tidak bertujuan untuk mendunia karena peraturan ketat yang menghalangi peredaran Won di luar negeri.
Korea Selatan memberlakukan aturan kontrol modal ketat sejak krisis keuangan Asia 1997 untuk mencegah pelarian modal. Aturan ini menyebabkan stablecoin Won tidak bisa berfungsi secara internasional. Pembuat undang-undang di Korea dengan jelas menyatakan bahwa stablecoin Won hanya akan beredar dalam negeri untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan ekonomi.
Paradoks terjadi karena pembatasan ini justru memperkuat dominasi stablecoin berbasis dolar AS seperti USDT dan USDC yang digunakan di berbagai wilayah termasuk Amerika Selatan. Sedangkan di Asia, hampir semua mata uang lokal menghadapi pembatasan serupa, kecuali Hong Kong yang memiliki keadaan khusus dengan mata uang Dollar Hong Kong yang bebas konvertibel dan dipatok ke dolar AS.
Mata uang Hong Kong dengan kebijakan nilai tukar tetap dan cadangan besar membuatnya unik dan mampu menjadi stablecoin yang benar-benar bisa beredar secara global. Ini sekaligus menjadi contoh bagaimana perlakuan regulasi menentukan kemampuan stablecoin suatu mata uang untuk bertahan dan bersaing di pasar internasional.
Tanpa pelonggaran kontrol modal atau penciptaan zona khusus yang memungkinkan peredaran bebas, stablecoin Won akan terus terbatas hanya sebagai alat domestik. Ini membatasi potensinya untuk menjembatani kebijakan domestik dengan kebutuhan likuiditas global, suatu kondisi yang sulit dihindari tanpa perubahan kebijakan besar di masa depan.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/asia-morning-briefing-capital-controls-025158758.html

Analisis Ahli

Nouriel Roubini
"Kontrol modal yang ketat memang dapat melindungi stabilitas keuangan dalam jangka pendek, tapi menghambat inovasi dan integrasi pasar dalam dunia digital yang semakin globalized."
Christine Lagarde
"Pengembangan stablecoin lokal harus seimbang antara perlindungan kedaulatan dan kebutuhan akses internasional agar bisa berkontribusi maksimal terhadap sistem keuangan masa depan."

Analisis Kami

"Meskipun stablecoin Won menawarkan potensi untuk memperkuat kedaulatan moneter Korea, kendala regulasi dan kontrol modal membuatnya tak lebih dari inovasi lokal yang terkurung. Kala pemerintah tidak mengambil langkah konkret untuk liberalisasi modal atau membuat zona sandbox yang memadai, Korea akan terus bergantung pada stablecoin berbasis dolar dan melewatkan peluang globalisasi finansial digital."

Prediksi Kami

Kecuali terjadi pelonggaran kontrol modal atau pembentukan zona khusus yang memperbolehkan peredaran bebas, stablecoin Won Korea akan tetap menjadi produk domestik tanpa daya saing global yang signifikan, sementara Hong Kong Dollar akan terus menjadi pesaing utama stablecoin regional di Asia.