Courtesy of Forbes
Persaingan Akses GPU: Masa Depan AI Ada di Tangan Siapa Menguasai Komputasi
Artikel ini bertujuan menggambarkan pentingnya akses komputasi GPU dalam pengembangan AI yang kini didominasi oleh korporasi besar, dan menunjukkan upaya untuk mendemokratisasi akses tersebut melalui jaringan komputasi terdesentralisasi agar inovasi AI bisa lebih merata dan ekonomis bagi semua kalangan.
11 Nov 2025, 16.14 WIB
260 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kekuatan komputasi kini menjadi sumber daya yang sangat dicari dalam perkembangan AI.
- Desentralisasi akses komputasi dapat mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar dan meningkatkan inovasi.
- Perhatian terhadap infrastruktur komputasi sebagai hak asasi dan kekuatan nasional semakin meningkat di seluruh dunia.
Global, Dunia - Perlombaan di dunia kecerdasan buatan saat ini bukan hanya soal algoritma atau ide, melainkan soal siapa yang dapat mengakses daya komputasi, khususnya GPU yang semakin langka dan mahal. Nvidia mendominasi pasar GPU global dengan pangsa sekitar 94 persen, dan sebagian besar GPU terbarunya telah dipesan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI, Google, dan Meta. Hal ini membuat startup dan institusi kecil semakin sulit untuk bersaing dan berinovasi karena harga dan kapasitas komputasi yang dibutuhkan sangat tinggi.
Baca juga: Inovasi AI Terdesentralisasi: Melawan Dominasi Raksasa Teknologi Dengan Biaya Lebih Rendah
Kondisi ini mendorong dua bersaudara, David dan Daniil Liberman, untuk menciptakan Gonka, sebuah jaringan komputasi terdesentralisasi yang memungkinkan setiap orang berkontribusi dan bertukar-menggunakan daya komputasi secara demokratis. Ide mereka adalah agar AI bisa diakses layaknya internet di masa awalnya, bukan sebagai layanan yang dikendalikan oleh segelintir perusahaan besar. Namun, sistem terdesentralisasi ini memiliki tantangan besar seperti memastikan keandalan, verifikasi, dan menjaga agar tidak terjadi kembali konsentrasi kekuatan yang merugikan.
Para pakar memperingatkan bahwa teknologi saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan sistem terdesentralisasi. Pentingnya tata kelola sosial dan institusional yang tepat menjadi kunci sebab tanpa itu, sistem bisa dipengaruhi oleh aktor kuat yang ingin mengendalikan jaringan. Seiring dunia menyadari bahwa akses komputasi adalah infrastruktur penting, beberapa pemerintah di Eropa, Asia, dan Afrika mulai membangun aliansi regional untuk mengurangi ketergantungan pada AS dan China, serta mengamankan kedaulatan AI mereka.
Fenomena ini tidak hanya menjadi masalah bisnis teknis, tapi juga berdampak luas pada geopolitik dan ekonomi global. Dengan penggunaan AI yang terus naik signifikan di berbagai sektor, akses terhadap daya komputasi menjadi faktor penting bagi produktivitas dan inklusi ekonomi. Oleh karena itu, masa depan AI sangat bergantung pada bagaimana kompetisi dan kolaborasi dalam pengelolaan infrastruktur komputasi berjalan dan siapa yang berhak mengendalikannya.
Liberman bersaudara menggambarkan dua skenario masa depan terkait dominasi komputasi AI: satu di mana beberapa perusahaan besar AS dan China tetap mengendalikan seluruh kapasitas, dan yang lain di mana jaringan terbuka mampu menurunkan biaya secara drastis dan membuka akses secara lebih merata. Masa depan AI bukan cuma soal teknologi namun juga soal demokrasi akses dan tata kelola jaringan komputasi global yang kini menjadi arena kompetisi baru di era digital.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/kolawolesamueladebayo/2025/11/11/who-owns-the-future-of-compute-the-quest-to-make-ai-open-for-all/
[1] https://www.forbes.com/sites/kolawolesamueladebayo/2025/11/11/who-owns-the-future-of-compute-the-quest-to-make-ai-open-for-all/
Analisis Ahli
Pew Research Center
"Teknologi tidak memiliki sifat baik atau buruk secara inheren; dampaknya tergantung pada bagaimana manusia menggunakannya, termasuk dalam tata kelola sistem komputasi terdesentralisasi."
Galaxy Research
"Jaringan terdesentralisasi bisa mengungguli cloud terpusat dalam pekerjaan tertentu, tetapi masalah verifikasi dan keandalan masih menjadi tantangan besar yang harus dipecahkan."
EPOCH AI
"Paradox sistem terdistribusi menunjukkan bahwa semakin terbuka sebuah sistem, semakin besar kebutuhan akan koordinasi yang rumit agar efisiensi dan keamanan tetap terjaga."
Analisis Kami
"Dominasi Nvidia atas akses GPU memang menimbulkan risiko monopoli yang memperlambat inovasi di ekosistem AI global. Namun, upaya seperti Gonka menunjukkan bahwa solusi teknologi terdesentralisasi bisa menjadi game changer asalkan disertai tata kelola sosial dan insentif yang tepat agar jaringan tetap terbuka dan efektif."
Prediksi Kami
Di masa depan, ada dua kemungkinan besar yakni dominasi berkelanjutan oleh segelintir perusahaan besar atau munculnya jaringan komputasi terbuka yang menurunkan biaya secara drastis, sehingga akses ke AI menjadi lebih merata dan terjangkau secara global.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan kekuatan komputasi menjadi sangat penting dalam perkembangan AI?A
Kekuatan komputasi menjadi penting karena menjadi dasar bagi pengembangan dan aksesibilitas AI di seluruh dunia.Q
Siapa yang menguasai pasar GPU global dan berapa persentasenya?A
Nvidia menguasai sekitar 94 persen pasar GPU global.Q
Apa tujuan dari jaringan Gonka yang dikembangkan oleh Liberman bersaudara?A
Tujuan Gonka adalah untuk membuat akses ke AI terbuka dan tidak terpusat pada beberapa pemain besar.Q
Mengapa desentralisasi dianggap penting dalam konteks komputasi dan AI?A
Desentralisasi dianggap penting untuk memastikan akses yang lebih adil dan mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar.Q
Apa yang dikatakan oleh World Economic Forum tentang infrastruktur komputasi?A
World Economic Forum menyatakan bahwa infrastruktur komputasi adalah aset penting dalam ekonomi digital dan AI.