Tim berawak-tidak berawak: Uji terbang berteknologi tinggi USAF memadukan XQ-58A Valkyrie dengan F-35
Courtesy of InterestingEngineering

Rangkuman Berita: Tim berawak-tidak berawak: Uji terbang berteknologi tinggi USAF memadukan XQ-58A Valkyrie dengan F-35

InterestingEngineering
Dari InterestingEngineering
29 November 2024 pukul 06.34 WIB
42 dibaca
Share
Angkatan Udara AS baru-baru ini melakukan uji coba yang sukses dengan pesawat tanpa awak eksperimental, XQ-58A Valkyrie, yang bekerja sama dengan jet tempur F-35. Uji coba ini menunjukkan kemajuan penting dalam strategi militer yang menggabungkan pesawat berawak dan tidak berawak. Valkyrie dapat melakukan misi berisiko tinggi seperti perang elektronik dan pengawasan, dan dapat dioperasikan secara mandiri atau dikendalikan oleh pilot F-35. Kerja sama ini meningkatkan kemampuan tempur dan fleksibilitas misi, serta memungkinkan pilot F-35 untuk fokus pada pengambilan keputusan strategis.
Selain itu, Korps Marinir AS juga menguji kemampuan Valkyrie bersama F-35, di mana Valkyrie berfungsi sebagai unit penginderaan yang memberikan data penting untuk penargetan ancaman. Dengan berbagi informasi melalui jaringan taktis, Valkyrie meningkatkan kesadaran situasional dan membantu mempercepat proses serangan. Integrasi ini menunjukkan pendekatan baru dalam perang modern, di mana pesawat generasi berikutnya dapat mengubah operasi taktis dan menjaga keunggulan strategis militer AS di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa itu XQ-58A Valkyrie?
A
XQ-58A Valkyrie adalah pesawat tak berawak eksperimental yang dirancang untuk misi berisiko tinggi.
Q
Bagaimana F-35A berkolaborasi dengan Valkyrie?
A
F-35A berkolaborasi dengan Valkyrie dalam pengujian untuk meningkatkan kemampuan tempur dan fleksibilitas misi.
Q
Apa keuntungan dari manned-unmanned teaming?
A
Keuntungan dari manned-unmanned teaming termasuk peningkatan kelangsungan hidup dan efektivitas misi.
Q
Siapa yang mengembangkan F-35A?
A
F-35A dikembangkan oleh Lockheed Martin, sebuah perusahaan pertahanan terkemuka.
Q
Apa peran US Marine Corps dalam pengujian Valkyrie?
A
US Marine Corps menguji Valkyrie untuk mendukung pesawat generasi kelima mereka dengan data penargetan ancaman.

Rangkuman Berita Serupa

Angkatan Udara AS membangun F-35A senilai Rp 1.32 triliun ($80 juta)  hanya dengan Rp 98.67 miliar ($6 juta)  dengan menggabungkan bagian dari dua pesawat yang jatuh.InterestingEngineering
Teknologi
2 bulan lalu
88 dibaca

Angkatan Udara AS membangun F-35A senilai Rp 1.32 triliun ($80 juta) hanya dengan Rp 98.67 miliar ($6 juta) dengan menggabungkan bagian dari dua pesawat yang jatuh.

F-35 mencetak sejarah: Penjatuhan ganda pertama kalinya bom panduan laser GBU-54 seberat 500 pon.InterestingEngineering
Teknologi
2 bulan lalu
130 dibaca

F-35 mencetak sejarah: Penjatuhan ganda pertama kalinya bom panduan laser GBU-54 seberat 500 pon.

Jet siluman paling canggih milik AS kini dapat berfungsi sebagai pusat komando untuk drone tempur.InterestingEngineering
Teknologi
3 bulan lalu
65 dibaca

Jet siluman paling canggih milik AS kini dapat berfungsi sebagai pusat komando untuk drone tempur.

Mengisi masa depan: Jet F-35 lepas landas dengan kompatibilitas bahan bakar sintetis 50%InterestingEngineering
Teknologi
3 bulan lalu
144 dibaca

Mengisi masa depan: Jet F-35 lepas landas dengan kompatibilitas bahan bakar sintetis 50%

Mengisi masa depan: Jet F-35 lepas landas dengan kompatibilitas bahan bakar sintetis 50%InterestingEngineering
Sains
3 bulan lalu
69 dibaca

Mengisi masa depan: Jet F-35 lepas landas dengan kompatibilitas bahan bakar sintetis 50%

China memperkenalkan drone 'Loyal Wingman' untuk jet tempur J-20 sebagai langkah untuk menghadapi Valkyrie milik AS.InterestingEngineering
Teknologi
4 bulan lalu
63 dibaca

China memperkenalkan drone 'Loyal Wingman' untuk jet tempur J-20 sebagai langkah untuk menghadapi Valkyrie milik AS.

Drone patroli generasi berikutnya masuk ke armada Angkatan Darat AS untuk menggantikan MQ-1 Predator yang sudah ada.InterestingEngineering
Teknologi
4 bulan lalu
160 dibaca

Drone patroli generasi berikutnya masuk ke armada Angkatan Darat AS untuk menggantikan MQ-1 Predator yang sudah ada.