Deteksi Flu Mudah dengan Sensor Rasa Mint, Alternatif Baru Pengganti PCR
Courtesy of CNBCIndonesia

Deteksi Flu Mudah dengan Sensor Rasa Mint, Alternatif Baru Pengganti PCR

Mengembangkan teknologi deteksi influenza yang mudah diakses dan cepat tanpa perlu ke klinik, menggunakan sensor rasa mint yang dapat mendeteksi virus flu lewat indra pengecap lidah.

07 Okt 2025, 20.20 WIB
15 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penelitian tentang deteksi influenza menggunakan sensor molekuler dapat menjadi inovasi penting dalam diagnosis penyakit.
  • Sensor ini dapat memberikan solusi untuk deteksi awal infeksi flu sebelum gejala muncul.
  • Penggunaan rasa mint sebagai indikator infeksi adalah pendekatan baru yang menjanjikan dalam teknologi kesehatan.
Jakarta, Indonesia - Flu adalah penyakit yang mudah menular, bahkan sebelum orang menunjukkan gejala. Biasanya untuk mendeteksi flu, kita harus menjalani tes PCR yang lama dan mahal. Kadang juga ada tes cepat, tapi hasilnya tidak selalu akurat, terutama sebelum gejala flu muncul.
Kini, sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Lorenz Meinel sedang membuat teknologi baru menggunakan rasa mint. Sensor ini akan memberikan rasa pedas atau mint di lidah saat mendeteksi virus flu dalam air liur orang yang terinfeksi. Teknologi ini memanfaatkan molekul yang ada pada virus flu yang disebut neuraminidase.
Sensor ini dibuat dari pengikatan bahan dasar neuraminidase dengan molekul thymol, sehingga saat menyentuh lidah orang yang terkena flu, akan melepaskan rasa khas mint atau pedas. Ini adalah cara baru untuk mengetahui seseorang sedang terinfeksi flu tanpa harus ke rumah sakit atau klinik.
Penelitian sampai sekarang sudah berhasil diuji di laboratorium dan pada sel manusia serta tikus. Yang menarik, rencana berikutnya adalah melakukan uji klinis pada manusia dan mencoba bentuk sensor yang lebih praktis seperti permen karet atau lozenges.
Jika berhasil, dalam dua tahun ke depan kita bisa punya alat baru yang cepat dan mudah untuk mendeteksi flu. Ini akan sangat membantu perlindungan kita di tempat yang rawan penularan dengan cara yang praktis dan terjangkau.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251007122012-37-673585/tanda-mau-sakit-flu-bisa-dirasakan-di-lidah-begini-caranya

Analisis Ahli

Lorenz Meinel
"Teknologi sensor rasa sebagai metode deteksi memberikan alternatif baru yang praktis dan dapat diakses luas untuk pencegahan dini influenza."

Analisis Kami

"Pendekatan inovatif menggunakan indra pengecap sebagai detektor virus menunjukkan potensi besar dalam mempermudah dan mempercepat diagnosis flu dengan biaya rendah. Namun, efektivitas dan penerimaan masyarakat terhadap metode ini harus diuji lebih lanjut di uji klinis untuk memastikan keakuratan dan keamanan penggunaannya."

Prediksi Kami

Dalam dua tahun ke depan, sensor diagnosis influenza berbasis rasa mint kemungkinan akan menjadi alat screening cepat dan murah yang bisa digunakan di rumah, mengubah cara kita mendeteksi flu dan mencegah penyebarannya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Lorenz Meinel dan tim?
A
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknik deteksi influenza yang dapat dilakukan di rumah tanpa perlu mengunjungi klinik.
Q
Bagaimana sensor molekuler yang dikembangkan dapat mendeteksi influenza?
A
Sensor molekuler yang dikembangkan akan mengeluarkan rasa mint ketika terpapar dengan air liur orang yang terinfeksi, menandakan adanya infeksi influenza.
Q
Apa peran neuraminidase dalam infeksi virus influenza?
A
Neuraminidase adalah enzim yang digunakan oleh virus influenza untuk menghancurkan ikatan di sel, sehingga memungkinkan virus untuk menginfeksi inang.
Q
Mengapa teknik deteksi influenza ini dianggap lebih baik daripada tes PCR?
A
Teknik deteksi ini lebih cepat dan lebih mudah diakses dibandingkan tes PCR yang membutuhkan waktu dan biaya tinggi.
Q
Apa rencana selanjutnya setelah uji coba laboratorium?
A
Setelah uji coba laboratorium, tim berencana untuk memulai uji coba klinis dengan subjek manusia.