Gelombang PHK 2025: Dampak Tarif Impor dan Investasi Artificial Intelligence
Courtesy of CNBCIndonesia

Gelombang PHK 2025: Dampak Tarif Impor dan Investasi Artificial Intelligence

Artikel ini bertujuan menginformasikan tentang fenomena PHK besar-besaran yang terjadi pada tahun 2025 di berbagai perusahaan global, terutama perusahaan teknologi dan industri lainnya, serta menjelaskan faktor penyebab dan dampak yang terjadi akibat kebijakan tarif impor serta investasi pada Artificial Intelligence.

03 Nov 2025, 19.40 WIB
195 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • PHK di berbagai sektor, termasuk teknologi, terus berlanjut akibat restrukturisasi dan kebijakan baru.
  • Perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft sedang melakukan pemangkasan besar-besaran untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.
  • Kenaikan biaya operasional akibat tarif impor baru mempengaruhi keputusan perusahaan untuk merumahkan karyawan.
Jakarta, Indonesia - Tahun 2025 kembali ditandai dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di banyak perusahaan besar di seluruh dunia. Beberapa perusahaan teknologi dan industri lainnya mengalami tekanan berat akibat kebijakan tarif impor baru dari Amerika Serikat serta perubahan kebiasaan belanja konsumen yang memengaruhi pendapatan mereka.
Survei dari perusahaan ADP melaporkan kehilangan 32 ribu pekerjaan di sektor swasta selama bulan September saja. Perusahaan seperti Amazon, UPS, Paramount, dan Microsoft harus memangkas ribuan pekerja dalam upaya efisiensi dan restrukturisasi, di samping investasi mereka yang semakin besar pada teknologi Artificial Intelligence (AI).
Amazon mengurangi 14 ribu pekerjanya dengan fokus besar pada AI, sementara UPS harus merumahkan total 48 ribu pegawai karena perubahan pola pengiriman barang. Begitu juga dengan Paramount yang melakukan PHK setelah merger dengan Skydance senilai USRp 131.56 triliun ($8 miliar) , serta Intel yang akan memangkas hingga 22 ribu pekerja untuk menyesuaikan ukuran perusahaan.
Perusahaan di sektor lain seperti farmasi dan minyak juga melakukan pemangkasan jumlah karyawan sebagai bagian dari strategi biaya dan adaptasi terhadap perubahan pasar global. Lufthansa, misalnya, akan mengurangi pekerjaannya sampai 4.000 orang sampai tahun 2030, sementara ConocoPhillips akan memberhentikan 20-25% stafnya.
Keseluruhan dari PHK ini juga didorong oleh kebutuhan untuk mempercepat digitalisasi dan penerapan AI yang mempengaruhi efisiensi kerja. Kondisi ini menandai perubahan besar dalam dunia kerja yang menuntut para pekerja dan perusahaan untuk terus berinovasi dan beradaptasi agar tetap mampu bersaing di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251103143939-37-681783/badai-phk-menggila-di-2025-cek-daftar-terbarunya

Analisis Ahli

Andrew Ng
"Pemangkasan tenaga kerja merupakan langkah sulit namun penting agar perusahaan mampu berinvestasi lebih besar pada AI yang akan menjadi masa depan industri."
Mary Barra
"Restrukturisasi perusahaan harus fokus pada efisiensi tanpa mengorbankan inovasi dan kesejahteraan karyawan yang menjadi aset utama."

Analisis Kami

"PHK masif yang terjadi saat ini merupakan tanda nyata betapa cepatnya perubahan teknologi dan kebijakan global memaksa perusahaan menyesuaikan diri demi kelangsungan bisnis. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan AI dan efisiensi digital akan terus mengalami tekanan, sehingga tenaga kerja harus menghadapi tantangan besar dalam mencari posisi baru di pasar kerja yang semakin kompetitif."

Prediksi Kami

Pemutusan hubungan kerja akan terus terjadi terutama di sektor teknologi dan industri berat, seiring dengan percepatan adopsi Artificial Intelligence dan digitalisasi, serta ketegangan perdagangan global yang memengaruhi biaya operasional perusahaan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa penyebab utama PHK yang terjadi di berbagai perusahaan pada tahun 2025?
A
Penyebab utama PHK adalah akibat tarif impor baru dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen, serta restrukturisasi dalam perusahaan.
Q
Berapa jumlah pekerja yang dirumahkan oleh Amazon?
A
Amazon berencana memangkas 14 ribu pekerja atau sekitar 4% dari total pegawai.
Q
Mengapa Microsoft melakukan pemecatan massal?
A
Microsoft melakukan pemecatan massal sebagai bagian dari restrukturisasi dan untuk memangkas lapisan manajemen.
Q
Apa yang menyebabkan UPS merumahkan banyak pegawai?
A
UPS merumahkan banyak pegawai sebagai upaya untuk menyesuaikan diri dengan pergeseran dalam pengiriman.
Q
Apa dampak dari tarif impor baru yang diberlakukan?
A
Tarif impor baru menyebabkan banyak perusahaan meningkatkan biaya operasional, yang berujung pada PHK.