Mengubah Cara Organisasi Belajar dengan AI untuk Keputusan Lebih Cepat
Courtesy of Forbes

Mengubah Cara Organisasi Belajar dengan AI untuk Keputusan Lebih Cepat

Mengajak organisasi untuk mengintegrasikan AI secara strategis ke dalam model operasional mereka agar dapat mempercepat pembelajaran organisasi dan pengambilan keputusan yang adaptif, bukan hanya menggunakan AI sebagai alat tunggal yang berdiri sendiri.

04 Des 2025, 04.22 WIB
191 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • AI harus dianggap sebagai fitur strategis dalam model operasional organisasi.
  • Organisasi perlu membangun umpan balik yang efektif untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan.
  • Penting untuk menjaga manusia dalam loop untuk memberikan konteks dan validasi pada wawasan yang dihasilkan oleh AI.
Artikel ini membahas bagaimana banyak organisasi masih melihat kecerdasan buatan (AI) hanya sebagai alat yang menggantikan tugas manusia, padahal potensi sebenarnya adalah membuat organisasi dapat belajar dan beradaptasi lebih cepat. Patrick Esposito, yang merupakan Presiden dan CTO di ACME General Corp, menjelaskan bahwa organisasi yang sukses adalah yang memperlakukan AI sebagai fitur strategis dalam model operasi mereka.
Ia memperkenalkan model empat lapis yaitu sensing (pengindraan), synthesis (penyusunan), decision (pengambilan keputusan), dan adaptation (adaptasi) yang menunjukkan bagaimana AI dan manusia bisa berkolaborasi dalam proses pembelajaran berkelanjutan. Organisasi seringkali mengalami masalah seperti kualitas data yang buruk, sistem yang terfragmentasi, dan bottleneck manusia yang menghambat pengambilan keputusan.
Esposito menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas data dengan mengajukan pertanyaan yang tepat dan menyederhanakan jalur feedback agar AI bisa memberikan insight yang lebih valid. Namun, hasil sintesis dari AI harus selalu dikontekstualisasikan oleh manusia untuk menghindari kesalahan dan memastikan keakuratan informasi sebelum bertindak.
Keputusan akhirnya tetap harus dibuat oleh manusia yang mempertimbangkan logika dan implikasi. Organisasi juga perlu menerapkan siklus belajar yang terus menerus agar hasil dari aksi dapat menjadi input baru sehingga terjadi perbaikan berkelanjutan dan bukan evaluasi sesaat saja.
Untuk mewujudkan ini, Esposito merekomendasikan lima langkah praktis bagi pemimpin organisasi yaitu audit data yang masuk, meningkatkan kualitas data, menghubungkan insight dengan aksi, melibatkan manusia dalam pemberian konteks terhadap output AI, dan membangun loop pembelajaran berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, AI dapat menjadi mitra strategis yang mempercepat pembelajaran dan adaptasi organisasi.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/12/03/a-four-step-approach-to-building-a-systemically-intelligent-enterprise/

Analisis Ahli

Andrew Ng
"AI harus diintegrasikan dalam ekosistem pembelajaran organisasi agar dampaknya maksimal dan bukan sekadar otomasi."
Fei-Fei Li
"Kolaborasi manusia dan mesin dengan loop umpan balik yang baik sangat penting untuk transformasi digital dan adaptasi bisnis."

Analisis Kami

"Banyak organisasi belum sepenuhnya memahami bahwa AI bukan sekadar alat otomatisasi, melainkan partner strategis untuk pembelajaran organisasi. Tanpa perubahan mendasar pada cara organisasi mengumpulkan, menyintesis, dan bertindak atas data, AI justru bisa menjadi beban yang memperlambat proses pengambilan keputusan."

Prediksi Kami

Organisasi yang tidak mengintegrasikan AI ke dalam proses pembelajaran mereka secara berkelanjutan akan tertinggal karena tidak mampu mengolah data menjadi aksi nyata, sementara yang berhasil mengadopsi model tersebut akan mencapai keunggulan adaptasi dan keputusan yang lebih cepat.